Ini adalah catatan dan sekaligus pengalaman yang pernah saya rasakan. Untuk tempat dan daerah mana yang saya maksudkan, sengaja dirahasiakan. Tujuannya ialah untuk menjaga dan melindungi "image" dari nama tempat tersebut. Tetapi yang jelas ini adalah kritikan dan sekaligus masukan bagi kita bersama selaku muslim.

Sore itu waktu menunjukan pukul 18.00. Posisi ku berada di sebuah mall, sebut saja di kota A. Ketika itu gemuruh suara adzan berkumandang, tanda panggilan untuk menunaikan sholat bagi mereka yang beragama islam. Karena waktu itu posisiku berada di mall, maka yang pertama kali ku cari adalah karyawan yang ada di mall.

Tujuannya adalah untuk menanyakan keberadaan mushola/tempat sholat. Setelah mencari, akhirnya aku dapati karyawati yang sedang berjaga. “permisi mbak.. numpang tanya ya… kalau boleh tahu mushola nya dimana ya???” tanyaku kepada karyawati tersebut.

Alangkah kaget dan tercengang..  ketika jawaban yang ku terima dari karyawati tersebut seperti ini “waduh mas gak ada mushola di sini, mungkin di luar ada..” tegasnya.

Sambil geleng-geleng kepala dan seolah tak percaya, dalam hatiku bergumam, "Kok bisa tempat segede itu tidak ada mushola?? apakah semua karyawan/ti tak pernah sholat... atau jangan-jangan mereka semuanya non muslim??

Pada waktu itu yang ada di dalam pikiranku adalah bagaimana menunaikan kewajiban sebagai hamba. Aku tidak mempedulikan kesibukan mereka yang ada di mall. Tapi yang masih terngiang dalam pikiranku saat itu ialah "orang-orang yang ada di tempat ini sholatnya dimana? padahal tempat sebesar dan seramai ini tidak ada tempat shalat..."

Kalau kita bermain logika, kita bisa membandingkan. Mungkin hanya beberapa persen saja orang yang sholat dibandingkan dengan orang yang tidak menunaikan sholat. Jika benar demikian, sungguh miris dan amat disayangkan, padahal indonesia terkenal dengan pemeluk islam terbesar dunia, namun semuanya hanya di KTP.

Jika jumlah ini kita akumulasikan, dijumlahkan dengan seluruh penduduk yang ada di indonesia, berarti bisa ditentukan jumlahnya berapa banyak, dan bisa dipastikan lebih banyak yang tidak sholat daripada orang yang menunaikan sholat. Padahal sudah jelas dalil dan keutamaan dari ibadah yang satu ini.

Amat disayangkan, jika kehidupan ini hanya diorientasikan kepada kebutuhan duniawi semata. Padahal hidup itu tak hanya di alam ini, melainkan ada kehidupan setelah kematian. di sinilah penentuan kita masing-masing, apakah kita manusia yang baik [taat] ataukah manusia yang jahat [lalai/ingkar/tidak taat perintah tuhan].

Pantas saja alam ini terasa begitu panas dan gersang, Ternyata manusia lah salah satu penyebabnya kegersangan tersebut. Ternyata banyak orang yang jahat [lalai/ingkar/tidak taat] daripada orang yang baik [taat]. Sehingga yang muncul ialah aura setan dan membuat panas. Lain halnya jika banyak manusia yang taat, maka yang ada dan yang dirasakan adalah kenyamanan, kedamaian dan kesejukan.

Yuk kita coba introspeksi diri dan sekeliling kita. Fasilitas-fasilitas keagamaan terutama bagi penganut agama yang mayoritas seharusnya lebih mudah untuk dijumpai. Apalagi di tempat-tempat yang ramai dan banyak orang yang berkumpul. Padahal kalau kita perhatikan, jaman dahulu masjid itu dibangun dekat dengan alun-alun. Tujuannya orang yang berkumpul di alun-alun kalau memasuki waktu shalat bisa menunaikan shalat di sana.

Kalau tata letak bangunan dahulu bisa berpikir sampai ke sana, kenapa di jaman sekarang sering dikesampingkan. Bila perlu jangan beri izin pembangunan mall-mall yang tidak memiliki masjid di dalamnya. Sebab, bagi umat muslim, menunaikan shalat merupakan kewajiban dan kebutuhan, tak peduli sedang bepergian atau sakit sekalipun.

Jika meninggalkan shalat berarti ancaman Allah berlaku. Semoga kita diberikan kekuatan untuk terus menjaga shalat kita. Boleh jadi kesulitan dan bencana yang kita terima disebabkan karena kita sering meninggalkannya. Seorang kyai dalam pengajiannya berpesan "Agama itu mudah tetapi jangan diremehkan.. Shalat itu mudah jangan sampai kita meremhekan dan meninggalkannya.... "

Boleh jadi selama ini doa-doa kita tidak dikabulkan oleh Allah, disebabkan karena kita meremehkan shalat. Mengakhirkan, menunda-nunda dan naudzubilah jika sampai meninggalkannya. Berapa kali dan berapa banyak kita melakukan ini? berarti berapa kali juga Allah pending doa-doa kita.

Inikah balas budi kita terhadap Rasulullah yang sudah memperoleh sebagai hadiah istimewa. Bahkan Rasulullah sendiri yang datang dan menghadap kepada Allah untuk mengambilnya. Yuk kita renungi kembali nilai-nilai dan tujuan dari ibadah shalat ini, dan jangan sampai melalaikannya. Ini adalah kritika untuk diri sendiri dan bagi pembaca yang budiman.

Semoga bermanfaat. []

Benda yang satu ini sederhana, sering dijual di toko bangunan, bahkan di pinggir jalan. Tetapi sadar atau pun tidak, benda ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita. Bayangkan, bagaimana rasanya jika hidup ini tidak ada cermin. Tentu terasa ada yang hilang. Bahkan bagi sebagian perempuan, keberadaan cermin itu tidak bisa ditinggalkan, kemana-mana biasanya cermin itu selalu menyertai mereka.

Misalnya saja, untuk membetulkan kerudung yang kurang pas mereka (perempuan) tak segan untuk izin ke kamar kecil. Padahal tujuannya hanya untuk membetulkan kerudungnya. Bagi sebagian wanita yang senang dandan tentu cermin kecil selalu menemani kemana pun mereka pergi.

Ketika make-upnya dirasa sudah luntur, alisnya mulai lurus dan lain-lain, tak segan mereka mengeluarkan cermin kecil dari dalam tas mungilnya. Tak jauh berbeda juga dengan laki-laki yang senang dengan fashion. Tetapi laki-laki biasanya menggunakan cermin cukup di rumah saja.

Inilah sekelumit tentang cermin, yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari dan tak bisa dipisahkan dari hidup kita. Apa jadinya jika hidup ini tidak ada cermin, tentu rasanya ada sesuatu yang hilang. Penulis sempat merasakan pengalaman yang luar biasa dan ini cukup sulit. Selama sepuluh hari, tidak pernah bercermin dan rasanya ada sesuatu yang hilang.

Ada rasa rindu dan kangen dengan wajah ini. Bagaimana bentuknya dan perubahan apa saja yang sudah terjadi selama ini, dan rasa keingintahuan yang luar biasa. Ternyata, setelah menemukan cermin perasaan kaget pun muncul. Wajah ini mengelupas seperti kulit ular. Setelah dicek ternyata ada faktor air dan iklim yang menyebabkan ini semua. Maklum, karena waktu itu tinggal di daerah pegunungan.

Cermin Diri
Itulah pentingnya cermin. Selain untuk mengetahui perubahan bentuk wajah dari luar serta dari dalam tubuh itu sendiri. Entah itu dari kumis, janggut dan lain sebagainya. Rasulullah selalu mengajarkan kepada umatnya agar merawat diri, salah satunya ilah mencukur rambut, kumis dan lain-lain.

Bayangkan jika pekerjaan yang satu ini tidak dibantu dengan cermin. Tentu harus menggunakan jasa orang lain, dan bayangkan jika pengerjaan yang sederhana ini harus dilakukan oleh dua orang. Dengan adanya cermin, pengerjaan nya bisa lebih mudah dan ringan.

Selain cermin yang penulis maksud adalah cermin yang bermakna  hakiki (hakikat), yaitu cermin yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga cermin yang bermakna majazi (majas). Cermin penulis maksud adalah cermin diri. Cermin ini sering diartikan sebagai introspeksi diri (bercermin ke diri sendiri, setelah melihat/membandingkan ke orang lain yang lebih baik).

Tujuannya ialah membandingkan diri dengan orang lain, apakah yang kita lakukan itu sudah seperti mereka ataukah belum (dalam hal ini terkait kebaikan). Sehingga dengan adanya cermin diri ini, memacu seseorang untuk menjadi lebih baik lagi. Sebagai mana perintah Rasulullah untuk memiliki prinsip, “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini…

Bercerminlah !
Perintah bercermin ini tentunya harus kita tanamkan dalam diri. Sebab tanpa cermin inilah kita tidak mungkin bisa membandingkan semuanya. Bahkan kita bisa dibuat lupa untuk bercermin, sehingga melahirkan pribadi-pribadi yang sombong, angkuh, congkak dan lupa diri. Inilah sebabnya perintah bercermin harus kita galakan.

Bercermin tidak asal bercermin, tetapi harus betul-betul kepada orang yang baik. Sebab jika bercermin kepada orang yang salah bisa menyebabkan salah jalan. Misalnya seorang tetangga yang selalu bercermin kepada tetangganya yang hidup mewah, sedangkan penghasilannya pas-pasan.

Kalau hal ini dipaksakan bisa bermasalah dan akhirnya menimbulkan masalah yang luar biasa. Untuk itu, bercermin itu harus bisa menempatkan diri, kepada siapa dan kapan. Dalam hal-hal kebaikan tentu kita sangat dianjurkan untuk iri, tetapi dalam hal keduniaan agama melarang keras.

Mari bersama-sama kita bercermin, tentunya dengan menggunakan cermin yang baik. Jika selama ini cermin yang kita gunakan itu belum baik, mari mulai detik ini juga diubah dan perlahan untuk meninggalkannya. Semoga kita diberikan kemudahan dan kekuatan oleh Allah swt untuk selalu berada dijalan yang lurus, wa ihdinsshiratha al-mustaqiim. [Zah/]

di pertapaan jiwa
Padepokan Kawah Condrodimuko

Belajar dari film The Legend Of Hercules dan Robocop merupakan pelajaran yang teristimewa. Sebab dari dua film ini banyak sekali peran moral yang bisa kita ambil dan dijadikan pegangan dalam hidup. Misalnya saja, ketik raja yang lalim dan sewenang-wenang, itu boleh ditentang bahkan dilawan. Inilah yang ditunjukkan oleh Hercules.

Tak hanya itu, ketika Hercules itu lahir, sang raja mengatakan bahwa ia (Hercules) tidak boleh disamakan dengan kakaknya yang konon akan menjadi sang raja kelak. Hercules sendiri memang bukan anak kandung Sang Raja, tetapi ia adalah anak dewa yang dititipkan kepada istri raja sebagai kutukan untuk mengakhiri kelaliman atas kekuasaannya.

Selain seputar kekuasaan dan peperangan, tetapi di film ini ditampilkan tentang sisi romantis dan percintaan. Bagaimana Hercules mencintai seorang perempuan dan mereka memiliki kesamaan, sehingga keduanya tak bisa dipisahkan. Tapi lagi-lagi sang raja itu malah akan menikahkan anaknya (kakak hercules) dengan perempuan yang dicintai oleh Hercules.

Karena Raja tahu Hercules akan melawannya, maka Raja sengaja memberikan tugas kepadanya untuk memimpin pasukan perang ke Mesir. Sebelum berangkat Hercules meyakinkan wanitanya untuk menunggu dan ia memastikan bahwa pasti akan kembali. Meski Hercules hampir saja mati, di medan perang, tetapi berkat kecerdikannya, akhirnya ia bisa kembali.

Kala itu ketika sang wanita akan dipersunting oleh sang kakak, si wanita ini dengan lantang berkata : "Kunyatakan padamu aku mencintai orang lain. Dialah alasan aku bangun di pagi hari dan menjalani hari. Jika kau melukai wajahnya dengan parah hingga tak ku kenali, aku akan tetap mencintainya..." diam dan Berbalik badan.

"Jika lidahnya dipotong dan aku tidak mendengar suaranya, akupun akan tetap mencintainya. Dan jika kau membuatnya tinggal kenangan, bahkan cintaku akan tetap abadi selamanya. Itulah yang harus kau camkan. " Tegasnya.

Atau pesan moral yang lain, semisal bagaimana mempertahankan orang yang kita cintai untuk tetap bisa hidup dan bersama di tengah-tengah kita. Inilah sedikit gambaran pesan-pesan moral yang bisa kita ambil dari dua film ini. Masih banyak pesan-pesan lain yang bisa kita ambil, tentunya ini hanya dalam perspektif saya, entah jika menurut perspektif penonton film yang lain.

Dua film tak tanggung-tanggung saya tonton sekaligus. Setelah menonton The Legend Of Hercules, barulah saya nonton Robocop. Di film ini bagaimana sang polisi mengungkap kasus kejahatan yang sebetulnya sudah masuk dan bekerjasama dengan kepolisian itu sendiri.

Ketika rencana itu hendak berlangsung, rupanya sudah ada yang membocorkan, dan itu dari pihak kepolisian itu sendiri. Akhirnya sang mafia itu mengirimkan anak buahnya untuk membereskan polisi tersebut. Bom itu diletakan di mobil, ketika tiba di rumah dan mobil itu menyala.

Ketika alarm itu tak mau dimatikan dari dalam rumah, maka sang pemilik mencoba mematikan dari dekat. Begitu mendekat maka bom itu pun meledak dan polisi tersebut langsung terpental dan terluka parah.

Karena kebetulan ada salah satu perusahaan yang sedang menciptakan mesin robot dan ditentang oleh masyarakat, karena robot tidak punya hati seperti manusia. Akhirnya sang pemilik mencoba mencari terobosan baru. Bagaimana menggabungkan antara robot dengan manusia.

Melihat kondisi ini maka perusahaan mencoba menghubungi sang istri dan menyampaikan bahwa kemungkinan untuk hidup suaminya sangat tipis, karena kerangka tubuhnya sudah rusak. Ditawarkan lah rancangan robot tersebut dan akhirnya disetujui dengan beberapa persyaratan. Hingga pada akhirnya terjadi penyalahgunaan. Untung saja sang profesor dan sekaligus dokter yang merawatberpihak kepadanya.

Selamat menonton..[]
Kawah Condrodimuko 21:46

Bagi penikmat film, silakan coba disimak film yang satu ini. Bagi saya pribadi film ini keren abis, meskipun terkesan bisa seperti film-film luar yang berhubungan dengan FBI, CAI atau pasukan intelejen lainnya.

Adegan-adegan yang cukup mendebarkan dan trik-trik yang begitu indah disajikan bagi anda yang menikmati alur ceritanya. Jack Riyan yang diperankan oleh Chris Pine bermain sangat bagus dan luar biasa menggoda.

Film ini diawali dengan Jack Ryan yang diamati oleh Kevin Coster semasa kuliahnya. Setelah itu, ia didanai untuk melanjutkan studinya dengan catatan menjadi mata-mata CAI.

Karena sangat rahasia, maka ia pun harus menjaganya. Tak ada seorangpun yang tahu tentang hal itu. Sehingga sang pacar pun tak ia beri tahu. Mungkin inilah kenapa alasan film ini diberi judul dengan Shadow Recruit.

Dari sini semuanya dimulai. Ketika Jack Ryan mengaudit penjualan kurs dolar, ada salah satu perusahaan yang memanfaatkannya.

Akhirnya ia dan tim mencoba mencari tahu perusahaan yang terletak di Rusia tersebut. Awalnya tidak berhasil, tetapi setelah menggunakan kelemahan sang pemilik perusahaan Jack pun mencoba menerobos masuk dan mengambil datanya. Sayang ia harus susah payah ketika mengambilnya. Sehingga setelah data itu didapatkan sang pacar diculik sekelompok orang.

Dengan mobil Jack berusaha mengejar. Detik-detik yang menegangkan ketika sang pacar akan disiksa di dalam mobil, Jack pun datang dan langsung memukul mobil penjahat dengan besi yang di tangannya. Seketika itu juga ia pun lari dan membawanya pacarnya meninggalkan tempat kejadian dan kembali ke negara asalnya.

Film yang asyik dan keren ini wajib anda tonton. Inilah sedikit informasi terkait Film Shadow Recruit. Selamat membaca dan jangan lupa untuk nonton filmnya. Silakan cari atau download sendiri hehehehe...

Film ini sudah tidak diputar di bioskop lagi, sehingga silakan anda cari sendiri film tersebut di tempat-tempat penyewaan film atau di warnet yang khusus menyediakan film-film. Entah dari film yang jadul hingga film yang terbaru.





Timbul niat dalam kalbumu.
Terbang hujan, ungkai badai
Terendam karam
Runtuh ripuk tamanmu rampak.

Manusia kecil lintang pukang
Lari terbang jatuh duduk
Air naik tetap terus
Tumbang bungkar pokok purba .

Terika riuh redam terbelam
Dalam gagap gempita guruh
Kilau kilat membelah gelap
Lidah api menjulang tinggi .

Terapung naik Jung bertudung
Tempat berteduh nuh kekasihmu
Bebas lepas lelang lapang
Di tengah gelisah, swara sentosa .

Bersemayam sempana di jemala gembala
Juriat julita bapaku iberahim
Keturunan intan dua cahaya
Pancaran putera berlainan bunda.

Kini kami bertikai pangkai
Di antara dua, mana mutiara
Jauhari ahli lalai menilai
Lengah langsung melewat abad .

Aduh kekasihku,,
padaku semua tiada berguna
Hanya satu kutunggu hasrat
Merasa dikau dekat rapat
Serupa musa di puncak tursina.

Amir Hamzah




Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang

Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas

Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengorak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak

Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Mencecap hidup bertentu tuju

- Amir Hamzah -



Sawang

Jika hendak engkau menjeling sawang
Ingat-ingat akan ujung karang
Jabat kemudi jangan kau mamang
Supaya betul ke bandar datang

Anak mu`allim tahu akan jalan
Da’im berlayar di laut nyaman
Markabmu tiada berpapan
Olehnya itu tiada berlawan

Hamzah Fansuri







Datanglah engkau wahai maut
Lepaskan aku dan nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Di waktu ini gelap gulita.

Kicau murai tiada merdu
Pada beta bujang Melayu
Himbau pungguk tiada merindu
Dalam telingaku seperti dahulu.

Tuan aduhai mega berarak
Yang melipud dewangga raya
Berhentilah tuan di atas teratak
Anak Langkat musyafir lata.

Sesa’at sekejap mata beta berpesan
Padamu tuan aduhai awan
Arah manatah tuan berjalan
Di negeri manatah tuan bertahan?

Sampaikan rinduku pada adinda
Bisikkan rayuanku pada juita
Liputi lututnya muda kencana
Serupa beta memeluk dia.

Ibu, konon jauh tanah Selindung
Tempat gadis duduk berjuntai
Bonda hajat hati memeluk gunung
apatah daya tangan ta’ sampai.

Elang, Rajawali burung angkasa
Turunlah tuan barang sementara
Beta bertanya sepatah kata
Adakah tuan melihat adinda?

Mega telahku sapa
Margasatwa telahku tanya
Maut telahku puja
Tetapi adinda manatah dia !

Amir Hamzah




Lemak manis terlalu nyaman
Oleh nafsumu engkau tertawan
Sakarat al-mawt sukarnya jalan
Lenyap di sana berkawan-kawan

Hidup dalam dunia upama dagang
Datang musim kita ’kan pulang
La tasta’khiruna sa’atan lagi kan datang
Mencari ma`rifat Allah jangan alang-alang


Seperti Dagang

Kita di dunia hendaklah jaga
Inilah negeri tempat bernaga
Carilah dagangan yang banyak harga
Barang yang laku di negeri surga

Seperti dagang kita di dunia
Berutang piutang miskin dan kaya
Tatkala di akhirat negeri yang mulia
Di sanalah tempat menerima dia




Tidak mengherankan jika dunia laut dan pelayaran sangat akrab bagi Hamzah Fansuri dan karenanya tidak mengherankan pula apabila tamsil-tamsil berkenaan dengan laut dan dunia pelayaran sangat dominan dalam syair-syairnya. Begitu juga penggunaan tamsil ’dagang’ dan ’anak dagang’.

Namun tamsil laut yang digunakan penyair dalam syair-syairnya, sebagaimana juga tamsil-tamsil kosmologis atau kealaman yang lain, digunakan bukan semata-mata untuk menggambarkan ramainya dunia pelayaran dan sekadar menggambarkan luasnya laut yang mengelilingi kepaulauan Nusantara. 

Tetapi juga sebagai perumpamaan bahwa hidup manusia ibarat perahu yang melakukan pelayaran jauh menuju bandar tauhid. Selain itu tamsil laut juga digunakan untuk menggambarkan ajaran ontologi sufi mengenai tatanan wujud dan penciptaan alam semesta.

Tamsil laut dalam syair-syair Hamzah Fansuri dapat dikelompokkan menjadi tiga, berdasarkan motif pemakaiannya.

Pertama, tamsil laut digunakan untuk menggambarkan perjalanan seorang ahli makrifat menuju Yang Satu. Untuk maksud ini digunakan tamsil-tamsil berkenaan dunia pelayaran atau alam di atas permukaan laun seperti perahu, geladak kapal atau markab, ombak garang, batu karang, bandar tauhid dan lain-lain.

Susunan ajaran agama yang terdiri dari syariat, tariqat, haqiqat dan makrifat diberi tamsil bagian-bagian atau isi kapal seperti lunas, papan, muatan dan laba yang diperoleh apabila muatan berhasil dibawa berlayar menuju bandar tujuan. Tamsil kayu dan perahu juga digunakan untuk memberi kias terhadap ’diri jasmani’ manusia yang oleh jiwanya dibawa berlayar menuju ’diri ruhani’nya. Contoh yang paling indah ialah syair berikut:

Jika hendak engkau menjeling sawang
Ingat-ingat akan ujung karang
Jabat kemudi jangan kau mamang
Supaya betul ke bandar datang


Anak mu`allim tahu akan jalan

Da’im berlayar di laut nyaman
Markabmu tiada berpapan
Olehnya itu tiada berlawan

(Ik. XVIII MS, Jak. Mal. 83)

Kedua, tamsil laut digunakan untuk menggambarkan kewujudan dunia sebagai pertemuan dua lautan (bahrayn), yaitu lautan ada dan tiada, lautan wujud dan ketidakwujudan.

Ketiga, tamsil laut (bahr) digunakan untuk memaparkan ajaran metafisika sufi, khususnya tentang tatanan wujud dan kenyataan secara simbolik, yang dari atas ke bawah terdiri dari: alam hahut (alam ke-Dia-an, ketika Tuhan masih merupakan Dzat Tunggal yang tidak dikenal), alam lahut (alam ketuhanan, ketika Dia turun ke alam penciptaan, menciptakan alam semesta dan makhluq-makhluq di dalamnya, dan Dia dikenal sebagai Allah), alam jabarut (alam keruhanian), alam malakut (alam kejiwaan) dan alam nasut(alam jasmani).Laut merupakan tamsil bagi keesaan Wujud Tuhan, ketakterhinggaan pengetatahuan dan kemutlakan Dzat-Nya yang maha tinggi.

Perumpamaan atau penamsilan Dzat Tuhan dengan lautan dan manifestasi ilmu-Nya dengan ombak ini dapat dipahami apabila kita merujuk kepada ajaran ontologi sufi tentang tatanan wujud, sebagaimana dikemukakan oleh Ibn `Arabi dan Hamzah Fansuri.

Dalam bab V kitabnya Syarab al-`Asyiqin Hamzah Fansuri menerangkan tahapan-tahapan tajalli, yaitu pemaujudan ilmu-Nya dari alam gaib (alam lahut) menjadi kenyataan di alam penampakan (alam nasut).

Dalam konsepnya itu Hamzah Fansruri menjelaskan bahwa sebelum dunia ini dicipta Dzat Tuhan merupakan sesuatu yang tidak dikenal, yang disebutnya sebagai la ta`ayyun, artinya tidak nyata, tidak maujud dalam dunia penampakan.

Tetapi begitu penciptaan bermula, maka Tuhan mulai ber-ta`ayyun, menyatakan Diri-Nya melalui perantaraan penciptaan makhluq-makhluq yang tidak lain merupakan manifestasi dari perbendaharaan ilmu-Nya yang tersembunyi. Pada tapan ini Tuhan mulai dikenal sebagai Pencipta.

Ta’ayyun dibagi ke dalam empat 

Pertama, Ta`ayyun awwal. Kenyataan Tuhan dalam peringkat awal, yang keberadaan-Nya mengandung empat aspek ontologis: ’Ilm (Pengetahuan), Wujud (Ada), Syuhud (Melihat, Menyaksikan) dan Nur (Cahaya). Dengan adanya pengetahuan maka Tuhan itu Maha Mengetahui (`Alim) dan menjadi Yang Diketahui (Ma`lum).

Karena dia adalah Wujud mutlak maka dengan sendirinya Dia adalah Yang Mengada, Maujud, Yang Mengadakan dan Yang Ada. Karena Dia adalah Cahaya (di atas segala cahaya, al-Qur’an) maka Dia dengan sendiri-Nya adalah Yang Menerangkan (dengan Cahaya-Nya), Yang Diteangkan oleh Cahaya-Nya dan karenanya Dia pula yang memberi petunjuk.

Kedua, ta`ayyun tsani, tahap penampakan ilmu-Nya yang kedua, disebut juga sebagaita`ayyun ma`lum. Pada tahapan ini Ilmu-Nya mulai menyatakan diri dalam bentuk yang diketahui (ma`lum), yaitu sebagai esensi segala sesuatu (a`yan tsabitah), hakikat segala sesuatu (al-haqiqat al-ashya’), bentuk yang dikenal (suwari al-`ilmiah) dan sebagai ruh yang terpaut pada ada-Nya (ruh idafi). Dalam bentuk ruh manusia disebut al-haqiqat al-muhammadiyah (hakikat yang terpuji) dan nur muhammad (cahaya yang terpuji).

Ketiga, ta`ayyun tsalits, manifestasi ilmu Tuhan dalam tahapan ini ialah ruh manusia dan makhluq-makhluq.

Keempat, ta`ayyun rabi` dan khamis. Menifestasi ilmu Tuhan pada tahapan ini, mahluk-mahluk diciptakan dalam bentuk jasmani. Penciptaan tidak berkesudahan dan tidak berhingga. Menurut Hamzah Fansuri sebagai Dzat Maha Tinggi yang ilmu-Nya luas tidak terhingga, Tuhan meliputi segala sesuatu dengan ilmu dan penglihatan-Nya.

Dari syair ini dapat dicatat

Pertama, puisi merupakan jalan berpindah ke alam ketuhanan atau transendental.Tujuan penyair ialah memandang yang gaib (musyahadah) melalui jalan tauhid dan makrifat. Dengan demikian puisi dapat dikatakan sebagai sarana transendensi atau pembebasan jiwa dari kungkungan alam kebendaan (tajarrud).

Kedua, puisi yang indah doitulis setelah penyair melakukan penyucian diri, yaitu membetulkan iktiqad.

Ketiga, puisi juga merupakan perluasan zikir terhadap Allah (zikr Allah), yang dengan cara demikian seseorang mencapai musyahadah.Makrifat dan pencerahan kalbu adalah bentuk pengalaman estetis yang tinggi, yang hanya dapat dicapai melalu jalan zikr Allah.

Keempat, penyair juga menyatakan bahwa keindahan wajah Tuhan dan hakikat Tauhid hanya bisa diaksikan di ’medan yang qadim’, yaitu di alam metafisik atau ketuhanan.

Medan yang qadim dalam jiwa manusia mengambil tempat dalam kalbu. Para sufi menyatakan bahwa kalbu merupakan rahasia Tuhan (sirr Allah) dalam arti dalam kalbulah manusia bisa berdialog dengan Yang Maha Gaib. Itulah sebabnya dalam proses penyucian diri, kalbu mesti dikosongkan dari yang selain Tuhan.

Kelima, penyair mengharap pembaca menjadikan puisi sebagai tangga naik menuju hakikat dirinya yang sejati. Perjalanan ruhani seorang ahli suluk di sini diamsilkan sebagai pelayaran perahu dan perlengkapannya, sedangkan perahu alam tamsil tubuh manusia yang dibekali perlengkapan ruhani.

Syair Amir Hamzah

Bukan hanya sajak Hamzah Fansuri saja, tetapi sajak-sajak Amir  Hamzah  bukan  sajak percintaan  biasa. Kepenyairannya mempunyai  pertalian  dengan tradisi sastra Sufi di Alam Melayu Nusantara. Kepenyairannya   jelas  revelan  bagi   kita   sekarang. Terutama    apabila   kita   kaitkan   dengan berkembangnya kecenderungan akan sastra keagamaan yang berakar dalam tradisi sastra  Melayu Nusantara. 

Amir Hamzah  memberi  teladan  yang benar.  Dia  telah berhasil menunjukkan  bahwa  sastra  Melayu berkembang  pada  zaman  keemasannya  karena  didasarkan  pada sistem  sastra  yang universal. Sistem tersebut  tidak  hanya berkaitan dengan masalah estetik sastra atau seni, tetapi juga berhubungan erat pandangan  dunia  (worldview)  yang   juga  mendasari  perkembangan  bahasa,  pemikiran intelektual dan kebudayaan Melayu Nusantara secara keseluruhan.

Persoalannya bagi  penulis-penulis  sekarang ini ialah bagaimana  menggali lebih   jauh   sistem   sastra   yang universal   itu   dan mentransformasikan  ke  dalam iklim kehidupan Alaf  ke-3  yang penuh dengan tantangan.



Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme