"Cinta adalah kebebasan. Seperti burung-burung yang terbang melintasi langit luas, meninggalkan musim-musim kecemasan. Cinta bukan tentang "bebas untuk" tetapi "bebas dari". Bebas dari rasa bersalah karena kegagalanmu membanggakan seseorang yang semestinya memang kau bahagiakan".(Fahd Djibran : 69-70)

Kutipan di atas sengaja kucantumkan di awal tulisan ini, sebagai daya tarik bagi para pembaca (syukur kalau masih ada yang mau membaca sih). Buku yang dibaca di toko buku favoritku, sebut saja Toga Mas di jalan Gejayan tepat perempatan lampu merah Condongcatur, Sleman - Yogyakarta.

Setiap akhir pekan, antara hari Sabtu atau Ahad, pasti kukunjungi tempat ini. Bahkan dua hari berturut-turut kadang dilakukan, jika buku yang dibaca belum kelar terselesaikan. Biasanya sekali duduk ada buku yang selesai dibaca. Ini salah satu target atau standar diri yang kubuat sendiri. Okelah kalau beli aku belum bisa, tapi untuk baca aku mampu, maka kemampuan ini yang kumanfaatkan sebaik mungkin.

Kenapa di Toga Mas, selain jaraknya agak dekat dengan asrama, tempat ini satu arah dengan jalan pulang. Selama sepekan minimal satu buku kulahap, jadi kadang ke TM kadang ke Gramedia. Sabtu ke TM hari Ahadnya duduk manis di Gramedia. Kadang merasa risih juga sih, takut pemilik tokonya marah. Tapi semua perasaan itu aku tepis, toh apa salahnya numpang membaca, buku yang dibuka juga tentu sudah terbuka bukan masih utuh ada plastiknya. Jadinya tidak melanggar peraturan.

Eh kok kemana-mana ya, bahasan kita kan tentang bukunya Fahd Djibran. Buku ini jelas ringan banget bahasanya, jangan takut kesulitan mencerna. Apalagi kalau sudah tahu siapa aslinya sang penulis ini, pasti super kagum deh. Aku juga tak sengaja mengenalnya dari nama bekennya sekarang, terus ditambah tips ilmu nulisnya yang kadang kutiru.

Intinya Aku baca buku ini, karena tahu siapa si penulisnya yang kini tenar dengan nama Fahd Pahdepie. Bukan karena mentang-mentang dulu sama-sama di tempat perantauan ya, terlalu luas dan keren tempat ini dideskripsikan.

Buku ini juga sangat unik, setiap akhir catatan dijadikan sebagai judul baru. Nah, bagi yang tidak mengamati dengan baik pasti tidak akan ngeh deh, Aku juga baru sadar setelah beberapa judul dihatamkan. Ini jelas bagiku jadi teknik baru untuk mengasah kemampuan. Kalau tidak salah, ini buku perdananya Fahd, jadi ya wajar banget jika buku ini jadi pegangan untuk penulis pemula (dari segi tekniknya ya).

Terus kerennya juga, ada beberapa pengetahuan baru yang kuperoleh. Misalnya tentang teori cinta (seperti tercantum di atas) dan terkait mimpi. Di balik mimpi yang terkesan sepele, ternyata ada istilah REM (Rapid Eye Movement). Lalu ada Lucid Dream yaitu posisi dimana kita menyadari bahwa diri kita sedang mimpi.

Pokoknya bukunya cukup recomended banget buat dibaca. Selain itu Fahd juga berbagi "tips" bagaimana menjalani hidup ini agar dapat dilalui dengan penuh kebahagiaan bersam orang-orang yang kita cintai.

----
Analisisku! Dari buku ini, aku mengerti...
Tema tiap judul, diambil dari kata terakhir judul sebelumnya. Jadi, si penulis menjabarkan atau menjadikan qlue untuk dikembangkan.
----

--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme