Benda yang satu ini sederhana, sering dijual di toko bangunan, bahkan di pinggir jalan. Tetapi sadar atau pun tidak, benda ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita. Bayangkan, bagaimana rasanya jika hidup ini tidak ada cermin. Tentu terasa ada yang hilang. Bahkan bagi sebagian perempuan, keberadaan cermin itu tidak bisa ditinggalkan, kemana-mana biasanya cermin itu selalu menyertai mereka.

Misalnya saja, untuk membetulkan kerudung yang kurang pas mereka (perempuan) tak segan untuk izin ke kamar kecil. Padahal tujuannya hanya untuk membetulkan kerudungnya. Bagi sebagian wanita yang senang dandan tentu cermin kecil selalu menemani kemana pun mereka pergi.

Ketika make-upnya dirasa sudah luntur, alisnya mulai lurus dan lain-lain, tak segan mereka mengeluarkan cermin kecil dari dalam tas mungilnya. Tak jauh berbeda juga dengan laki-laki yang senang dengan fashion. Tetapi laki-laki biasanya menggunakan cermin cukup di rumah saja.

Inilah sekelumit tentang cermin, yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari dan tak bisa dipisahkan dari hidup kita. Apa jadinya jika hidup ini tidak ada cermin, tentu rasanya ada sesuatu yang hilang. Penulis sempat merasakan pengalaman yang luar biasa dan ini cukup sulit. Selama sepuluh hari, tidak pernah bercermin dan rasanya ada sesuatu yang hilang.

Ada rasa rindu dan kangen dengan wajah ini. Bagaimana bentuknya dan perubahan apa saja yang sudah terjadi selama ini, dan rasa keingintahuan yang luar biasa. Ternyata, setelah menemukan cermin perasaan kaget pun muncul. Wajah ini mengelupas seperti kulit ular. Setelah dicek ternyata ada faktor air dan iklim yang menyebabkan ini semua. Maklum, karena waktu itu tinggal di daerah pegunungan.

Cermin Diri
Itulah pentingnya cermin. Selain untuk mengetahui perubahan bentuk wajah dari luar serta dari dalam tubuh itu sendiri. Entah itu dari kumis, janggut dan lain sebagainya. Rasulullah selalu mengajarkan kepada umatnya agar merawat diri, salah satunya ilah mencukur rambut, kumis dan lain-lain.

Bayangkan jika pekerjaan yang satu ini tidak dibantu dengan cermin. Tentu harus menggunakan jasa orang lain, dan bayangkan jika pengerjaan yang sederhana ini harus dilakukan oleh dua orang. Dengan adanya cermin, pengerjaan nya bisa lebih mudah dan ringan.

Selain cermin yang penulis maksud adalah cermin yang bermakna  hakiki (hakikat), yaitu cermin yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga cermin yang bermakna majazi (majas). Cermin penulis maksud adalah cermin diri. Cermin ini sering diartikan sebagai introspeksi diri (bercermin ke diri sendiri, setelah melihat/membandingkan ke orang lain yang lebih baik).

Tujuannya ialah membandingkan diri dengan orang lain, apakah yang kita lakukan itu sudah seperti mereka ataukah belum (dalam hal ini terkait kebaikan). Sehingga dengan adanya cermin diri ini, memacu seseorang untuk menjadi lebih baik lagi. Sebagai mana perintah Rasulullah untuk memiliki prinsip, “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini…

Bercerminlah !
Perintah bercermin ini tentunya harus kita tanamkan dalam diri. Sebab tanpa cermin inilah kita tidak mungkin bisa membandingkan semuanya. Bahkan kita bisa dibuat lupa untuk bercermin, sehingga melahirkan pribadi-pribadi yang sombong, angkuh, congkak dan lupa diri. Inilah sebabnya perintah bercermin harus kita galakan.

Bercermin tidak asal bercermin, tetapi harus betul-betul kepada orang yang baik. Sebab jika bercermin kepada orang yang salah bisa menyebabkan salah jalan. Misalnya seorang tetangga yang selalu bercermin kepada tetangganya yang hidup mewah, sedangkan penghasilannya pas-pasan.

Kalau hal ini dipaksakan bisa bermasalah dan akhirnya menimbulkan masalah yang luar biasa. Untuk itu, bercermin itu harus bisa menempatkan diri, kepada siapa dan kapan. Dalam hal-hal kebaikan tentu kita sangat dianjurkan untuk iri, tetapi dalam hal keduniaan agama melarang keras.

Mari bersama-sama kita bercermin, tentunya dengan menggunakan cermin yang baik. Jika selama ini cermin yang kita gunakan itu belum baik, mari mulai detik ini juga diubah dan perlahan untuk meninggalkannya. Semoga kita diberikan kemudahan dan kekuatan oleh Allah swt untuk selalu berada dijalan yang lurus, wa ihdinsshiratha al-mustaqiim. [Zah/]

di pertapaan jiwa
Padepokan Kawah Condrodimuko

--------------------

2 komentar:

  1. bagussss kak :)
    yuk ngacaa! *cermin mana cermin

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheheheh.. terima kasih nis. :)
      Iyah ngaca. Ngaca itu penting... ini cerminnya. Kalo gak ada cari di toko bangunan....

      Hapus

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme