Seorang sufi, Abu Ishaq al-Syairazi, suatu hari, hadir di sebuah masjid untuk turut serta menyantap hidangan, sebagai bagian dari tradisi yang berkembang di masyarakat kala itu. Usai menyantap makanan, iapun undur diri pulang ke rumah. Tanpa sadar, ia telah meninggalkan dinarnya di masjid.

Di tengah perjalanan pu­lang, ia teringat di­narnya yang tidak lagi berada di kantongnya. Iapun me­mutar arah balik lagi ke masjid untuk mencarinya. Di ma­sjid, ia melihat dinar yang tergeletak di atas lantai, tepat di bekas tempat duduknya. Ke­t­ika hendak memungutnya, tiba-tiba ia mengurungkan niat­nya dan bahkan tak menyen­tuhnya sedikitpun.

Rubama waqa’a min ghairi wa la yakunu dinari, Boleh jadi, dinar itu jatuh bukan dari kan­tongku. Dan boleh jadi, itu bu­kan dinarku,” batinnya hati-hati sembari melangkah pulang me­ninggalkan dinar yang tergeletak itu. Ia takut, kalau-kalau ternyata ia memungut dinar yang bukan haknya.

Kisah yang diriwayatkan Imam Nawawi dalam Tahdzib al-Asma’ (I/173) dan dinukil kembali oleh Ahmad Farid dalam Taz­kiyah al-Nufus (hal. 30), ini sung­guh menggetarkan jiwa orang-orang beriman. Bagi lumrahnya orang seperti kita, apalagi dinar (barang) yang kita duga milik kita, yang nyata-nyata temuan atau bahkan jelas-jelas bukan milik kita saja, kita dengan tenang dan tiada perasaan berdosa berani me­ngam­bilnya.

Tak jarang kebe­ranian ini dilakukan berkali-kali dan terus menyandu, hingga akhirnya menggumpal menjadi kebiasaan korupsi. Lantas men­darah daging dan mengurat nadi. Pun menjadi kangker yang sulit terobati.

Namun, nyatanya, itulah ke­hati-hatian seorang arif besar bernama Abu Ishak al-Syairazi, yang lebih mementingkan status makanan yang masuk ke dalam kerongkongannya, ketimbang memenangkan nafsu dunia­winya yang sesaat. Bagi seorang arif, sebagaimana dijelaskan ‘Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad (Risalah al-Mu’awanah, hal. 34), makanan diyakini akan menghadirkan kekuatan, ke­kuatan akan memunculkan gerak dan gerak akan melahirkan ibadah.

Jika yang disantap ma­kanan haram (baik haram ka­rena materinya maupun karena ca­ra memperolehnya), maka kekuatan, gerak dan aneka rupa ibadah yang timbul darinya juga haram. Konsekuensinya, Allah SWT akan menolaknya mentah-mentah. Kondisi ibadah yang demikian ibarat mem­bangun rumah di atas buih lautan, menurut Ibn Ruslan dalam al-Zubad-nya.

Bahkan saking hati-hatinya, seorang bijak bestari bernama al-Harits al-Muhasibi (w. 243 H) memiliki kisah yang lebih unik lagi. Tatkala tangannya memegang barang syubhat (tak jelas status halal atau haramnya), urat tangan dan jemarinya ber­getar, berkeringat dan tak ber­fungsi. Makanan yang dipe­ga­ng­nya pun sontak jatuh ke tanah.

Bila memakan barang yang tak halal, tenggorokannya tak bisa menelannya, sehingga ia me­mun­tahkannya (Tulus Tanpa Batas, hal. 8). Inilah proteksi yang dikaruniakan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang bijak bestari, yang teguh memegang ke-wara’-an.

Bagaimana Pemimpin Kita?
Di zaman modern yang serba permisif dan hedonis ini, peri­laku wara’ – menghindari maka­nan yang haram dan syubhat (Syeikh Nawai Banten, al-Futuhat al-Madaniyyah fi al-Syu’ab al-Imaniyyah, hal. 15) – seperti yang ditunjukkan para bijak bestari itu, mungkin hanya dianggap dongeng pengantar tidur belaka; untuk menye­yak­kan tidur anak-anak kecil. Atau, bahkan dinilai sebagai utopia belaka. Kenyataannya, kearifan seperti ini memang sudah de­mikian sulitnya ditemui di te­ngah kehidupan modern ini.

Jika Rasulullah SAW menyatakan “cinta dunia adalah pangkal kerusakan”, maka kita malah menggandrunginya, bukan menjauhinya. inilah yang nampak nyata kini, terutama di kalangan para pemimpin kita yang mulia.

Itu sebabnya, tak heran, pada za­man ini banyak yang bilang, apalagi yang halal, yang haram saja susah diraih. Alasan yang mengada-ada ini lantas menjadi dasar untuk berbuat semaunya; yang tak jarang merugikan banyak kalangan. Benar belaka kata Rasulullah SAW; akan da­tang suatu zaman, orang tidak lagi peduli dari mana men­dapatkan rezekinya, baik dari jalan halal maupun haram. (HR Abu ‘Isa al-Tirmidzi). Hari kian hari, kehati-hatian dalam men­cari rezeki kian pudar saja dari diri kita. Yang penting perut kenyang, apapun akan dila­kukan. Persetan dengan aturan agama!

Tak heran pula, jika karenanya, Mahatma Gandhi menyatakan: “Bumi dan isinya cukup untuk memberi makan seluruh makh­luk yang hidup di dalamnya, tapi tidak cukup untuk memberi makan satu orang yang rakus.” (Paku Bumi, dari Lebak untuk Ibu Pertiwi, hal. 143). Kerakusan inilah yang akan menggiring dunia ini pada kerusakan dan kebangkrutan akut dalam ber­bagai sendinya.

Jika satu orang rakus saja sudah cukup merusak seluruh isi alam raya, apa jadinya kalau di atas muka bumi ini terdapat ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang yang rakus? Tentu saja kehancuran dunia akan kian cepat terwujud. Potensi “tsunami kebangkrutan” ini yang semestinya ditang­gulangi oleh semua pihak de­ngan penuh kearifan.

Namun ironis dan mirisnya, ju­jur saja, suka tidak suka, tidak sedikit pemimpin kita yang justru menjadi bagian dari kerusakan ini. Keteladanan ya­ng sejatinya harus melekat da­lam diri mereka, malah tak lagi menampak. Ke-wara’-an pun telah lama pudar, atau bahkan memang tidak ada sama sekali sedari awal dalam diri mereka. Orientasi duniawi pun menjadi target utama kepe­mimpinannya. Kepentingan rakyat diletakkan dalam urutan kesekian setelah hajat nafsunya terpenuhi.

Karenanya, lantas muncul berbagai tindak korupsi, semisal kasus Bank Century, Wisma Atlet, Wisma Hambalang, hura-hura renovasi ruang rapat miliaran rupiah, dan sangat banyak lagi. Pengorupsian dan penghamburan dana besar yang terjadi karena tidak adanya skala prioritas kebutuhan, dan lantaran adanya nafsu hedonis tanpa peduli pihak lain inilah tanda-tanda telah memudarnya ke-wara’-an itu.

Bisa dipastikan, jika ke-wara’-an memudar, kebangkrutan negeri ini benar-benar telah diambang pintu. Kekayaan alam akan habis dihisap kerakusan mereka. Itu baru yang terjadi di pemerintah pusat, belum lagi yang terjadi di lingkungan pemerintah daerah di seluruh penjuru negeri tercinta ini.

Seharusnya, aliran darah, pikiran, dan hati pemimpin – siapapun dia – selalu bersuara: rakyat, rakyat, dan rakyat. Mereka tidak bisa tertidur pulas jika rakyatnya sengsara. Pun, tidak bisa bersenang-senang kala rakyatnya menderita. Sebab, kepemimpinan sesung­guhnya diukur dari dampak kesejahteraan yang timbul bagi rakyatnya. “Pemimpin adalah pelayan rakyat,” pesan Rasu­lullah SAW. Fungsi pemimpin adalah melayani rakyat, bukan dilayani apalagi membang­krutkan mereka dengan tindak korupsi dan kejahatannya.  

Namun, apa yang kita saksikan selam ini?
Dikutip Syeikh Nawawi Banten dalam karyanya Kasyifah al-Saja (hal. 6), Ibnu Atoillah al-Sakandari, arif besar penulis Kitab al-Hikam, menyatakan: “Di antara tanda-tanda hati yang mati adalah tiadanya kesedihan tatkala melanggar ketaatan dan tiadanya penye­salan tatkala mengerjakan pelanggaran.”

Dengan uraian yang lebih luas, jika kehidupan para pe­mimpin kita saat ini tidak lagi beredar pada garis orbitnya untuk menyejahterakan rakyat, maka sejatinya mereka telah melakukan pelanggaran etika sebagai pemimpin. Jika pelang­garan ini tidak membuatnya bersalah atau menyesal, berarti hatinya telah beku dan bahkan mati. Hati yang mati, terang saja, tidak akan mampu mem­buat dunia ini terang benderang. Rakyatpun tidak akan beraih kemaslahatan apapun dari hati yang gelap gulita. Inilah kunci pokok kerusakan bangsa ini.

Pertanyaannya, masihkah tersisa ke-wara’-an di hati para pemimpin kita, sehingga mereka lebih memikirkan kesejahteraan rakyat ketimbang mengejar hajat duniawinya? Bukankah Rasulullah SAW menyatakan; “Sebaik-baik agama kalian adalah wara’” dan “tiada ke­baikan bagi manusia, jika tiada wara’ dalam dirinya”?

Semoga, Allah SWT segera menghadirkan buat kita pemimpin yang acuh pada kepentingan duniawi sesaat dan sungguh peduli pada kesejahteraan rakyat. Pemimpin yang lebih siap sengsara dan menderita, ketimbang lebih siap hidup senang dan bahagia. Pemimpin yang tidak bisa tidur lantaran memikirkan nasib dan masa depan rakyatnya. Wa Allah a’lam.

Nurul H. Maarif
Pengajar di Pondok Pesantren Qothrotul Falah, Cikulur, Lebak
Sumber : Kolom Opini Radar Banten




الى حضرة النبى المصطفى رسول لله صلى الله عليه وسلم وعلى اله واصحابه ودريته واهل بيته الكرام شىء لله لهم الفاتحة
ثم الى حضرة ساداتنا خليفة رسول لله صلى الله عليه وسلم ابى بكر وعمر وعثمان وعلى وعلى بقية صحابة رسول لله صلى الله عليه وسلم من المهاجرين والانصار رضي الله عنهم شيء لله لهم الفاتحة

ثم الى حضرة الانبياء والمرسلين والاولياء والشهداء والصالحين والصحابة والتابعين والعلماء والمصنفين والمفسرين والمحدثين وجميع الملائكة المقربين شىء لله لهم الفاتحة

ثم الى جميع الاولياء الله تعالى من مشارق الارض الى مغاربها فى بحرها وبحرها من يمينها الى شمالها خصوصا الى حضرة سلطان الاولياء سيدنا الشيخ عبد القادر الجيلان قدس الله سره العزيز صاحب الكرامة ولاجازة شىء لله لهم الفاتحة

ثم الى ارواح ابائنا وامهاتنا واجدادنا وجداتنا واخوالنا وخلاتنا واعمامنا وعماتنا ومسائخنا ومشائخ مشائخنا وجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات حصوصا الى روح ....... ابن/بنت ...... غفر الله ذنوبهم وسترالله عيوبهم الفاتحة .........
ثم قراءة سورة يس الخ

لااله الا الله والله اكبر

بسم الله الرحمن الرحيم
قل هو الله احد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا احد ×3

لااله الا الله والله اكبر
بسم الله الرحمن الرحيم
قل اعوذ برب الفلق من شر ما خلق ومن شر غاسق اذا قب ومن شر انفثت فى العقد ومن شر حاسد اذا حسد

لااله الا الله والله اكبر
بسم الله الرحمن الرحيم
قل اعوذ برب الناس ملك الناس اله الناس من شر الوسواس الخناس الذى يوسوس فى صدور الناس من الجنة والناس

لااله الا الله والله اكبر
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين الحمن الرحيم مالك يوم الدين اياك نعبد واياك نستعين اهدنا الصراط المستقيم صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب علهم ولاالصالين امين

بسم الله الرحمن الرحيم
الم ذلك الكتاب لاريب فيه هدى للمتقين الذين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصلاة ومما رزقناهم ينفقون. والذين يؤمنون بما انزل اليك وما انزل من قبلك وبالاخرة هم يوقنون اولئك على هدى من ربهم واولئك هم المفلحون

والهكم اله وحد لااله الا هو الرمن الرحيم الله لا اله الا هو الحي القيوم لا تاخذه سنة ولا نوم له ما فى السموات وما فى الارض من ذاالذى يشفع عنده الا باذنه يعلم ما بين ايديهم وما خلفهم ولا يحيطون بشىء من علمه الا ببماشاء وسع كرسيه السموات والارض ولا يؤوده حفظهما وهو العلي العظيم

لله ما فى السموات وما فى الارض وان تبدوا ما فى انفسكم او تخفوه يحاسبكم به الله فيغفر لمن يشاء ويعذب من يشاء والله على كل شىء قدير.امن الرسول بما انزل اليه من ربه والمؤمنون كل امن بالله وملائكته وكتبه ورسله لا نفرق بين احد من رسله وقالو سمعنا واطعنا غفرانك ربنا واليك المصير. لايكلف الله نفسا الا وسعها لها ما كسبت و عليها ماكتسبت ربنا لاتؤاخذنا ان نسينا اواخطانا ربنا ولا تحمل علينا اصرا كما حملته على الذين من قبلنا ربنا ولا تحملنا مالا طاقة لنا به واعف عنا واغفرلنا وارحمنا انت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين.

  

Saat hubungan Anda dan si dia telah serius, kinilah saatnya bertemu orangtuanya. Tapi jangan sampai pertemuan yang penting ini membuat hubungan yang telah Anda jalin justru berakhir berantakan. Tak ingin gagal? Baca dulu kiat-kiat berikut.

Waktu
Waktu yang tepat adalah segalanya. Memilih waktu yang salah hanya akan membuat rencana Anda dan pasangan berantakan. Konsultasikan dengan kekasih, kapan orangtuanya memiliki waktu luang, sehingga dengan sendirinya, suasana hati mereka pun tengah baik.

Kenali lebih dalam
Cari tahu "nilai-nilai" apa yang berlaku di keluarga kekasih. Hal ini akan membuat Anda lebih mudah untuk berbaur dengan orangtuanya. Jangan sampai perbedaan nilai membuat Anda dinilai tidak sopan oleh mereka. Sesuaikan diri Anda dengan baik.

Tempat

Tempat bertemu juga memengaruhi kesuksesan pertemuan. Hindari tempat yang terlalu ramai dan bising yang bisa membuat orangtua kekasih merasa tidak nyaman. Lebih baik pilih tempat yang nyaman, seperti sebuah kafe keluarga dengan alunan musik balada atau jazz yang lembut. Suasana tenang juga akan membuat hati menjadi senang.

Tepat waktu
Jangan sampai kesan pertama diri Anda rusak hanya karena datang terlambat. Lebih baik datang lebih dulu demi menghormati orangtua kekasih.

Hadiah
Tak ada salahnya membawa hantaran sederhana untuk menyenangkan orangtua kekasih. Diskusikan lebih dahulu dengan kekasih, hadiah apa yang paling tepat diberikan. Hal ini dapat memperlihatkan perhatian Anda pada keluarga kekasih.

Penampilan
Jangan lupa mempersiapkan penampilan Anda. Tampil seksi sangat tidak disarankan. Lebih baik gunakan pakaian yang sederhana, namun tetap terlihat elegan. Terusan sepanjang lutut, atau paduan kemeja dan celana jeans bisa menjadi pilihan yang tepat. Tata rambut juga harus diperhatikan. Pilihlah tatanan rambut yang rapi dan apik. Pilihlah tema warna make-up yang lembut dan natural sehingga penampilan tak tampak berlebihan. Hindari juga memakai terlalu banyak aksesori. Lebih baik pilih tampilan aman dan sederhana.

Topik pembicaraan
Hati-hati memilih topik pembicaraan. Pilihlah topik yang netral tanpa menyudutkan pihak manapun (misalnya bertema SARA). Jangan lupa juga tunjukkan keahlian Anda, misalnya bicarakan prestasi di bidang pekerjaan. Hal ini akan menjadi nilai plus yang tepat. Tapi hati-hati ya, jangan sampai Anda justru terkesan sombong dan angkuh.

Memuji

Jangan lupa untuk memuji. Carilah kelebihan orangtua pasangan, dan ungkapkan kekaguman Anda. Berikanlah pujian dengan tulus. Pujian palsu hanya akan membuat Anda terlihat dan terdengar munafik.

Semoga sukses!
sumber : http://id.she.yahoo.com/kiat-kiat-bertemu-calon-mertua.html

Pacaran bertahun-tahun tidak akan menjamin bahwa dia adalah pria yang tepat untuk Anda. Ada pasangan yang hanya butuh waktu 6 bulan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, tetapi ada juga yang perlu waktu bertahun-tahun sampai ke pernikahan. Itu pun ada juga yang akhirnya bubaran.

Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa ia memang pria yang tepat? Berikut pedoman yang bisa Anda jadikan tolak ukur apakah dia memang Mr Right.

1. Teman-teman setuju
Bukan hanya Anda yang yakin bahwa dia orang yang tepat, tetapi juga teman-teman Anda. Namun, kalau hanya Anda yang merasakan hal itu, dan teman-teman Anda tidak setuju, berarti ada yang salah. Terkadang cinta bisa membutakan logika dan perasaan Anda; orang-orang di sekitar Andalah yang bisa berpikiran normal.

2. Kumpul dengan keluarga
Perkenalkan pasangan dengan keluarga Anda dan lihat apakah ia bisa dengan mudah bergabung dengan orangtua dan saudara-saudara Anda. Memang tak semua orang bisa langsung akrab dengan orang yang baru dikenal. Namun, amati juga apakah ia cenderung menghindar.

3. Ia mendengarkan
Hidup adalah dua kesatuan yang harmonis. Ada kalanya Anda mendengarkan atau dia yang mendengarkan. Namun jika Anda hanya berfungsi sebagai pendengar, maka komunikasi tidak akan berlangsung dua arah. Ingatlah bahwa komunikasi adalah fondasi dari hubungan Anda.

4. Punya tujuan yang sama
Anda ingin menikah dan ia ingin bersenang-senang? Sampai kapan pun Anda berdua tidak akan seiring sejalan. Satukan tujuan ke depan, akan dibawa ke mana hubungan itu? Apakah hanya sebatas bersenang-senang atau berlanjut ke arah yang lebih serius?

5. Ia bisa jadi teman dan sahabat
Ini keuntungan lain saat Anda punya pasangan yang bisa diandalkan sebagai teman dan sahabat. Fondasi ini lebih kokoh ketimbang hanya menjadikan ia sebagai pecinta.

6. Percaya
Anda percaya kepadanya. Tanpa kepercayaan, suatu hubungan tidak akan pernah langgeng sebab Anda akan saling curiga dan mengekang satu sama lain.

7. Merasa spesial
Anda masih merasakan hal yang sama seperti saat pertama berjumpa dengannya, seperti perhatiannya yang tak berkurang atau kesetiaannya yang tetap teruji. Hal ini merupakan pertanda kalau Anda adalah orang yang spesial baginya.

8. Membicarakan masa depan
Saat Anda mencari Mr Right, maka Anda juga harus memposisikan hal yang sama bahwa ia mencari Mrs Right. Artinya, ia juga memiliki sejumlah komitmen untuk menjalani kehidupan yang saling mendukung bersama Anda, pasangannya.

9. Merasa terlindungi
Melindungi bukan hanya secara fisik, melainkan juga secara finansial. Jika ia tidak bisa menghidupi dirinya sendiri bagaimana nanti ia bisa menghidupi Anda dan anak-anak? Cinta saja tidak cukup. Anda harus mampu bersikap realistis!

10. Jadilah apa adanya
Jadilah diri Anda apa adanya agar ia juga mencintai diri Anda seutuhnya, lengkap dengan segala kekurangan Anda. Jika ia tidak mencintai Anda apa adanya, maka tidak alasan Anda untuk terus bersamanya karena unsur "pada saat susah dan senang" tak Anda miliki.

Sumber : disini 


TRIBUNNEWS.COM - Tidak ada wanita yang ingin memiliki kekasih playboy. Tapi masih banyak yang tidak menyadari kalau dia sedang memacari pria playboy.

Sebelum terlanjur cinta, kenali dulu karakternya. Bisa jadi, pria yang dekat dengan Anda sekarang juga termasuk tipe player. Dilansir dari Girl Ask Guy dan dikutip Terselubung blogspot.com, berikut delapan tandanya.

1. Menghubungi Setelah Pukul 11 dan 12 Malam
Ada 24 jam setiap harinya, jika pria menyukai Anda, dia akan memilih waktu yang tepat untuk menanyakan kabar Anda. Setelah pukul 11 dan 12 malam merupakan jam 'iseng' pria. Jika ia menelepon di jam-jam tersebut berarti dia tidak ingin serius dengan Anda, dia hanya sedang mencoba menggoda Anda di waktu luangnya.

2. Memiliki Banyak Teman Wanita
Waspadalah ketika pria memiliki banyak teman wanita dibanding pria. Tipikal pria playboy dapat dekat dengan beberapa wanita dalam satu waktu. Jadi jika si dia sering menerima telepon dari wanita, Anda harus lebih waspada padanya.

3. Pintar Merangkai Kata
Mengapa wanita sulit untuk menolak jeratan si playboy? Karena dia pandai berbicara dan merayu. Dia tahu apa yang harus dibicarakan ketika Anda sedang marah, kesal atau sedih. Dia pun akan membuat Anda merasa istimewa dan setiap kata-katanya mencerminkan dia pria yang baik. Pada saat ini, sesungguhnya dia sedang menipu Anda dan mengontrol emosi Anda.

4. Berbicara Banyak Tentang Fisik Anda
Wanita mana yang tidak senang akan pujian. Namun ketika dia lebih banyak memuji bagian tubuh Anda, maka berhati-hatilah. Dia menginginkan hubungan yang lebih dan sedang mencoba mempermainkan Anda.

5. Bersikap Berbeda di Depan Teman-teman Prianya
Ketika berada di depan teman-temannya, pria tipe player akan lebih banyak memberi pelukan dan sentuhan fisik kepada wanitanya. Jangan bangga dulu, ini bukan lah ungkapan sayangnya, tapi sekedar ingin menunjukkan kepada teman-teman prianya 'ini mangsa baruku'.

6. Sangat Percaya Diri
Si player memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Bagaimana tidak, dia merasa dapat menaklukan gadis-gadis yang diinginkan.Lebih dari itu, mereka dapat menjerat dua hingga tiga gadis sekaligus dalam satu waktu. Itulah yang membuat playboy semakin percaya diri.

7. Tidak Tertarik dengan Hidup Anda
Ketika dia bertanya tentang hari-hari Anda, belum tentu dia benar-benar mempedulikannya. Mereka membuat seolah peduli, pada kenyataannya tidak. Mereka melakukan ini semua untuk mendapatkan sesuatu. Ketika seorang wanita telah mempercayainya, maka dengan mudah dia akan mendapatkan keinginannya.

8. Menghindari Pergi Bersama Anda
Tentu si player ingin bermain mulus dengan para wanitanya. Sehingga ia memilih menghindari pergi keluar bersama Anda. Tapi ada juga tipe player yang sangat lihai. Bisa jadi, sebelum pergi bersama Anda, dia akan meminta izin ke wanita lainnya kalau ia akan pergi bersama sepupu atau adik perempuannya. Taktik ini dilakukannya untuk membuatnya lebih aman jika bertemu dengan seseorang.

sumber : http://id.she.yahoo.com/waspadai-8-tanda-pria-playboy-232215323.html

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika Anda berpikir untuk menikah dengan seseorang, mungkin ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan apakah dia benar-benar bersedia menikah dengan Anda.

Mau tahu hal apa sajakah itu? Coba simak apa yang perlu Anda ketahui:

1. Ekstra membantu
Jika ia tiba-tiba berminat untuk membantu Anda melakukan hal-hal kecil seperti mencuci piring, membereskan pakaian atau tempat tidur, itu mungkin caranya mencoba membuktikan bahwa ia calon suami atau istri yang baik. Ia ingin Anda menyadari kemampuannya dalam hal domestik.

2. Berbicara tentang kemampuan diri
Tiap pasangan pastinya akan sering menunjukkan kemampuan mereka ketika hendak meminang atau dipinang kekasihnya. Psikolog sekaligus penulis buku Crazy Good Sex, Les Parrot, PhD mengatakan kebanyakan pria ingin merasa mampu dihadapan pasangannya walaupun terkadang harus membual sedikit.

3. Berlaku seperti pertama kali kencan
Ingatlah tingkahnya beberapa minggu terakhir. Jika ia berlaku seperti waktu pertama kali kencan dengan Anda itu bisa menjadi pertanda dia benar-benar gembira telah meminta Anda menikah dengannya. Penulis buku 'Why Hasn't He Proposed?' Tamsen Fadal berpendapat itu cara seseorang memastikan bahwa bila saatnya tiba pasangannya akan menjawab 'Ya'.

4. Sering bertanya
Parrot mengatakan ketika ingin menikahi seseorang, pasangannya akan lebih sering bertanya sampai ke hal kecil sekalipun seperti masa kanak-kanaknya, hal-hal favoritnya dan sebagainya. Itu karena ia ingin mengetahui lebih dalam soal Anda dan menjadi pribadi yang lebih atau bermakna bagi pasangannya.

5. Lebih mendetail
Menuju hari besar, setiap pasangan akan bersikap lebih mendetail. Perasaan cemas ini muncul karena ia gugup menanti hari itu muncul.

sumber : http://id.she.yahoo.com/pelajari-dulu-hal-ini-sebelum-menikah-042947700.html


TRIBUNNEWS.COM - Tak ada orang yang tidak merasakan sakit setelah putus cinta, terlebih lagi jika kita berada di pihak yang diputuskan kekasih. Untuk beberapa orang, putus cinta bahkan bisa meninggalkan luka mendalam yang sulit hilang dan berlangsung lama.

Putus cinta memang menyakitkan, tapi cobalah untuk tidak terjebak dalam kesedihan berlarut-larut. Dilansir Your Romance Guide dan dikutip dari Terselubung Blogspot.com, ada sembilan cara yang bisa dilakukan untuk meredakan sakit hati setelah putus cinta:

1. Jangan Bertemu dengan Mantan Kekasih Sementara Waktu 
Setelah putus cinta, hindari bertemu atau berhubungan dengan mantan kekasih Anda. Perasaan sayang yang masih ada mungkin mendorong Anda untuk menelepon, mengirim pesan teks atau bertemu dengannya. Tapi tindakan ini justru akan mengingatkan sakitnya putus cinta. Anda harus benar-benar putus hubungan dengan sang mantan, setidaknya untuk beberapa bulan untuk menyembuhkan sakit hati.

2. 'Nikmati' Rasa Sakit Itu
Adalah hal yang sangat wajar ketika kita kehilangan seseorang yang dicintai. Saat merasakan sakit, itu berarti sebuah tanda bahwa Anda sedang dalam proses penyembuhan. Menangislah jika Anda ingin menangis, dan berteriaklah jika memang itu bisa membuat perasaan sedikit lega. Rasa sakit setelah putus cinta bisa menginspirasi Anda untuk mengerjakan sesuatu yang lebih baik, yang tidak pernah Anda lakukan sebelumnya.

3. Menyibukkan Diri
Cara terbaik menyembuhkan luka karena putus cinta dan melupakan mantan adalah dengan menyibukkan diri. Anda tidak akan memikirkan mantan kekasih jika tidak memberi kesempatan otak untuk mengingatnya. Cobalah aktif terlibat dalam berbagai kegiatan. Pilih aktifitas yang Anda senangi. Tidak hanya menyegarkan pikiran, banyak beraktifitas juga mengalihkan pikiran Anda dari sang mantan.

4. Curahkan Kesedihan Anda Hanya Kepada Teman Dekat
Boleh saja menceritakan bagaimana sakit hatinya Anda setelah putus cinta. Tapi bukan berarti Anda bisa membicarakannya ke setiap orang yang Anda temui. Bukannya bersimpati, tindakan ini justru bisa membuat teman-teman menjauhi Anda. Bijaklah dalam menyikapi 'tragedi' putus cinta Anda. Bicaralah hanya pada teman atau orang yang dekat dengan Anda, cukup mengerti Anda dan mau mendengar setiap keluh kesah. Akan lebih baik lagi jika orang tersebut bisa menenangkan, mencarikan solusi dan mendorong Anda untuk melanjutkan hidup.

5. Tumpahkan Perasaan Anda dalam Tulisan
Menumpahkan semua kekesalan dalam tulisan bisa jadi alternatif lain untuk meredakan sakit hati akibat putus cinta. Keluarkan semua rasa sakit, frustasi dan kemarahan Anda dalam buku harian, secarik kertas atau komputer (tapi jangan menyebarkannya ke grup email atau jejaring sosial). Setelah sembuh dari masa
lalu menyakitkan, Anda bisa membacanya kembali sebagai alat introspeksi untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasangan berikutnya.

6. Meditasi
Meditasi adalah salah satu tehnik lama untuk relaksasi dan mengendurkan pikiran yang tegang. Duduklah dengan tenang di dalam kamar, tutup mata, ambil nafas dalam-dalam, dan keluarkan secara perlahan. Sambil relaksasi, Anda bisa menjauhkan hal-hal negatif dari pikiran Anda. Nyalakan lilin aromaterapi dan musik instrumental untuk menambah perasaan tenang saat relaksasi.

7. Beri Perhatian Pada Keluarga
Orang tua, kakak maupun adik mungkin adalah orang-orang yang berpengaruh besar pada kehidupan Anda. Mereka akan selalu berada di sisi Anda saat senang maupun susah. Saat menjalin hubungan asmara dengan mantan kekasih, mungkin Anda tidak menyediakan banyak waktu untuk keluarga. Inilah saatnya Anda banyak mencurahkan waktu dan berkumpul bersama keluarga. Coba ajak mereka rekreasi, atau sekedar makan malam bersama. Kehangatan keluarga merupakan obat paling manjur untuk menyembuhkan luka.

8. Fokus pada Karir
Jangan sampai kesedihan mengganggu performa kerja Anda. Mungkin akan sulit berkonsentrasi kerja saat kita didera masalah. Tapi cobalah untuk menjadikan karir sebagai prioritas dalam hidup Anda. Dengan fokus dalam bekerja, tak hanya membantu Anda melupakan sakit hati, tapi juga meningkatkan performa kerja Anda di kantor.

9. Nikmati Kesendirian
Sembuh dari sakit karena putus cinta memang bukan hal mudah. Karena itu, Anda butuh waktu menenangkan diri untuk beberapa lama. Jangan langsung mencoba jalin hubungan baru setelah putus cinta untuk pelarian.(*)

sumber : http://id.she.yahoo.com/9-cara-redakan-sakit-hati-setelah-putus-cinta-222405235.html


jomblo bahagia
Kehidupan para lajang selalu diremehkan. Padahal ketika lajang, kita bisa menari gila-gilaan, menggoda teman kampus yang imut dan kalau diajak pergi keluar negeri — selama uang tidak masalah — kenapa tidak?

Ternyata kehidupan melajang bukan hanya lebih menyenangkan, tapi juga meningkatkan kesehatan. Jadi jangan sedih kalau kamu masih melajang. Senyumlah, karena ini manfaat melajang!

Keuangan lebih kuat
Menikah memang dapat mengurangi biaya sehari-hari, tetapi acara perkawinan itu sendiri memakan banyak biaya. Biaya pernikahan di Inggris rata-rata sebesar 18.500 pounds (Rp 262 juta). Tidak hanya biaya pernikahan yang tinggi, biaya perceraian juga tinggi. Di Inggris besarnya 13.000 pounds (Rp 184 juta).

Apakah ada pengaruhnya terhadap kesehatan? Tentu saja. Orang makmur hidup lebih sehat sepanjang hidupnya, dan mereka hidup lebih lama daripada mereka yang berasal dari kelas ekonomi rendah. 

Tubuh lebih sehat
Tampaknya jika kita menikah, kita tidak hanya mendapatkan pasangan tapi juga berat badan ekstra. Sebuah jajak pendapat menunjukkan, hanya 27 persen orang dewasa yang mampu melakukan aktivitas fisik sebanyak 150 menit setiap pekan seperti yang dianjurkan. Dari 27 persen itu, sebagian besar telah menikah. Menurut peneliti AS, 46 persen dari 5.000 orang yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut naik 9 kg setelah menikah.

Namun berat badan pria tidak terlalu terpengaruh. Berbeda dengan wanita, berat badan pria justru meningkat ketika bercerai.

Lebih banyak teman
Meninggalkan temanmu untuk sebuah makan malam romantis adalah tanda yang paling jelas dari hubungan yang serius. Walaupun begitu, pertemanan adalah hal yang paling berharga. Sebuah penelitian di Australia yang dilakukan selama 10 tahun menemukan, orang tua yang punya banyak teman hidup lebih lama daripada mereka yang temannya sedikit. Para peneliti Harvard juga menemukan, ikatan sosial yang kuat mampu meningkatkan kesehatan otak seiring berjalannya usia.

Ada lagi penelitian yang membuktikan, mereka yang punya hubungan sosial yang tinggi 50 persen hidup lama. Jadi teman bukan hanya untuk sekedar berbagi rahasia dan berkaraoke bersama.

Jarang bertengkar
Berteriak memaki pasanganmu hingga serak sangat tidak menyenangkan. Banyak risiko kesehatan yang diakibatkan oleh berkelahi dengan orang yang dicintai. Penelitian terbaru menunjukkan, stres pernikahan bisa berdampak buruk bagi jantung. Stres pernikahan juga mempunyai dampak yang lebih buruk bagi wanita dibandingkan pria. Wanita yang memendam emosinya saat bertengkar empat kali mati lebih cepat daripada mereka yang blak-blakan.

Porsi makan lebih kecil
Dongeng selalu bercerita tentang perempuan yang bertemu dengan pria, jatuh cinta, menikah dan hidup bahagia selamanya. Apa yang tidak diceritakan dalam dongeng adalah ketika kita menikah, kita akan makan sebanyak porsi pria dan makanan-makanan berkalori lainnya.

Lebih cepat sembuh
Ternyata menjadi lajang dan jarang bertengkar berpengaruh bagus terhadap kekebalan tubuh. Penelitian yang dilakukan di AS menemukan, luka pada pasangan yang memiliki banyak tekanan pernikahan sembuh lebih lama daripada mereka yang sedikit bertengkar.

sumber : http://id.she.yahoo.com/6-manfaat-menjomblo.html



Jatuh cinta turunkan risiko kecanduan alkohol
Anda yang masih jomblo, mungkin akan memilih menikmati malam minggu dengan meminum anggur atau minuman alkohol lainnya. Namun berdasarkan penelitian, diketahui bahwa seseorang yang sedang dalam hubungan asmara, lebih kecil kemungkinan mengonsumsi alkohol.

Penelitian tersebut menyatakan: 1) Empat persen orang yang telah menjalin hubungan asmara selama dua atau empat tahun, masih kecanduan alkohol, 2) Tiga persen orang yang telah menjalin hubungan asmara selama lebih dari lima tahun, masih kecanduan alkohol, 3) 12 persen orang yang sedang tidak menjalin hubungan asmara di usia 30-an, kecanduan alkohol, 4) 13,5 persen orang yang tidak menjalin hubungan asmara selama dua tahun, benar-benar mengalami kecanduan alkohol berat.

Jatuh cinta membuat kita awet muda
Kita semua tahu bahwa jatuh cinta dan bercinta adalah dua hal yang berbeda secara alamiah. Namun jatuh cinta biasanya sangat berpengaruh terhadap proses penuaan kita. Penelitian menunjukkan, jatuh cinta membuat kita awet muda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Royal Edinburgh Hospital di Skotlandia, didapatkan hasil bahwa para wanita yang melakukan hubungan seks sebanyak empat atau lima kali selama sepekan, akan terlihat 10 kali lebih muda dari usia sebenarnya.

Konsultan neuropsychologist Dr. David Weeks mengatakan, pasangan yang saling mencintai, tidak hanya terlihat memiliki bentuk tubuh yang lebih baik, namun juga berpengaruh terhadap kondisi fisik dan emosional. Jadi, mungkin lain kali kita semua akan lebih memilih baby oil sebagai krim anti penuaan.

Cinta baik bagi wanita, buruk bagi pria?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan English Longitudinal Study of Ageing, didapatkan hasil bahwa para wanita yang sedang menjalin hubungan asmara, akan memiliki kualitas diri yang lebih tinggi dari biasanya, namun tidak sama halnya dengan yang terjadi pada suami atau pasangan mereka, yang justru memiliki kualitas diri yang lebih rendah dari biasanya.

Meski tampaknya hal itu lebih menguntungkan bagi wanita dibandingkan pria, namun orang yang menjalin hubungan asmara akan jauh lebih bahagia dibandingkan dengan yang orang-orang yang jomblo.

Penelitian lain memberikan hasil bahwa 40 persen pasangan yang menikah mengatakan bahwa mereka bahagia, dan hanya 25 persen orang-orang yang jomblo mengatakan bahwa mereka bahagia.

Cinta meningkatkan kesehatan mental kita
Cinta memberikan sejumlah keuntungan bagi kesehatan tubuh kita, termasuk dapat meningkatkan kesehatan mental bagi para wanita maupun pria yang sedang menjalin hubungan asmara. Di New Zealand, sebuah tim dari University of Otago melakukan penelitian pada 1000 orang. Mereka menemukan bahwa orang-orang yang telah menjalin hubungan asmara selama lebih dari lima tahun, akan lebih kecil kemungkinan mengalami depresi maupun melakukan bunuh diri dibandingkan mereka yang jomblo. 

Penelitian lain memberikan hasil bahwa orang-orang yang menikah, memiliki level yang lebih rendah untuk mengalami depresi dan stress dibandingkan mereka yang jomblo.

Cinta membuat kita lebih sering berulangtahun
Jatuh cinta akan membuat kita berulangtahun lebih dari sekali dalam setahun. Namun bukan berarti kita akan benar-benar berulang tahun. Penelitian membuktikan bahwa angka kematian pria jomblo berusia 30 hingga 59 tahun, dua setengah kali lebih tinggi dibandingkan dengan pria non-jomblo!

Angka kematian para wanita jomblo juga 23 persen lebih tinggi dibanding dengan para wanita menikah. Para peneliti menyatakan, ini karena para orang yang jomblo memiliki kesehatan yang jauh lebih buruk, pendapatan yang lebih rendah, dan terisolasi secara sosial. Dukungan dari orang lain akan membantu kita menjaga kesehatan.

Cinta sembuhkan penyakit jantung
Mungkin hanya kebetulan saja, bahwa cinta digambarkan dengan simbol jantung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of Rochester di New York, memberikan hasil bahwa hubungan asmara yang bahagia akan memberikan ketahanan jantung yang tiga kali lebih baik. Penelitian membuktikan bahwa pernikahan yang baik, akan memberikan keuntungan bagi kesehatan jantung, seperti mau berhenti merokok, menjaga berat badan, dan memperkecil risiko serangan darah tinggi.

Penelitian lain yang dilakukan di University of North Carolina, dan di Human Communication Research. Mereka berdua menemukan bahwa jatuh cinta dapat memberikan dampak positif terhadap kolesterol.

sumber : http://id.she.yahoo.com/keuntungan-jatuh-cinta-bagi-kesehatan.html


Banjir kembali melanda se­jumlah wilayah di Provinsi Banten. Para korban banjir me­ngungsi dengan mendirikan tenda-tenda darurat. Sejumpah ruas jalan, terutama Jalan Tol Jakarta-Merak lumpuh total. Dan bukan hanya di Provinsi Banten, tetapi bencana banjir juga menyeruak dan melanda di banyak wilayah di Tanah Air. Ibukota Jakarta, misalnya juga telah menjadi langganan banjir tahunan. Sehingga, bencana banjir telah menjadi sebuah keniscayaan bagi negeri ini.

Di samping bencana banjir, ternyata masih banyak ben­cana lainnya yang tidak henti-hentinya menerjang ne­geri ini. Maka, bencana pun te­­lah ba­gai­kan simfoni prahara tanpa henti yang kemudian me­­ng­gugat tanya, mengapa semua itu dapat terjadi? Apa salaha dan dosa ne­geri ini? Ber­­samaan dengan itu, banyak teori juga telah di­de­retkan untuk menjawabi per­tan­yaan tersebut. Dan manusia pun tidak henti-hentinya mereka-reka kesalahan yang dapat di­ja­dikan pen­ye­babnya, termasuk saling meng­kam­bing-hitamkan orang lain alias menuding obyek yang menjadi sumber bencana eko­logi.

Dan apa pun faktornya, yang jelas, fenomena tragis seperti ben­cana banjir, itu salah satunya per­tanda bahwa alam dengan seluruh ekosistem di dalamnya tidak lagi ramah menyapa dan bersahabat dengan manusia karena manusia telah menodai keharmonisan alam dan me­ngan­cam kematian prematur ke­hidupan semesta. Lihat saja lingkungan dieksploitasi dan hutan digunduli tanpa batas serta bumi dirusak. Sehingga, bencana banjir atau bencana ekologi itu pun berubah menjadi monster kerusakan alam yang terus memburu manusia.

Otonomi dan kebebasan manusia
Sebagaimana dalam teologi dan ajaran-ajaran agama Ib­ra­himik, semenjak awal, ma­nusia telah diserahi otoritas oto­nomi oleh Sang Pencipta untuk me­me­lihara dan merawat alam se­mesta ini. Kata teolog C.S.Lewis, manusia perlu men­yadari bahwa Tuhan men­cip­ta­kan manusia sebagai makhluk yang otonom dan berkehendak bebas dan di­berikan pula ke­mam­puan un­tuk mendirikan takdirnya sendiri. Itu semua di­landasi oleh pe­ma­paran ma­nusia sebagai imago Dei atau citra Allah sendiri sebagai pen­cipta di mana manusia adalah pe­­­nerus karya ciptaan Sang Pen­cipta.

Hal itu dipertegas oleh teolog James Baar yang menunjuk pula otonomi manusia dalam me­ng­­­­gunakan kekuasaannya terhadap alam dan lingkungan ini dengan melandaskan pada pe­merintahan yang baik seperti Raja Salomo (Nabi Sulaiman) memerintah kerajaannya. Baar menegaskan bahwa kuasa dalam kitab suci, bermakna penjagaan yang analog dengan pe­me­rin­tahan penguasa yang me­lin­dungi, menjaga, memelihara dan merawat alam seperti Raja Sa­lomo itu hendaknya menjadi teladan bagi setiap umat ma­nu­sia di muka bumi dalam me­­­­­­neruskan karya Sang Pen­cip­ta, yaitu melestarikan ke­hi­dupan alam semesta dan se­lu­ruh ekosistem di dalamnya.

Tetapi, tragisnya manusia telah me­ngabaikan hak otonomi yang dimilikinya dan men­ya­lah­gu­na­kan kebebasannya. Tugas men­jaga, memelihara dan me­ra­wat alam diubah menjadi me­­nguasai, menakluk, bahkan me­rusak dan memperkosa hak-hak hidup alam semesta dan se­luruh ekosistem itu. Bencana banjir adalah bukti yang paling te­lanjang peng­khianatan ma­nu­sia dalam me­man­faatkan kuasa otonom yang diberikan oleh Sang Pencipta itu. Maka, ke­khawatiran akan da­tang­nya ben­cana alam seperti bencana banjir dan bencana-ben­cana lain­nya  pun terus meng­hantui kita.

Memang, kekhawatiran ini pun sebenarnya sudah lama di­­kemukakan oleh para pencinta lingkungan hidup (en­vi­ron­men­talist) yang gerah melihat pe­rilaku serakah manusia. Sang pe­merhati lingkungan hidup Rachel Carson (1962) misalnya, da­lam bukunya Silent Spring, meramalkan ancaman pen­ce­maran dan bahaya nuklir bagi ke­selamatan penghuni planet bumi. Diramalkan, akan ter­jadinya musim semi yang sunyi, tapa kicau burung, tanpa aneka bunga warna-warni, tanpa buah-buahan, tanpa tumbuh tunas-tunas baru, tidak ada la­­gi hewan beranak pinak dan burung-burung meneruskan keturunannya.

Sebuah lukisan tentang tragedi alam dan bumi yang sangat me­­ngerikan. Tragedi yang akan membunuh dan meng­han­cur­kan anak cucu kita. Dan jika alam terus dirusak, ling­kungan hi­dup dan hutan tak henti-hen­tinya dihancurkan, dan manusia tak pernah menahan diri untuk me­nguras segala energi dan isi perut bumi itu, bukan mus­ta­hil lukisan Rachel Carson sung­guh menjadi kenyataan.

Lalu, apakah kita terus me­nu­tup mata terhadap semua ke­pincangan hidup manusia ter­hadap alam dan bumi? Atau, apakah bencana demi bencana itu masih juga belum bisa men­ya­darkan kita untuk berhenti melakukan semua keburukan itu? Inilah pertanyaan-per­tan­ya­an eksistensial yang harus dijawab.

Mengubah paradigma pembangunan
Naluri menguasai alam oleh ma­nusia tidak lain merupakan pembenaran pandangan filsuf Frederick Nietzsche bahwa ma­nusia memang memiliki na­luri ingin berkuasa di seluruh arena kehidupan dengan dalih apa pun. Pengagungan terhadap pembangunan ekonomi ini me­­muncratkan kredo dominasi absolut manusia terhadap cip­taan lain memberi lisensi untuk eks­ploitasi alam. Alam sekadar dipandang sebagai obyek par ex­cellence. Alam menjadi the suffering other baru karena terus di­peras secara rakus oleh ma­nu­sia atas nama pem­bangu­nan dan kemajuan sektor ekonomi.

Maka, menurut ekonom dan pe­merhati lingkungan Douglas E. Booth, model dan paradigma pem­bangunan apa pun tidak bisa berorientasi pada kemajuan sek­tor ekonomi semata. Sebab dengan model dan paradigma ter­sebut kerusakan lingkungan me­rupakan keniscayaan gra­dual. Model dan paradigma pem­­bangunan harus di­orien­ta­sikan pada ke­se­im­bangan eko­sistem. Dengan demikian, ke­butuhan fundamental ma­nu­sia seperti pangan, akan se­lalu tercukupi, sementara ke­lestarian alam dan har­mo­ni­sasi serta irama alam tetap ter­­pelihara dalam siklusnya yang konsisten.

Pada aspek teoretis itulah kita pun dapat meyakini spirit pen­jagaan dan pemeliharaan dan perawatan terhadap alam harus di­terapkan dalam pembangunan ekonomi dan dalam kehidupan ma­nusia sehari-hari. Itu semua dilakukan agar bencana banjir dan aneka bencana lainnya ti­dak lagi menakutkan, meski  di tengah musim hujan se­ekstrim apa pun. Dan kita harus meng­­hormati dan men­da­mai­kan diri dengan semua fe­no­me­na bencana akibat ulah ma­­nusia itu, dengan terus me­ngu­bah pandangan hidup ter­ha­dap alam dan memperbaiki pe­nerapan model dan paradigm pem­bangunan, serta mengubah pe­rilaku kita terhadap alam dan bumi.

Karena itu, penerapkan model dan paradigma pembangunan yang dapat mencegah bencana alam telah menjadi urgensi tinggi. Adalah model dan pa­ra­­­digma pembangunan yang di­arahkan untuk menjaga ke­se­imbangan ekosistem. Rakyat, dalam hal ini harus terus me­nga­wal dan mengontrol jalannya pem­bangunan dengan sangat kritis agar keseimbangan pe­ra­­­­daban bersama semesta hari ini dan esok dapat terbangun dalam keharmonisannya.

Oleh : Thomas Koten
Direktur Social Development Center, seorang pembelajar filsafat.  
sumber : http://radarbanten.com/newversion/opini/6455-banjir-di-banten-.html



foto pernikahan putri kraton yogyakata


TRIBUNNEWS.COM - Jejaring sosial Facebook kian menunjukkan adanya perubahan sikap sosial masyarakat dalam berinteraksi terhadap sesama. Lewat Facebook, sejumlah aktivitas sosial, termasuk mencari pasangan, kini jadi tren yang unik.

Keistimewaan Facebook dalam memudahkan sosialiasi, menampilkan foto, hingga menyajikan berbagai informasi tentang diri membuat jejaring sosial ini dicintai oleh orang-orang yang ingin eksis dan suka tampil narsis.

Berbagai kelebihan Facebook (FB) itu ternyata membawa konsekuensi pada cara orang menarik perhatian lawan jenisnya. Malahan, karena tidak perlu bertatap muka secara langsung, FB kini menjadi tempat yang nyaman untuk saling menarik perhatian lawan jenis.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh majalah pria Mens Health di Amerika, terungkap fakta-fakta mengejutkan seputar pengaruh jejaring sosial itu pada pola hubungan. Survei dilakukan terhadap 1.377 pria dan 1.540 wanita.


Sekitar 70 persen responden menjawab, mereka memakai Facebook untuk menggoda orang lain. Akibatnya, sebanyak 59 persen pengguna Facebook, mayoritas wanita, mengakui mereka merasa cemburu dengan interaksi pasangannya di Facebook, terutama interaksi dengan lawan jenis.
Dalam survei itu juga terungkap beberapa modus terjadinya perselingkuhan, seperti diawali saling mengirim komentar pada foto atau status, kemudian berlanjut dengan mengobrol (chatting), membuat janji pertemuan, dan sebagainya.

Mungkin karena ingin menggaet pasangan, sekitar 24 persen responden menjawab mereka tidak menyatakan dengan jujur status hubungan mereka. Kebanyakan menjawab masih lajang (single). Bahkan, sebanyak 27 persen tidak menyebutkan status hubungan mereka.

Dikutip dari Mens Health, sekitar 29 persen responden mengakui foto yang mereka tunjukkan atau ungkapan pikiran di dinding (wall) laman FB mereka memicu pertengkaran dengan pasangannya. Oleh karena itu, 11 persen responden menjawab mereka membuat batasan khusus sehingga pasangan mereka tidak bisa melihat berbagai aktivitas yang dilakukan (menulis status, komentar, atau mengunggah foto).

Bila pada awalnya FB ditujukan untuk mempertemukan penggunanya dengan teman-teman lama atau teman yang pernah dikenal secara fisik, kini FB lebih banyak dipakai untuk mencari kenalan. Sekitar 23 persen responden menyatakan mereka mengirimkan permintaan pertemanan pada orang-orang yang mereka anggap menarik.

Upaya menarik minat lawan jenis juga dilakukan dengan pemasangan foto yang menarik. Sekitar 11 persen responden wanita mengaku mereka sengaja memasang foto yang provokatif untuk menarik perhatian pria.
Kemudahan akses informasi pada jejaring sosial ciptaan Mark Zuckerberg ini juga membuat 85 persen responden sering tergoda untuk melihat laman FB milik mantan kekasih. Sebanyak 17 persen responden menjawab, setidaknya seminggu sekali mereka mengecek laman FB mantannya.

Sekitar 32 persen responden wanita secara blak-blakan mengakui mereka mencoba berhubungan kembali dengan mantannya melalui FB dan 16 persen dari mereka sebenarnya sudah berstatus sedang menjalin hubungan dengan orang lain.

Bagaimana dengan responden pria? Tak jauh berbeda. Sebanyak 36 persen dari mereka juga mencoba kembali dengan mantannya, dan 1 dari 5 pria ini sudah berpasangan dengan orang lain.

sumber : http://id.she.yahoo.com/facebook-media-nyaman-berburu-pasangan-dan-selingkuh-202137269.html

Dia berkata akan pergi bersama teman-temannya, tetapi salah satu dari temannya menelepon ke rumah untuk menanyakan kabarnya. Apakah dia berbohong? Bagaimana Anda mengetahui pasangan Anda berbohong atau tidak?

Jika curiga dengan ucapan mereka yang menandakan pesan membingungkan, maka saatnya untuk mencari tanda-tanda lainnya. Tanda yang paling jelas adalah bahasa tubuh pasangan Anda.

Richard Newman, peneliti bahasa tubuh, berbagi kiat mengenai cara mendeteksi kebohongan.

Setelah penelitiannya di Neuro Linguistic Programming (NLP) dia melatih lebih dari 6.500 orang dari 29 negara yang berhasil menggunakan bahasa tubuh dan bagaimana cara membaca tanda tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

“Cara terbaik untuk membongkar apakah seseorang berbohong atau tidak adalah dengan memperhatikan adanya kejanggalan dan ketidakbiasaan,” ucap Newman.

“Di samping alat yang bisa mendeteksi kebohongan, yang harus diperhatikan adalah adanya tanda-tanda stres, cemas, dan tertekan.”

Dia menyarankan Anda sebaiknya mengatur suara yang baik sebelum memulai investigasi. “Pastikan itu sesuai fakta,” usul Newman. “Jangan langsung membicarakan yang sifatnya menuduh, buatlah orang yang ingin Anda tanya merasa nyaman terlebih dahulu.”

Newman percaya hal tersebut akan membantu mengidentifikasi perubahan signifikan dalam penampilan mereka.

Setelah anda membuat mereka nyaman dan tenang, maka ada tanda-tanda yang Anda harus cari:

Berkedip. Gerakan mata yang banyak bisa berarti sebagai tanda yang bisa dipercaya untuk mengetahui kebohongan. Orang rata-rata berkedip satu kali dalam 10 detik, jadi jika dia berkedip terlalu sering, ada banyak kemungkinan bahwa dia sedang berpikir (mungkin berbohong) cepat.

Sentuhan tangan di wajah. Semakin tinggi tingkat gerakan tangan di sekitar wajah, semakin tinggi tingkat kecemasan. “Kami mendesain secara alami untuk membuktikan kebenarannya,” ucap Newman. Jadi, cara apapun yang dilakukan tangannya untuk menutupi wajahnya, menunjukkan orang tersebut sedang mencoba untuk menutupi kebohongan.

Tiba-tiba diam atau tegang. Kebalikan dari mengalihkan pandangan adalah menatap, tatapan kosong menunjukkan juga respons tidak jujur. Hal itu biasa bagi pembohong yang melakukan upaya khusus untuk tidak banyak menggerakan mata mereka agar terlihat meyakinkan.

Anda mungkin curiga jika seseorang tampak sangat gelisah dan berpikir bahwa mereka berbohong, tetapi hal itu merupakan sikap yang biasa. Sesuatu yang tidak biasa adalah berbicara dengan seseorang yang terlihat seperti patung.

Jangan mendekati seseorang ketika mereka sibuk, terlalu mudah bagi mereka untuk menyembunyikan reaksi mereka dan menutupi bahasa tubuh ketika mereka sedang asyik mengerjakan pekerjaan.

Petunjuk-petunjuk tersebut tidak akan mengubah Anda menjadi seorang detektor kebohongan. Tetapi dengan membaca bahasa tubuh seseorang, setidaknya Anda bisa mendapatkan beberapa kepastian saat sedang merasa curiga.

sumber : http://id.she.yahoo.com/bagaimana-mencari-tahu-saat-pasangan-sedang-berbohong.html



Jika ada yang menyebut kata "selingkuh", biasanya yang pertama terlintas di pikiran kita adalah seorang playboy atau sesosok pria yang sering menyakiti hati wanita. Selingkuh seolah-olah identik dengan perilaku dan kebiasaan lelaki. Padahal kenyataannya tak begitu.

Baru-baru ini Manchester Metropolitan University di Inggris melakukan penelitian tentang perilaku berselingkuh pada wanita dan pria. Hasilnya, 20 persen pria mengaku pernah berselingkuh dari pasangannya.

Bagaimana dengan wanita? Ternyata angkanya tak jauh berbeda. Sebanyak 16 persen wanita di Inggris mengaku pernah tak setia. Tapi sebetulnya pria perlu lebih berhati-hati menjaga agar pasangannya tak berselingkuh. Penelitian lainnya tentang perselingkuhan membuktikan bahwa perselingkuhan wanita ternyata lebih "berbahaya" dibandingkan perselingkuhan pria. Bagaimana bisa?

Wanita berselingkuh jika hubungannya bermasalah
Sebagian besar pria berselingkuh karena tak dapat menahan nafsu. Bisa saja hubungannya dengan istri/kekasihnya sebetulnya tak bermasalah. Ia hanya semata tergoda oleh wanita lain atau dihadapkan pada kesempatan untuk berselingkuh yang tak dapat ia tolak. Menurut Ruth Houston, penulis buku "Is He Cheating On You", hanya 20 persen wanita yang berselingkuh karena nafsu. Sedangkan pada pria, angkanya mencapai 80 persen.

Wanita justru sebaliknya. Jika hubungannya asmaranya baik-baik saja, ia biasanya tak akan berselingkuh. Alasan utama wanita berselingkuh adalah karena ia sebetulnya tak bahagia dengan hubungannya. Alasannya bisa karena kesepian, seks yang tak memuaskan, atau kebutuhan emosi yang tak terpenuhi. Intinya ada sesuatu yang tak bisa dipenuhi oleh suami atau pasangannya itu.

Menurut Helen Fisher, PhD, antropolog biologi dan penulis buku "Why We Love", 66 persen wanita yang berselingkuh mengaku tak bahagia dalam pernikahannya. Sedangkan pada pria, angkanya hanya 44 persen.

Wanita terikat secara emosi pada selingkuhannya
Karena wanita berselingkuh dengan alasan emosional (bahasa kerennya "main hati"), biasanya akan lebih sulit pula bagi wanita untuk mengakhiri perselingkuhan tersebut. Tak jarang wanita merasa jatuh cinta pada pria idaman lain tersebut, bahkan mencintainya lebih dari pasangannya sendiri.

Ikatan emosional antara wanita dengan selingkuhannya juga lebih kuat dibandingkan pria dengan selingkuhannya. Sebuah penelitian membuktikan bahwa perselingkuhan yang dimulai atau diawali oleh sang wanita biasanya bertahan tiga kali lebih lama dibanding perselingkuhan yang dimulai oleh laki-laki.

Wanita berselingkuh dengan lebih "serius"
Pria mungkin bisa dengan mudah dan tanpa pikir panjang memutuskan untuk selingkuh. Tak demikian halnya dengan wanita. Wanita selalu memikirkan baik-baik apa risikonya jika ia berselingkuh. Jika hubungan terlarang itu dia anggap hanya buang-buang waktu, atau risikonya tak sepadan dengan kesenangannya, ia tak akan melanjutkan. Pria dapat berselingkuh berkali-kali dengan banyak wanita karena baginya itu tak berarti apa-apa, tapi bagi wanita, jika ia memutuskan untuk selingkuh artinya pria idaman lain itu istimewa.

Wanita lebih jago menyembunyikan perselingkuhan
Wanita seringkali mengetahui saat pasangannya berselingkuh, tapi tidak sebaliknya. Selain pria tak memiliki insting mendeteksi kebohongan seperti wanita, kaum wanita juga lebih piawai menyembunyikan hubungan terlarangnya. Wanita sudah terlatih untuk berbohong sejak kecil demi menjaga perasaan orang lain. Hal yang sama tak terjadi pada pria, sehingga pria biasanya merasa lebih gugup saat berbohong.

sumber : http://id.she.yahoo.com/mengapa-perselingkuhan-wanita-lebih-berbahaya.html

Seorang gangster Amerika bernama Alphonso Gabriel Capone atau dikenal dengan sebutan Al Capone   (1899 -1947) melakukan praktek premanisme. Pembunuhan dan perlakuan sadis antar gank  dihalalkan untuk merebut kekuasan di daerahnya.

Al-capone   melakukan penyuapan terhadap wali kota Chicago William “Big Bill” Hale Thom­pson dengan tujuan agar mereka  dapat mengendalikan Chicago Amerika serikat dan memperluas usaha yang notabene bersifat haram.

Dengan praktek ini  menjadikan Operasional gang­ster Al Capone yang illegal ter­bebas dari sentuhan hu­kum, aparat hukum dari polisi, jaksa dan hakim menjadi alat mem­per­lancar  bisnis-nya. Dengan gaya ini Al-capone mampu men­ciptakan pendapatan hingga US $ 100 juta per tahun.

Adalah Eliot Ness seorang penyidik yang gigih yang mampu memasukan Al Capone kedalam penjara atas segala sepak ter­jangnya yang dikelilingi oleh gu­rita penguasa, politikus dan  penegak hukum. Al Capone dipenjara namun masih bisa mendapatkan fasilitas  dan hak-hak istimewa didalam pen­jara, namun hidupnya tetap berakhir di Penjara.

Dengan maraknya persoalan yang menggeliat dinegeri ini baik kekerasan maupun korupsi, mengingatkan kita pada cerita al-capone, maka wajarlah, jika kita khawatir negeri ini menjadi negeri Al-capone.

Al-Capone
Kekerasan dan tangan kekua­saan adalah alat untuk mencapai tujuan Al-capone dalam men­capai tujuannya, berbagai per­soalan seputar kekerasan yang bertujuan untuk melancarkan ke­pentingan pihak-pihak ter­tentu saat ini marak di negeri kita. Persoalan lahan pengusaha yang bersitegang dengan kepen­tingan (masyarakat) umum di Mesuji, Lampung dan Sumatra selatan menghadapkan penegak (aparat) hukum (polisi) yang mebela kepentingan swasta dan mengorbankan banyak nyawa dari masyarakat, yang justru sebenarnya harus mereka lindungi. Kekerasan juga dila­kukan oleh aparat penegak hu­kum manakala masyarakat Bima Nusa tenggara barat mem­pe­r­soalkan ijin tambang pihak swasta didaerah pemukiman masyarakat (umum).

Model-model tameng yang di­pertontonkan oleh “aparat” ter­hadap masyarakat untuk ke­pentingan pihak tertentu yang berduit, seperti di Mesuji dan Bima, adalah model yang terorganisir dan mudah menge­muka oleh media masa, sedang­kan model model yang induvi­dualistik perseorangan “oknum” aparat yang mengintimidasi perseorangan masyarakat umum lainnya  sebenarnya juga sering terjadi, hanya saja hal ini tidak pernah mengemuka apalagi di kancah media masa.

Praktek-praktek ini semakin kuat untuk terciptanya pola ekonomi yang bertendensi pada bentuk capitalis, yang menguat­kan mereka yang memiliki uang. Solusi damai dengan azaz musya­rawarah untuk mufakat, duduk bersama dalam menyele­saikan persoalan tanpa konflik tidak pernah lagi dilakukan. Aparat seharusmya berada pada pihak yang netral, eksistensinya mem­bawa rasa aman terhadap se­luruh lapisan masyarakat bu­kan rasa takut disatu pihak namun memunculkan perasaan “men­tang-mentang” dipihak lain.

William  “Big Bill”
Wiliam “Big Bill” pada zaman Al-capone adalah figur koruptor, Wiliam adalah  kaki tangan Al-capone di pemerintahan yang menerima suap dan memulus­kan segala usaha dan bisnis Al-capone. Maraknya pem­be­ritaan yang menggambarkan gurita korupsi di Indonesia terhadap lembaga penyeleng­garaan pemerintahan dan Negara mencerminkan bahwa di Indonesia tengah dijangkiti wabah William holic
Upaya pemberantasan korupsi selama lima tahun terakhir ini  memang mengalami pening­katan, menurut transparency In­ternational,

Indek Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2010 mencapai angka 2,8 point atau  meningkat 0.8 point dibanding tahun 2004 yang hanya 2.0 point. Namun demikian range angka ini masih berada pada zone Negara terkorup, karena masih di bawah point 3.  Angka ini masih jauh dari angka prestasi beberapa Negara tetangga se­perti Singapure 3,.9, kemudian Ma­laysia 4, atau Korea selatan 5.4.

Prestasi yang dipublikasikan transaparancy dapat saja menunjukan kemajuan, namun arah yang mengkhawatirkan jus­tru terlihat dari regenerasi dan sebaran koruptor-nya. Pusat Pelaporan dan Analisis Tran­saksi  Keuangan (PPATK)  men­catat banyak PNS muda atau Gayus muda yang bertendensi melakukan korupsi.

Secara keseluruhan dicurigai ada 153 nasabah berasal dari kalangan PNS yang ditengarai melakukan korupsi, terdiri dari 67 berasal dari PNS daerah dan sisanya sebanyak 86 orang berasal dari kalangan PNS pusat. Sebagaian data yang direlease, nilai transaksi  korupsi juga cukup besar.  Sebanyak 42 nasabah transaksinya di bawah 1 miliar, namun nasabah yang melakukan transaksi di atas Rp 5 milar justru jumlahnya cukup banyak mencapai 60 nasabah.

Saat ini diperkirakan ada158 pejabat yang diduga terkait dengan korupsi, angka ini diluar 245 orang pejabat yang tengah ditangani oleh KPK. Mereka yang terlibat adalah pejabat daerah baik tingkat bupati, gubernur hingga pejabat pusat baik eselon tiga hingga eselon satu, bahkan mereka yang terlibat juga tidak sedikit dari kalangan penegak hukum seperti polisi, hakim mapun jaksa. Sehingga tidak aneh jika banyak pejabat-pejabat golo­ngan rendah memiliki nilai re­kening yang spektakuler se­perti Gayus. Bukan rahasia umum lagi jika banyak abdi negara atau pelayan masyarakat yang menjadi calo proyek.

Sebuah data dari Bribe payer Index (2011) yang disurvei oleh Transparency International menyebutkan, uang suap  yang diterima oleh aparat pemerintah dari meng “goal” kan proyek swasta berkontribusi 10 persen terhadap korupsi  atau bisa jadi pihak swasta akan mengurangi 10 persen dari kualitas proyek tersebut.  Dari sumber yang sa­ma, pemerintah Indonesia me­nempati urutan ke 25 dari 28 negara yang disurvey sebagai  negara yang pemerintahnya me­nempati urutan terbanyak menerima suap.

Dapat kita bayangkan jika dari Rp 100 triliun proyek yang dianggarkan harus diperoleh dengan   cara  menyuap pejabat sebesar  10 persen, setidaknya ha­nya Rp 90 triliun yang murni digunakan untuk pembangunan, besaran itu pun belum dipotong keuntungan yang memang dihalalkan untuk diperoleh pi­hak swasta. Artinya yang mur­ni menempel di proyek pem­bangunan tersebut hanya 80 per­sen saja dari nilai proyek, efeknya equivalent dengan 20 persen penurunan  proyek yang dianggarkan dari uang rakyat.

Eliot Ness
Gurita korupsi dilihat dari ang­ka yang disajikan di atas ternyata telah menyentuh pada inti persoalan yang sangat meng­khawatirkan. Banyak Al-capone- Al- capone (swasta) di Indonesia yang mengen­dalikan pengambil kebijakan, Banyak William-wiliam  “Big Bill” di Indonesia yang mem­bantu mulusnya usaha swasta di Indonesia. Korupsi di Indo­nesia  massif dan dilakukan ber­jamaah sehingga sulit untuk mencari ujung penyelesainnya, karena satu dengan yang lain aparat saling keterkaitan.

Begitu juga dengan maraknya kekerasan para aparat yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat yang merasa tidak aman dari ancaman kejahatan yang dilakukan oleh penjahat. Pemerkosaan, pembunuhan, perampokan dan jenis kejahatan lainnya yang semakin men­cemaskan masyarakat.

Kita berharap pemimpin kita bercermin dan menjadi tombak harapan masyarakat untuk tegaknya hukum di Indonesia yang lebih bisa melindungi dan mensejahterakan masyarakat, kita berharap akan ada Eliot Ness-eliot Ness Indonesia yang mampu menggiring Al-capone dan Wiliam bangsa ini ke ranah hukum yang adil.

Kalau hal ini bisa diwujudkan, ada sekitar Rp 50 triliun uang negara yang dapat diselamatkan, jika uang sebesar ini digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin, maka angka ini melebihi 50 persen dari anggaran APBN yang dialo­ka­sikan untuk pengentasan ke­miskinan yang hanya Rp 99 triliun, atau  akan begitu  besar masyarakat miskin yang dapat diangkat derajatnya.

Kita berharap Indonesia ada­lah negeri yang makmur dan penuh kedamaian bukan negeri Al-capone yang penuh dengan gangster tangan besi dan gang­ster anggaran negara. Semoga  penyelesaian kasus korupsi seperti kasus Bank Century dan beberapa kasus korupsi lainnya yang selama ini tidak berujung, akan kembali bangkit dan dikuak setelah  pergelaran si­dang Nasrudin dan  tertang­kapnya Nunun.

Kita juga berharap penyelesaian dan tindakan pengusutan hingga tuntas persoalan kekerasan di beberapa daerah yang meng­hilangkan banyak nyawa masya­rakat, dan mengantisipasi ter­ulangnya kejadian serupa. Semoga.

Oleh : Enjat Sudrajat
Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Mathlaul Anwar, Pandeglang

JAKARTA, KOMPAS.com — Biaya penyelenggaraan ujian nasional menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Karena itu, penyelenggaraan ujian nasional tidak boleh membebani siswa dan orangtua.
Peraturan yang secara tegas melarang pungutan biaya penyelenggaraan UN tahun ajaran 2011/2012 itu diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional. Peraturan ini ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, akhir tahun 2011.
Ketentuan itu tertuang dalam Pasal 27: Pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan dilarang memungut biaya penyelenggaraan UN dari peserta didik, orangtua/walinya, dan/atau pihak yang membiayainya. Sebab, biaya penyelenggaraan UN menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Adapun biaya penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah menjadi tanggungjawab pemerintah daerah dan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Djemari Mardapi, mengemukakan, UN merupakan kegiatan rutin yang merupakan bagian dari proses belajar. ”Sekolah tidak usah berlebihan dalam pemantapan. Persiapannya bisa dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar di sekolah sehingga tidak perlu biaya tambahan,” kata Djemari, Selasa (17/1/2012), di Jakarta.
Menurut Djemari, anggaran UN yang disiapkan pemerintah dinilai sudah mencukupi untuk penyelenggaraan UN hingga ke sekolah-sekolah, termasuk untuk membayar biaya pengawas. Karena itu, pungutan untuk pembiayaan UN kepada siswa dan orangtua tidak diperkenankan.
Untuk pemantapan, pemerintah daerah bisa membantu kucuran dana untuk uji coba (try out) sekitar dua kali atau lebih. Adapun pemantaapan bisa dilakukan dalam kegiatan belajar rutin karena kisi-kisi soal UN sudah diberikan BSNP.
”Pungutan dilarang keras khususnya untuk sekolah negeri. Untuk sekolah swasta sebenarnya ada juga bantuan, tetapi sekolah swasta kan lebih fleksibel soal pungutan,” kata Djemari.
Koordinator Koalisi Pendidikan Kota Bandung, Iwan Hermawan, mengatakan, saat ini sudah ada sejumlah laporan dari beberapa orangtua yang dipungut biaya pemantapan UN. ”Kalau pengalaman tahun lalu, di Kota Bandung biasanya sekolah dipungut biaya untuk operasional subrayon UN dengan hitungan Rp 15.000 per siswa,” ungkapnya.
Menurut Iwan, adanya pungutan-pungutan terkait UN membuktikan bahwa UN tetap merepotkan. Pemantapan di luar kegiatan belajar dinilai perlu bagi sekolah. Sebab, hasil UN bukan untuk penilaian kelulusan saja, melainkan digunakan untuk penilaian akreditasi sekolah dan kepala sekolah.
”Jika Mendikbud mengeluarkan ketentuan tidak boleh memungut biaya UN, ya harus jelas pengawasannya dan sanksinya. Di samping itu, kebutuhan dana UN juga memang mesti memadai,” tutur Iwan.

Kau bawa diriku, ke dalam hidupmu.
Kau basuh diriku, dengan rasa sayang.
Senyummu juga sedihmu adalah hidupku. 
Kau sentuh cintaku dengan lembut, dengan sejuta warna

Tentu saja kita sangat hapal dengan teks di atas. Ya, itu adalah reff lagu dari grup band kenamaan Indo­nesia, Gigi, yang berjudul 11 Januari. Lagu ini sempat bercokol di nomor satu hits Indo­nesia. Liriknya sederhana dan bila dinyanyikan sangat merdu dan syahdu di kuping. Rasanya tidak pernah bosan untuk mendengarkan lagu yang diden­dangkan Armand Maulana  ini.

Lagu itu sangat populer. Mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, hingga anak-anak bisa me­nyanyikan lagu ini meski dengan penghayatan yang beragam. Lagu 11 Januari jelas menjadi salah satu fenomena lagu di Tanah Air.
Kini, 11 Januari kembali menjadi perbin­ca­ngan publik. Namun kali ini bukan soal lagu yang dipopulerkan Gigi itu. 11 Januari kali ini menjadi obrolan karena ada acara besar di 11 Januari 2012 ini. Yaitu pelantikan pasangan Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno sebagai pasangan gubernur/wakil gubernur di gedung DPRD Banten oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Atut menjadi gubernur kedua setelah pa­da periode sebelumnya menjadi guber­nur berdampingan dengan wakil gubernur HM Masduki. Jauh-jauh sebe­lumnya, Atut pernah juga menjadi wakil gubernur men­dampingi gubernur (alm) Djoko Munandar. Lalu pernah menjadi pelaksana tugas (plt) gubernur hingga akhirnya menjadi gu­bernur. Dari sisi itu, Atut punya penga­laman bersentuhan dengan birokrasi. Jabatannya sebagai gubernur kali ini, bagi Atut adalah kali kedua yang merupakan periode terakhir Atut.

Sementara Rano Karno sebelumnya ada­lah Wakil Bupati Tangerang yang men­dampingi Bupati Ismet Iskandar. Rano di­daulat untuk mendampingi Atut pada Pil­gub Banten lalu diusulkan oleh PDIP. Men­jadi wakil kepala daerah, bagi Rano adalah untuk kedua kalinya. Jelas, Rano pun punya pengalaman bersentuhan de­ngan birokrasi meski tidak sekuat Atut.

Sebelas Januari. Harus mereka jadikan sebagai tonggak awal pencanangan tahun kerja keras. Tidak ada jeda untuk Atut dan Rano untuk berleha-leha. Tidak ada waktu untuk pasangan ini berpesta pora merayakan di­rinya masing-masing seusai pelantikan.

Pasangan ini harus langsung tancap gas sejak dilantik pada 11 Januari itu. Keduanya harus berkonsentrasi memajukan Banten di berbagai sektor. Pembangunan infra­struk­tur di Banten Selatan harus lebih diprioritaskan karena memang di Banten Selatan ini, infrastruktur jalan, infrastruktur pendidikan, dan infrastruktur kesehatan ma­­sih buruk. Masih banyak jalan-jalan yang rusak, masih banyak gedung sekolah yang hanya asal jadi, dan masih sedikit puskesmas dibangun yang dapat melayani ke­se­hatan masyarakat. Selain itu, masya­rakat juga ma­sih kesulitan mengakses kesehatan se­hingga mereka tidak terlayani dengan baik.

Tahun kerja keras harus diawali dengan niat. Atut-Rano sejak dilantik mesti meniat­kan diri untuk bekerja keras untuk memaju­kan Banten. Mengerahkan segenap pikiran dan kerja untuk dapat membangun Banten dari ke­­ter­purukan. Keduanya harus berani mewakafkan diri untuk Banten.

Tanpa kita ajari sekalipun, mereka sudah pasti tahu kepada siapa mereka dapat belajar tentang kepemimpinan agar dapat membawa perubahan lebih baik. Ya, siapa lagi kalau bukan kepada khulafaurasyidin (khalifah yang empat) yaitu Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin Khatab, Khalifah Ustman bin Affan, dan Khalifah Ali bin Abi Tholib.

Banyak dalam buku-buku yang mengupas tentang kepemimpinan, mengambil contoh model keteladanan ke­pemimpinan dari empat khalifah itu. Sebab empat khalifah itu memimpin de­ngan nurani.  Tidak melakukan korupsi seperserpun. Mereka lebih mengutamakan kepentingan publik ketimbang kepentingan keluarga dan kerabat mereka. Bahkan kalaupun ada sanak keluarga mereka yang mencuri, maka mereka siap untuk meng­hukumnya dengan hukuman setim­pal. Lebih dari itu, empat khalifah ini juga me­miliki rasa empati yang kuat kepada masyarakat. Mereka rela turun dan membawa makanan untuk masyarakatnya.

Belajar dari empat khalifah itu, maka Atut-Rano, jangan terjebak kepada kepen­tingan sesaat dan kepentingan parpol. Saat mereka sudah menjadi gubernur dan wakil gubernur, maka keduanya tidak lagi secara intens mewakili parpol. Mereka su­dah punya rakyat Banten secara kese­luruhan. Karena itu, kerja mereka fokus untuk kepentingan rakyat. Bukan untuk kepen­tingan parpol, kerabat, segelintir elite, dan teman dekat yang dulu bekerja sebagai mesin tim sukses pada Pilgub 2011.

Untuk dapat fokus pada kepentingan rakyat itu, maka Atut-Rano harus  saling men­dukung. Saling bekerja sama. Saling menguatkan satu sama lain dan saling menopang. Ibaratnya, bila ada yang satu pincang, maka yang lain harus menunjang dengan sekuat tenaga. Model kepemim­pinan mereka harus seperti satu tubuh. Bila ada bagian tubuh yang sakit, maka sakit pula bagian tubuh yang lain. Bila ada satu bagian tubuh yang terluka, maka bagian tubuh yang lain merasakan kepedihannya.

Masyarakat tentu tidak ingin melihat keharmonisan Atut-Rano hanya berumur jagung. Publik tidak menginginkan menyaksikan kemesraan mereka hanya di menit-menit pelantikan saja. Publik berharap keduanya terus mesra dan bergandengan tangan sampai habis masa jabatan.

Kasus wakil kepala daerah mengundurkan diri di tengah jalan jangan sampai terjadi di Banten. Kasus Wakil Gubernur Jakarta Prijanto dan Wakil Bupati Garut Dicky Chandra yang mengundurkan diri sebelum habis masa jabatannya, jelas tidak baik terjadi di Banten. Nah, untuk menjaga kekompakan itu, penting kiranya Atut-Rano merenung sejenak. Bahwa mereka dipilih rakyat untuk bekerja demi kepentingan rakyat bukan untuk membidik kepentingan politis yang kadang-kadang tersembunyi.

Periode Emas
Bagi Atut, periode 2012-2017 adalah periode emas yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sebab periode itu adalah periode terakhir kali Atut sebagai kepala daerah. Pada Pilgub Banten berikutnya, sesuai dengan undang-undang, Atut tidak boleh mencalonkan diri lagi sebagai kepala daerah karena sudah dua kali menjabat sebagai gubernur.

Pembatasan jabatan ini yang harus dimanfaatkan Atut. Dia harus dapat mengerahkan segala kemampuannya untuk fokus kepada rakyat. Fokus mem­bangun membangun untuk Banten. Kalau bukan periode sekarang, kapan lagi! Inilah kesempatan emas yang sangat baik untuk berbuat bagi Banten. Jadi kesampingkan dulu kepentingan keluarga, kerabat, parpol, dan tim sukses yang kadangkala merepot­kan.

Bila Atut dapat memanfaatkan ke­sem­patan emas yang diberikan Tuhan ini, tentu sejarah akan mencatat namanya baik di mata publik. Sebaliknya, bila Atut gagal memanfaatkan momentum emas ini, tentu akan menambah kekecewaan publik kepada trah Atut.

Akhirnya, kita ucapkan selamat kepada pasangan Atut-Rano yang dilantik 11 Januari ini. Dan di akhir tulisan ini ada baiknya kita hayati lirik 11 Januari milik Gigi ini, Sebelas Januari bertemu, menjalani kisah cinta ini, naluri berkata engkaulah milikku, bahagia selalu dimiliki, bertahun menjalani bersamamu, kunyatakan bahwa engkaulah jiwaku.(*)

Oleh : AHMAD LUTFI
Jurnalis Radar Banten.

PERJALANAN panjang pro­ses pe­milihan gu­ber­nur Banten, telah men­dapatkan ha­sil pe­ne­tapan secara le­gi­ti­mate dan le­galitas yang dapat di­­­per­tanggungjawabkan. Se­cara legitimate pasangan Atut-Rano telah ditetapkan sebagai pe­­me­nang Pilgub Banten ber­da­­sarkan keputusan pleno KPU Pro­­vinsi Banten Nomor 55/Kpts/KPU-Prov-015/Tahun 2011 tanggal 30 Oktober 2011 ten­tang Penetapan Rekapitulasi  Ha­sil Perolehan Suara tingkat KPU Provinsi Banten dengan pe­rolehan suara sebanyak 2.136.035 (46,65 %), 

Pasangan Wahidin Halim-Irna Narulita se­banyak 1.674.957 (38,93 %) serta pasangan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzakki sebanyak 491.432 (11,42 %) dan SK KPU Banten dengan Nomor 056/Kpts/KPU-Prov-015/Tahun 2011 tanggal 30 Oktober 2011 ten­tang Penetapan Calon Ter­pi­lih Pasangan Calon Gu­bernur dan Wakil Gubernur Ban­ten Pe­riode 2012-2017.

Se­mentara se­cara legalitas pa­sangan ini di­kukuhkan se­ba­gai pemenang ber­dasarkan hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas perkara Nomor 114, 115, 116/PHPU.D-IX/2011 Perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Gu­ber­nur dan Wakil Gu­bernur Banten Tahun 2011. Akhir segala proses kini diawali dengan prosesi pelantikan pa­sangan Atut-Rano yang di­te­tap­kan sebagai pemenang pada tanggal 11 Januari 2012. Dengan de­­mikian, secara resmi pe­me­rin­tah Provinsi Banten dalam periode 5 (lima) tahun ke depan akan dinahkodai oleh Gubernur Banten Ratu Atut Cho­si­yah se­bagai pengurus Partai Golkar dan wakil Gubernur  Rano Karno yang tercatat se­bagai pengurus DPP PDI Per­juangan.

Kolaborasi kepemimpinan yang dapat dianggap sebagai pa­sangan incumbent tentu men­jadi modal dasar bagi pa­sangan ini untuk membawa Banten ke arah yang lebih baik. Pada sisi lain, duet ke­pe­mim­pi­n­an ini pun dilatarbelakangi oleh kekuatan partai politik se­bagai pengusung yang ter­bilang cukup banyak hingga men­capai 22 partai politik. Oleh karenanya pasangan ini identik dengan pasangan koalisi yang me­miliki peranan besar untuk dapat mengembangkan sistem ke­pemimpinan yang lebih bersifat rekonsiliatif.

Kemenangan pasangan atut-rano patutlah kita hargai sebagai hasil proses demokrasi. Segala bentuk perbedaan dalam politik tentu menjadi kelumrahan un­tuk dapat kita pahami sebagai me­dia pencerdasan politik (maturity politic). Sehingga ke­­menangan ini setidaknya akan menjadi bagian dalam men­yatukan beragam pan­dangan politik dari seluruh kon­stentan untuk dapat bersatu dalam membangun kebesaran daerah demi terwujudnya ke­sejahteraan masyarakat Banten se­cara holistik.

Terlaksananya proses pe­lan­tikan pemenang pilgub, me­rupakan starting awal penguatan stra­tegi kepemimpinan atut-rano dalam membawa amanah mas­yarakat Banten. Terdapat ban­yak tantangan sekaligus ha­­rapan yang akan muncul dal­am proses kepemimpinan gu­­­bernur dan wakil gubernur Banten terpilih pada masa men­da­tang. Kondisi ini tentu harus mampu dipadukan dalam mem­­­­bangun kekuatan ke­pe­mim­­pinan pasangan atut-rano dalam menjalankan roda pe­me­rintahan di Provinsi Banten. Sehingga, pada masa mendatang Banten akan menjadi daerah yang maju, adil dan sejahtera berlandaskan Iman dan Takwa.

Tantangan Kepemimpinan Atut-Rano
Memasuki periode terakhir ke­pemimpinan Gubernur Ratu Atut Chosiyah setelah di te­tap­kan sebagai pemenang ber­sama wakil Gubernur Rano Karno pada proses pemilihan gubernur tahun 2011, banyak menyimpan beberapa tantangan yang harus mampu dirumuskan secara tepat. Tantangan ke­pe­mim­pinan Atut-Rano pada masa mendatang di­dasari oleh tuntutan terhadap pelaksanaan kepemimpinan yang mampu mewujudkan vi­si-misi selama pencalonan serta membangun sistem ke­pe­mim­pinan yang solid dan didukung secara bersama seluruh stake­holders untuk mewujudkan kemajuan pembangunan di Pro­­vinsi Banten demi ter­ca­painya kesejahteraan mas­ya­rakat.

Secara mendasar, tantangan yang akan timbul dalam proses kepemimpinan pasangan atut-rano diantaranya adalah: pen­ye­lesaian beberapa agenda pem­bangunan daerah yang belum tercapai di Provinsi Ban­ten, resistensi hubungan kerja antar Gubernur dan Wakil Gu­ber­nur jika terjadi perbedaan pan­dangan politik kepentingan partai pengusung serta jaringan relawan akibat kendaraan politik yang berbeda, penyelesaian ke­tim­pangan pembangunan daerah serta hubungan ko­mu­ni­kasi kerja pada setiap ka­bu­paten dan kota di Provinsi Ban­­ten, dan strategi penguatan pe­­­rekonomian Ban­ten untuk memenuhi tun­tutan ke­se­jah­te­raan masyarakat.

Keseluruhan tantangan di atas, tentu akan menjadi bagian penting yang akan menghiasi perjalanan kepemimpinan atut-rano di masa mendatang. Untuk itu diperlukan pemikiran bersama dalam membangun kekuatan kepemimpinan, se­hingga akan lebih solid dan fokus pada fungsi dan ke­we­nangan masing-masing dalam menjalankan amanah rakyat. Be­berapa antisipasi yang dapat dilakukan dalam meng­hadapi tantangan tersebut, meliputi: pe­rumusan secara bersama ren­cana pembangunan daerah Provinsi Banten yang diperoleh dari berbagai stake­holder, se­hing­ga konsep pem­bangunan Banten akan lebih bersifat par­tis­ipatif dan trans­paran.

Ke­mu­­dian agar terbentuk soliditas ke­­pe­mim­pinan yang kuat antara Gu­ber­­nur dan Wakil Gubernur terpilih diperlukan proses pe­rumusan pembagian kewe­nangan secara jelas dan tegas, agar terbangun sistem pe­lak­sa­naan tugas pe­me­rin­tahan yang terpadu dan ber­tang­gung-jawab satu sama lain.

Dalam penyelesaian tentang tan­­tangan inharmonisasi hu­bungan komunikasi ke­pe­mim­pinan dengan pemerintah ka­­­bupaten dan kota serta ke­tim­­­pangan, diperlukan pe­ngem­bangan sistem informasi dan komunikasi terpadu dalam pen­­­yelenggaraan pemerintahan yang ditunjang oleh adanya pe­netapan grand design pem­bangu­nan daerah secara ter­pa­du dan terprogram, untuk penguatan perekonomian di Banten, kepemimpinan Atut-Rano perlu mulai melakukan upa­ya penggalian potensi dae­rah sebagai basis keunggulan lo­kal melalui asas social em­po­wer­ment, sehingga akan ter­bentuk partisipasi kuat mas­yarakat dalam proses pem­bangu­nan, disamping ke­ter­bu­kaan akses terhadap layanan investasi yang akan dilakukan oleh pihak-pihak investor.

Harapan bagi Banten
Secara umum, masyarakat tentu berharap dengan ter­pilihnya pasangan Atut-Rano akan mem­bentuk ke­pe­mim­pinan yang kuat pada masa men­­datang. Iden­ti­fikasi ke­kuatan ke­pe­mim­pinan Atut-Rano pada masa men­datang dalam membawa ke­majuan Banten meliputi: per­tama, pa­sa­ngan atut-rano sebagai pa­sangan yang diusung oleh koalisi partai politik terbesar, se­hingga akan lebih memudahkan dalam men­­yatukan persepsi pen­ca­paian visi-misi ke­pe­mim­pinan untuk ke­pentingan mas­ya­rakat secara luas, baik dalam bidang kebijakan politik pada lembaga le­gislatif maupun publik.

Kedua, pasangan Atut-Rano ada­­lah duet kepemimpinan yang be­­rasal dari calon incumbent, se­hingga satu sama lain dapat ber­peran untuk berbagi pe­nga­laman ter­hadap proses pen­ye­leng­ga­raan pe­me­rintahan Provinsi Ban­ten secara baik dan bersih (clean governance and clear government). Ketiga, pa­­sangan Atut-Rano merupakan pasangan yang berasal dari ke­luar­ga pe­ngusaha dan bu­da­yawan, se­hing­ga dimungkinkan dapat me­­ngembangkan ke­ung­gulan potensi lokal baik dari sisi eko­nomi maupun sosial-budaya ke Bantenan.

Keempat, pa­sa­ngan Atut-Rano memiliki hu­bungan cukup baik terhadap pe­me­rin­ta­han daerah ka­bu­pa­ten dan kota di Provinsi Ban­ten, sehingga dapat di­pas­ti­kan mampu me­la­kukan pola koor­dinatif untuk program pem­bangu­nan daerah se­cara merata, berkeadilan dan har­monis. Dan kelima, pasangan Atut-Rano adalah pasangan yang cukup po­luler di masyarakat Indonesia secara umum, se­hingga akan memberikan simbol bagi pe­­ngenalan kepemimpinan pro­vinsi Banten pada pe­me­rin­tah pusat maupun in­ter­na­sio­nal.

Gambaran kekuatan ke­pe­mim­­pinan pasangan di atas, akan menjadi harapan besar bagi masyarakat Banten khu­sus­nya untuk mampu mem­bangun Provinsi Banten lebih maju dan sejahtera. Harapan yang timbul pada pola ke­pe­mim­pinan pasangan Atut-Rano meliputi  pertama, terbangun­nya kebersamaan seluruh mas­yarakat dalam me­lak­sa­na­kan pembangunan di Banten. Ke­bersamaan ini dapat diawali me­lalui proses perumusan ber­sa­ma rencana pembangunan di Provinsi Banten yang dapat me­libatkan seluruh stakeholders ter­masuk rival politik saat pil­­gub. Kondisi ini tentu senada de­ngan slogan pencalonan pa­­sangan Atut-Rano bersama te­­ruskan pembangunan. Kedua, terwujudnya program pem­bangunan yang lebih ber­orien­tasi pada kepentingan publik. Ha­rapan ini sebagai bagian dari per­tanggungjawaban pe­me­nangan pasangan Atut-Rano dalam mengakomodasi berbagai ke­pentingan publik untuk dapat di­wujudkan dalam program nya­ta pembangunan daerah. Im­­plementasi harapan ini ada­lah terlaksananya pelayanan da­sar publik secara optimal di Pro­vinsi Banten.

Serta ketiga, ter­wujudnya keterpaduan, pe­me­rataan dan keadilan pem­bangu­nan pada seluruh Ka­bupaten dan Kota se Provinsi Banten. Harapan ini sebagai konsekwensi pe­laksanaan prog­ram pem­bangunan daerah se­­cara merata dalam merancang kawasan potensial bagi pe­ning­katan berbagai sektor pem­bangu­nan pada tiap kabupaten dan kota. Dengan kata lain, skala prioritas ke depan, pem­bangu­nan daerah tidaklah ter­kon­­sentrasi pada satu wilayah belaka, namun dapat bersifat terpadu, men­yebar dan merata pada wi­layah lain di Provinsi Banten.

Semoga pa­sangan ini akan memberikan angin segar dalam kemajuan pem­bangunan di Banten, demi ter­wujudnya ke­sejahteraan mas­yarakat.

Oleh : ISBANDI
Ketua Yayasan Pendidikan Primagraha, Wakil Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia (APTISI) Wilayah IV B Banten, dan
Ketua Tim Percepatan Pemekaran Daerah (TP2D) Tangerang Barat.
sumber : http://radarbanten.com/newversion/opini/6234-tantangan-duet-atut-rano-.html


Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme