"Alhamdulilah telah lahir kedunia dengan selamat bayi laki-laki dengan berat 3,5 panjang 39 cm Lahir, Pukul 11.45 30 Desember 2014 M / 08 Rabiul Awwal 1436 H. Sekitar pukul 06. "

SMS itu masuk kira-kira pukul 06.00 pagi. Ucapan syukur alhamdulilah seketika itu keluar dan bercampur dengan rasa bahagia..













"Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk". ( QS. Al Qashash [28] : 56)
Suara bising kendaraan yang lalulalang di jalan raya sudah menjadi bagian dari kehidupanku setiap hari. Pukul  07.00 pagi, aku sudah stand by di jalan Tangerang – Jakarta untuk menunggu bis yang akan membawaku ke tempat kerja. Kadang,  kalau beruntung tak perlu menunggu lama di halte.

Sinar matahari yang keemasan, pagi ini menemaniku. Rasanya begitu sejuk dan memberiku kekuatan untuk menatap hari esok agar lebih baik. Tak terasa aku sudah 3 tahun menjalani aktivitas ini. Dengan teman-teman kantor, suasana kantor dan bahkan pelanggan dari kantorku yang itu-itu saja.


Jika dibilang aku tak bosan, salah. Padahal rasa itu sudah sering datang menghampiriku. Tetapi apa boleh buat, sekarang mencari pekerjaan sulit, apalagi mendapatkan pekerjaan seenak yang saat ini sudah ku raih. Butuh pengabdian dan pengorbanan yang ekstra untuk dapat jabatan ini, lantas kenapa aku tidak menikmatinya.

Sambil menunggu bis, aku duduk di halte. Duduk seorang diri dengan sesekali ku lihat blackberry yang sudah agak jadul. Berharap ada pesan dari Angga yang ingin mengabariku. Sudah tiga bulan aku dekat dengan laki-laki asal Palembang ini.

Dalam keadaan yang serba tidak karuan, aku teringat masa-masa kelamku. Masa di mana aku merasa jijik dengan diriku sendiri jika mengenang aku yang dahulu. Ya semua ini berawal dari keluarga dan teman sepermainan. Keluarga yang tidak utuh, membuatku mencari kasih sayang di luar. Hingga aku berkenalan dengan Heri; kak kelas di sekolahku.

Masa-masa kelam dan kehidupan penuh dosa aku mulai kala dekat dengan Heri. Sebagai ketua geng, ia sangat disegani dan sekaligus ditakuti. Apapun yang ia inginkan selalu dipenuhi oleh kawan-kawannya, meskipun barang tersebut hasil dari iuran masing-masing.

Tampangnya tidak terlalu keren, bahkan menurutku ia biasa-biasa saja. Apalagi jika dibandingkan dengan Rio, si anak pintar dan juara kelas. Penampilan Rio selalu rapi, wangi dan terlihat bercahaya wajahnya. Hanya saja Rio lebih pendiam dan memilih untuk tidak pamer kehebatan.

Karena pacarku ketua geng jadi aku pun bisa ikut disegani. Satu sekolahan tak ada yang berani menggangguku, apalagi menjailiku. Berani mereka seperti itu, bisa-bisa habis dihajar Heri si ketua geng. Pokoknya aku aman dan tak ada yang berani mengusik. Hanya saja kadang Heri memintaku untuk aneh-aneh.

Tak terhitung berapa kali aku pernah tidur dengannya. Bahkan hubungan seperti suami istripun sering kami lakukan. Aku tak kuasa menolaknya, karena aku selalu diberi uang dan barang-barang mewah, entah dari mana ia mendapatkannya.

Saat itu aku takluk dan tak bisa berbuat apa-apa. Hidupku merasa cukup dan apa yang aku inginkan terpenuhi. Meskipun ada ketidaktenangan dalam batin ini. Hingga suatu hari aku mengalami keanehan dan seolah ditegur oleh sang kuasa.

Siang itu, entah kenapa aku merasa kantuk yang sangat berat. Tanpa pikir panjang, setelah tiba di rumah aku langsung menuju kamar dan tidur. Waktu itu aku tak sempat mengganti seragamku terlebih dahulu.

Dalam mimpi tersebut aku dipertemukan dengan Ibu kandungku, dan ia seolah sedang menangis tersedu karena melihat ku. Lantas karena penasaran aku bertanya kepadanya, "ibu kenapa menangis terus..?" Tanyaku sambil memegang bahu ibu.

"Nak, apa engkau tidak kasihan dengan ibu dan hidupmu kelak.. jika perbuatan dosa yang sering kau lakukan..." sambil terisak tangis ibu memandang wajahku. Seketika itu juga aku langsung panas dingin. Tubuhku mengeluarkan keringat, padahal cuaca tidak terlalu panas dan juga tidak gerah, keringat dingin itu terasa begitu banyak, karena seragamku setengah basah.

Lalu aku terbangun. Dengan sejadi-jadinya aku menangis dan ingat akan pesan almarhumah ibu. Sejak saat itu aku memutuskan untuk menjauhi dunia gelap dan pergaulan yang tidak baik. Meski mereka masih merayu ku, aku katakan bahwa aku sudah berubah. Aku kasihan pada ibu dan diriku sendiri. Ini pesan khusus dari ibuku.

Ada yang percaya dan tidak, tetapi itu hak mereka mau percaya atau pun tidak. Yang jelas saat ini aku sudah menutup masa kelam ku dan membuka lembaran baru. Biarlah masa kelam ini menjadi masa lalu dan menjadi pelajaran berharga untuk hidupku.

Aku sudah bertekad dan berjanji untuk menjadi manusia yang baik. Aku ingin kelak mendapatkan tempat yang terbaik. Serta mati dalam keadaan baik (Husnul khatimah).

Tiba-tiba bunyi SMS mengagetkanku? setelah kubuka, "sudah sampe mana?.. sudah naik bis belum...?" demikian isi pesan singkat dari Angga.  "Belum ini masih nunggu, paling sbntar lagi.." ku kirim ke Angga. Selesai membalas SMS langsung ku masukan ke dalam tas lagi.

Hanya beberapa detik setelah itu, bis yang ku tunggu rupanya telah tiba. Secepat kilat aku berdiri dan langsung meraih pintu masuk. Aku langsung duduk di kursi yang lumayan empuk, tampaknya masih sepi penumpangnya.

Bis itu membawaku dan meninggalkan halte tempatku menunggu. Seperti halnya aku meninggalkan masa kelam menuju masa depan yang lebih cerah. Selamat tinggal masa kelam dan selamat datang masa depan yang penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan.

Memasuki tahun 2015 ini, merupakan tahun ke 5 aku berusaha menjaga pesan ibu tercinta. Semoga beliau kini tersenyum bahagia menyaksikan aku yang sudah meninggalkan dunia suram. Terima kasih ibu dan terima kasih ya tuhanku..

Dari judulnya saja sudah nampak akan keingintahuan saya. Rasanya ingin segera jeda (buffer) dalam youtube selesai. Meski harus dengan usaha yang sabar dan perlahan, film pendek itu akhirnya selesai saya khatamkan.

Tak cukup sekali, untuk mendapatkan dialog dan pesan yang disampaikan dalam film pendek ini. Barulah setelah dua kali balikan menontonnya, semuanya bisa dipahami.

Adegan yang paling keren menurut saya ketika Ratih sepulang dari perjalanan (entah dari mana perginya mereka berdua). Sambil berdiri di depan Pagar kostnya, dan Angga baru saja turun dari motor dan menghampiri dirinya (Ratih).

"Ada yang mau aku omomngin.." Ungkap ratih dengan muka kesal.

"di WhatsApp aja ya...." Jawab Angga santai, sambil merapikan rambut yang hitam dan tebal.

"Kita PUTUS..." timpal Ratih dengan cepat, padahal Angga baru selesai menjawab omongannya.

Mendengar kata-kata putus Angga hanya bisa terperangah dan tidak percaya. Ia kehabisan kata-kata dan tak bisa berkata-kata lagi. Sampai akhirnya Ratih memberondongnya dengan 'pukulan' telak.

"Aku capek, setiap hari aku bantuin bangunin subuh, tapi kamu malah tidur lagilah, handphone kamu matiinlah...." Ratih belum selesai ngomong,

Agga pun menyelanya. "Tapikan aku bangun pagi, jam tujuh. Setelah itu aku langsung sholat subuh.."

"Duha namanya.. bukan subuh..." sela Ratih sambil kesal pada Angga. Sejenak keduanya terdiam.

"Seriusan.." Tanya Angga penasaran dengan keputusan Ratih.

"Gimana mau jadi IMAM KELUARGA, buat NGIMAMIN diri sendiri aja gak bisa...." Pungkasnya.

Ratih mengembalikan helm dan tak ada kata-kata terakhir dari Ratis selain mengucapkan salam. Dengan cepat Ia masuk ke dalam, meninggalkan Angga di luar yang tengah kemelut batin.

Inilah titik balik untuk Angga. Hingga 2 tahun kemudian Angga bisa membuktikannya, datang sebagai lelaki muslim yang siap menjadi imam bagi diri dan keluarganya.


Mir sehat?.. demikian kalimat itu yang terlontar dari ujung telepon. Ya, begitulah ibu jika saya telepon, atau dari rumah yang menelepon. Suaranya yang lirih dan penuh kesejukan membuat hati ini ingin sekali hadir dan berada di hadapannya. Tapi, apa boleh buat, semuanya harus saya jalani dan nikmati agar nanti bisa indah pada akhirnya.

Maklum jarak kami tersekat lumayan cukup jauh, Ibu di rumah. Sedangkan saat ini saya sedang berhijrah untuk menggapai cita-cita. Pertengahan tahun 2009 silam, saya ingat betul ketika nekat dan memberanikan diri untuk berangkat ke tempat yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya.

Kota Gudeg; Yogyakarta, di sinilah saat ini saya menetap. Saya lebih senang menyebut Jogja dengan sebutan padepokan pertapaan jiwa, kawah condrodimuko. Karena di sinilah semuanya dimulai. Pengalaman susah dan sedih melebur menjadi satu. Apalagi kalau sakit melanda, tak ada saudara satupun yang mengurus apalagi membantu. Semuanya dilakukan sendiri.

Semuanya sudah biasa sendiri, dalam keadaan sakit mapun sehat semuanya dilakukan sendirian. Saya tahu, ibu percaya bahwa saya bisa sendiri dan mandiri. Sebagaimana yang sudah ibu ajarkan ketika di rumah dulu. Semuanya dilakukan sendiri-sendiri, tanggung jawab terhadap barang yang dimiliki ya sendiri-sendiri.

Tak terasa, semuanya sudah 5 tahun. Meski telah terbiasa dengan  kesendirian, kadang rindu akan keluarga di rumah tak bisa terbantahkan. Terutama rindu akan sosok ibu dan bapak di rumah. Apalagi jika menjelang sore hari, awan merah keemasan membaut hati ini luluh dan ingin segera berkumpul dengan mereka.

Hari ini tanggal 22 Desember 2014, bertepatan dengan hari ibu. Tak banyak yang bisa saya lakukan untuk mengungkapkan rasa sayang ini kepada Ibu. Selain untaian doa dan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya. Sebab belum bisa menjadi anak yang baik, belum bisa membahagiakan, dan belum bisa membalas jasa-jasa ibu.
“Terima kasih Mama, kini aku semakin yakin Mama selalu memberi apa yang kubutuhkan, tanpa pernah berharap dan meminta balasan dariku.”
“Terima kasih Mama. Aku tahu dulu Mama lebih memilih menghabiskan waktu untuk membesarkanku daripada memilih melakukan hal-hal yang Mama inginkan.”
 “Terima kasih telah menyadarkanku, tidak harus menjadi manusia yang sempurna untuk mendapatkan cinta yang sempurna”


Mohon maaf, Amir belum bisa pulang. Belum bisa membahagiakan ibu dan bapak di rumah. Salam hangat teramat dalam dari anakmu.

Padepokan pertapaan jiwa, 
kawah Condrodimuko
Sekolah Baan Gaeng Wittaya
Film yang cocok dan saya kira bisa dijadikan rekomendasi untuk ditonton, terutama bagi calon guru. Selain kisahnya unik dan seru, kisah dalam cerita ini bisa menjadi refleksi bagi guru-guru kita saat ini. Guru yang mengajar di tempat terpencil sekalipun harus punya semangat dan bisa berpacu untuk memajukan pendidikan.

Silakan ditonton.

Guru perempuan ini tidak terima dikatakan sebagai guru yang tidak baik, hanya gara-gara tato bintang yang ada di tangannya.

Kepala sekolah meminta untuk menghapus tato itu sekarang juga, jika tidak mau maka akan dipindahkan.

Guru perempuan ini tetap tidak mau dan memilih untuk dipindahkan ke sekolah terpencil.

Itulah sekolah terpencil itu, hanya memiliki beberapa siswa saja.

Danau Mae Ping
Suasana Kelas

Upacara Bendera
Upacara Bendera
Upacara Bendera dengan Bu Guru Gigi dan Bu Ann
Buku Diary Bu Ann yang menjadi inspirasi Pak Song
Bu Ann adalah guru yang cerdas dan bisa mengajar anak-anak dengan baik. Tetapi Bu Ann tidak bisa mengubah cara berpikir anak-anak yang latar belakang orangtuanya adalah nelayan. Terbukti ketika ada salah seorang anak yang enggan untuk bersekolah dan memilih untuk membantu ayahnya mencari ikan. Bu Ann menyerah dan tidak bisa meyakinkan Si Anak tersebut.

Berbeda dengan Pak Song yang tidak terlalu pintar dalam mengajar, tetapi dari didikannya, anak-anak mampu diajak 'berubah' dalam cara berpikir. Ketika menyampaikan pelajaran di kelas tentang jarak tempuh dengan kereta, sang anak bertanya... "Bagaimana saya bisa mengerti sedangkan saya belum peranh naik kereta.."

Seketika itu juga Pak Song menarik sekolahnya dengan perahu. Ia mengibaratkan perahu itu adalah kepala kereta (lok) dan sekolah yang ditarik adalah gerbongnya. Ketika Pak Song meyakinkan orang tua Si Anak Pelayan, Ia mengatakan "Saya akan membantu anda mencari ikan, asal Si Anak ini terus sekolah"


Nonton film itu seru dan menyenangkan. Selain kisahnya yang mengundang penasaran, nilai-nilai atau pesan moralnya selalu ada. Meski kisah cinta yang diangkat lebih dominan, selalu saja ada sisi lain dari kisah percintaan yang harus dicontoh.

Jadi, sebagai penikmat dan penonton film harus betul-betul cerdas. Mana yang boleh diambil dan mana yang tidak boleh. Misalnya saja dalam film yang Marmut Merah Jambu karya Raditiya Dhika. Film yang unik, seru dan penuh dengan adegan konyol serta mengundang tawa.

Dari sisi edukasinya juga ada, bahkan secara tidak langsung saya pun bisa terbawa suasana dan seolah teringat dengan masa-masa sekolah dulu.

Kisah yang paling menggelikan ketika Radit kecil yang berteman dengan Betnard merumuskan rencana supaya bisa terkenal di sekolah. Berbagai cara mereka lakukan, hingga akhirnya Si Betnard menemukan  ide cermerlang tersebut, ya menjadi Detektif sekolahan.

Klien pertamanya adalah guru olah raga yang kehilangan bola basketnya. Setelah di cek dan dilakukan reka adegan mereka (radit dan betnar) berasumsi bahwa bola basket tersebut telah dicuri oleh dua orang. Mereka berkeyakinan bola tersebut berada di tong sampah.

Tiba-tiba ada sosok siswi yang penasaran dan mengikuti mereka. Setelah diketahui bahwa prediksi mereka tidak akurat, maka Sindy panggilannya mampu menguak kenapa bola basket yang ada di lemari guru olah raga hilang.

Akhirnya ketiganya sepakat meresmikan eskul detektif. Eskul mereka semakin terkenal ketika mampu memecahkan kasus surat kaleng yang diperuntukan ketua OSIS. Nama mereka semakin terkenal di sekolah.











Inilah marmut merah jambu yang dimaksudkan. Dan kasus yang di sekolah pada waktu itu dianggap sebagai teror untuk kepala sekolah adalah buatan Cindy sendiri. Dan sebetulanya itu adalah pesan rahasia yang Cindy sembunyikan. Tapi sayang Radit waktu itu tidak bisa memcahkan kasus tersebut.




Saat ini saya punya rutinitas baru. Kegiatan ini lumayan ekstrim menurut beberapa orang, tapi bagi saya ini biasa saja. Awalnya saja berat, tetapi karena sudah biasa, jadinya seru dan nikmat. Pokoknya setelah berjodoh dengan Si Soleh, banyak hal baru yang saya dapatkan dalam hidup ini.

Kegiatan yang saya maksudkan ialah setiap hari senin pagi, kira-kira pukul 05.30 sudah mengayuh sepeda fixie biru terang dengan jarak 30km dan kondisi jalan yang menanjak. Butuh waktu sekitar 45 menit untuk bisa sampai ke tempat tujuan.

Perjalanan 45 menit ini, bukan dengan sepeda biasa. Ini sepeda fixie yang khusus. Tidak ada rem di bagian depan maupun belakang. Tidak menggunakan gir torpedo juga. Sehingga untuk mengerem, harus menggunakan kekuatan kaki dan menahan pedal ketika roda itu berputar.

Dengan kondisi sepeda yang tidak biasa tersebut, sudah bisa dipastikan berarti selama 45 menit tidak pernah berhenti mengayuh. Kaki terus menggowes hingga sampai ke tempat tujuan. Istirahat menggowes paling-paling ketika membeli minuman di pinggir jalan. Setelah itu biasanya langsung tancap lagi.

Butuh pembiasaan dan teknik tertentu. Teknik ini saya temukan ketika sudah satu minggu biasa menggunakan sepeda tanpa rem dan gir torpedo ini. Meskipun jalan raya, ramai motor dan mobil, tak segan saya pun tetap meliuk-liuk di antara keramaian kendaraan tersebut.

Bukan karena sudah tidak punya rasa takut, tetapi lebih kepada tetap fokus dan tenang ketika dalam kondisi yang genting sekali pun. Meski ada mobil atau motor yang mendadak, diusahakan untuk tetap tenang dan tidak panik. Sehingga kalau tetap tenang, bisa mengarahkan atau membelokan sepeda ke arah yang tepat.

Kembali ke aktivitas saya lagi. Setelah berangkat senin pagi, maka hari kamis siang, biasanya pukul 10.00 saya pulang. Jarak yang saya tempuh 30km. Hanya saja, perjalannya lebih enakan, sebab jalannya menurun. Meski agak enak, tetapi kaki ini harus tetap mengendalikan pedal supaya laju sepeda tidak terlalu kencang.

Jadi, sebetulnya dalam posisi berangkat atau pun pulang/turun sama-sama berat. Hanya saja, ketika turun tidak terlalu menguras tenaga untuk menggowes/mengayuh sepeda.

Keuntungan Bersepeda
Meski sepeda itu dinomorduakan, tetapi dalam hal kesehatan justru sepeda berada diurutan nomor satu. Bersepeda itu banyak sekali manfaatnya untuk tubuh manusia.

Pertama, Murah. Bagi para penikmat dan pencari paket murah, bersepeda bisa menjadi solusi yang tepat. Apalagi dampak bahan bakar minyak (BBM) naik semua harga pada naik. Cukup dengan modal kaki kita bisa menyusuri setiap sudut kota yang diinginkan.

Kedua, Hemat. Harga bensin kini bisa mencapai sepuluh ribu rupiah. Belum lagi dengan pengeluaran yang lain-lain. Misalnya untuk makan, jajan dan keperluan lainnya. Sudah bisa dipastikan pengeluaran lebih banyak. Jika bersepeda, setidaknya bisa menghemat keuangan, syukur-syukur bisa ditabung.

Ketiga, setiap momen bisa diabadikan. Jika mengendarai sepeda motor, atau mobil tentu banyak sekali momen-momen yang terlewatkan begitu saja. Padahal dari perjalanan yang dilewati banyak sekali fenomena unik dan sangat sayang untuk dilewatkan.

Keempat, Tidak bisa boncengan cewek. Tidak sedikit laki-laki yang ingin menunggangi sepeda motor atau mobil tujuannya untuk menggaet perempuan. Dengan kata lain, kendaraan tersebut dijadikan sebagai alat untuk ‘menjinakan’ hati perempuan.

Saya kira, orang yang menggunakan sepeda lebih aman dan terlindungi dari fitnah di atas.

Kelima, Membuat fisik kuat. Jika sudah terbiasa menempuh jarak yang jauh, apalagi treknya tidak biasa. Maka secara tidak langsung akan membentuk fisik lebih kuat dan merasa tertantang dengan terk yang baru lagi. Awalnya hanya kuat 5 km, tetapi karena sudah terbiasa, jarak 10 km pun bisa diselesaikan.

Keenam, Menyehatkan. Tidak hanya membuat fisik kuat, tetapi efek dari geraknya badan, menjadikan semua oragan tubuh bekerja. Semakin rutin dilakukan maka akan semakin mengenakan. Bdan enteng dan tetap prima, malah kalau tidak melakukannya badan terasa berat dan kaku.

Demikian, apa yang saat ini sudah saya rasakan, dan saya dapatkan dari bersepeda. Semoga bermanfaat, dan memacu untuk ikut bersepeda. Mari hidup sehat… []

Dunia olahraga saat ini menjadi tontonan semua orang. Pria, wanita, anak-anak, dewasa, bahkan orang tua, Biasanya penggila sepak bola kebanyakan anak muda.

Ada berbagai macam pertandingan yang bisa diikuti, misalnya saja liga Inggirs, Spanyol, Italia, Prancis, Belanda, dan liga-liga lainnya, kesemuanya itu sangat asyik untuk ditonton.

Tak hanya liga antar klub dalam satu negara, tetapi ada juga pertandingan lintas klub, istilah yang paling terkenal adalah liga champions. Meskipun sering di tayangkan dini hari, para pencinta bola, tak akan pernah absen untuk menyimak pertandingannya..

Pertandingan yang disuguhkan di liga champions sungguh memukau dan sarat akan gesekan keras. Betapa tidak, setiap empat tim atau klub terbaik dari tiap-tiap liga negara diambil dan dipertandingkan untuk bersaing menjadi klub yang terbaik dan menjadi nomor satu di dunia..

Mereka berjuang sekuat tenaga dalam membela klub, supaya keluar menjadi juara. Untuk sementara klub dengan torehan trofi terbanyak saat ini adalah cari tanah Spanyol; apalagi kalau bukan Klub Real Madrid. Sudah 10 trofi yang berhasil mereka kumpulkan.

Artinya sudah 10 kali Real Madrid menjadi juarai petandingan antar klub yang sangat bergengsi dan dinanti-nantikan oleh seluruh pemain. Bermain di level liga champions merupakan kebanggan tersendiri. Selain itu, ada juga piala dunia (world cup). Para pemain bintang memiliki kebanggan jika terpilih sebagai untuk membela negaranya.

Kembali kepada pembahasan terkait dunia sepak bola. Karir sebagai pesepak bola hanyalah sementara. Apalagi jika diperparah dengan penampilan di lapangan tidak konsisten, faktor kebugaran, dan cedera. Jika pemain andalan mengalami seperti ini, bisa saja ia terdepak dari starter dan bukan tidak mungkin karirnya akan meredup pula.

Pesepak bola kelas dunia, mereka sadar akan hal itu. Sehingga banyak yang mencari keberuntungan dengan berbisnis dengan menggunakan namanya sebagai merk dagang.

Sepak bola dalam negeri kita (Indonesia), pemain yang cukup dijadikan kiblat versi saya adalah sosok Bambang Pamungkas "Bepe". Saya suka dengan Bepe bukan hanya ketika ia berada di lapangan saja, tetapi di luar lapangan pun tetap menyukainya. Lewat tulisan blognya, saya bisa mengenal dan tahu siapa sosok Bepe.

Tidak hanya piawai mengolah si kulit bundar di tengah lapangan, tetapi Bepe juga piawai mengolah jari jemarinya dalam mengolah kata dan tulisan. Tidak percaya? silakan mampir dan kunjungi web pribadinya. bambangpamungkas20.com 

Sosok Bepe yang tak bisa dipisahkan dari Persija merupakan sebuah tanda bahwa dirinya merupakan sosok yang luar biasa. Bepe selalu optimis, memiliki loyalitas dan totalitas yang tinggi terhadap tim yang dibelanya. Persija adalah rumah bagi Bepe, dan pulang ke rumah merupakan keinginan setiap orang.

Jika lagunya Wali Band berjudul "Nenekku Pahlawanku", tapi dalam tulisan ini saya menulis judul mirip dengan wajan lagunya wali juga, hanya saja kalimatnya yang berbeda.

Guru, digugu dan ditiru. Itulah tugas dan kewajiban guru. Selain bertugas mengajarkan ilmu pengetahuan di sekolah, sosok figur seorang guru juga harus menjadi contoh di luar sekolah.

Dalam film Thailand yang pernah saya tonton, judulnya "Diary Teacher" menceritakan seorang guru yang membuat tato di tangannya.

Karena tato itulah, akhirnya guru tersebut diberikan pilihan. Memilih untuk dihapus, atau tetap membiarkan tato itu, tetapi pihak sekolah akan memindahkannya ke sekolah cabang yang terletak di tempat terpencil.

Karena memilih mempertahankan tato dan menganggap tugas mengajar itu hanya fokus bagaimana menyampaikan pelajaran, bukan mempermasalahkan hal yang sepele (tato kecil). Dengan tegas kepala sekolah mengatakan, bahwa guru itu harus menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya.

Dari dialog film tersebut, sudah sangat jelas. Sosok seorang guru itu idealnya haruslah orang yang "sempurna". Sempurna bukan berarti tanpa salah, tetapi selalu memperbaiki diri ketika telah melakukan kesalahan. Sebab, tak ada manusia yang tidak pernah salah. Justru dari kesalahan tersebut akan muncul sebuah perbaikan dan menjadikan diri menjadi lebih baik.

Guru juga manusia. Salah dan lupa pasti pernah dilakukannya. Jangan pernah men-judge "kamu itu kan seorang guru, masak seperti ini.. masak seperti itu..." Guru saja, selalu memaafkan muridnya ketika sang murid salah, atau tidak mengikuti perintah dari sang guru. Karena seorang guru memiliki jiwa mendidik.
***
Sosok seorang guru begitu penting, apalagi dalam sebuah negara. Guru adalah pondasi utama untuk memajukan sebuah negara. Masih ingat ketika Negara Jepang diluluh-lantahkan dengan bom atom? dengan kondisi negara yang hancur, pertanyaan yang pertama kali terlontar adalah berapa banyak jumlah guru yang masih hidup?....

Dalam islam, sosok guru merupakan tingkatan yang paling tinggi dan mulia (kitab ta'limu al-muta'llim). Doa dan keridhaan seorang guru terhadap muridnya memberikan 'jalan mulus bagi seseorang untuk menjalani hidupnya'. Tanpa guru tak banyak yang bisa kita tahu.. Sosok guru, bagi saya pribadi adalah pahlawan, penyelamat, dan sekaligus penerang jalan...

Lalu apa bedanya guru dan pendidik?.. sebetulnya sama saja, hanya saja ada sebagian orang yang lebih senang menggunakan nama pendidik ketimbang guru. Karena cakupan kata pendidik lebih luas dari pada kata guru. Bahkan ada yang mengartikan, kata pendidik itu lebih tinggi dari pada guru.

Bagi saya pribadi, apalah arti sebuah nama. Selagi loyalitas dan totalitas yang dimilikinya terhadap dunia pendidikan betul-betulnya nyata, dialah sosok yang paling berjasa. Mengabdi untuk pendidikan secara murni, bukan karena mencari "sesuatu" dibalik nama pendidikan.

Banyak yang ingin menjadi guru, tetapi yang menjadi targetnya ialah pegawai negeri sipil (PNS). Yang ada dalam benaknya hanya lembaran rupiah, tidak perlu kerja keras, asal masuk kantor gaji tetap lancar tiap bulan. Mana pernah terbesit dalam dirinya untuk mengubah dan memajukan peserta didiknya.

Pendidikan adalah panggilan jiwa. Jika ingin punya harta lebih (baca; kaya), silakan berdagang. Sekali lagi, dunia pendidikan bukan tempat untuk mencari kekayaan, tetapi lebih kepada pahala (shadaqah jariyah). Semoga guru-guru kami diberikan kemudahan dalam hidupnya dan amal ibadahnya diterima oleh Allah swt kelak. Amiin []


1. Apa pendapatmu tentang gunung?
Gunung itu paku bumi. memiliki keindahan dan tantangan. apalagi kalau hendak mendaki disertai sembunyi-sembunyi... tantangan banget.

2. Seperti apa pandanganmu tentang mereka yang hobi naik gunung?
Setiap orang punya hobi masing-masing, passion, dan kesenangan. Hobi naik gunung itu keren dan cowok banget dweh...

3. Perempuan mendaki gunung mengenakan rok, menurutmu?
Naik gunung pake rok, sama saja dengan naik gunung merapi pake mantel hujan. So gak ada bedanya.. dan itu sah-sah saja..

4. Kalau punya anak, kemudian mereka pengen jalan-jalan ke gunung? Diberi izin atau nggak? Alasannya kenapa?...
Kalau sama-sama suka naik gunung, sesekali sekeluarga naik gunung dan buat tenda disana selama satu malam. Pasti saya izinkan, toh itu kan dunia mereka, ada nilai-nilai yang bisa diambil dari naik gunung. Yang paling penting harus izin (harus bilang kemana dan dengan siapa saja). sebenernya sih lebih khawatir ketika di jalan, takut sampe enggak, pulang juga enggak... kan repot nyarinya.

5. Kenapa ngeblog? 
Seru!!! nge-blog sama kayak SMS. Sama-sama menulis kata-kata. menuangkan pikiran dan banyak belajar dari orang lain tentunya...

6. Pernah menyaksikan musikalisasi puisi? Perasaan apa yang kamu rasakan?
Pernah banget, keren dan ketika itu saya juga ingin menguasai alat-alat music, terutama gitar. Tapi sayang hanya kunci-kunci dasar yg saya pelajari….

7. Bahagia menurutmu?
Bahagia itu sederhana, dan simple. Dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan ini bagi saya sudah cukup bahagia. Ketika bersama orang-orang yang kita sayangi, bagi saya itu juga merupakan sebuah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Bahagia itu intinya ketentraman hati….

8. Punya mimpi apa yang sedang diperjuangkan?
Iya punya. Karir, Keluarga kecil, jalan-jalan bareng di akhir minggu dengan small family dan etc. (masa depan)

9. Menurutmu bagaimana anak kecil zaman sekarang dibandingkan anak kecil yang dulu-dulu? 
Kontaminasi. Anak kecil dulu belum mengenal dunia social media dan handphone. Sehingga kebudayaan lokal masih dipegang teguh dan dilestarikan, melalui permainan. Tetapi yang terjadi saat ini, budaya itu hilang. Sehingga anak kecil sekarang itu pertumbuhannya lebih cepat dan premature (masak, kelas 4 SD sudah pacaran.. ngedengernya aja gimana keleees )

10. Tempat yang paling ingin dkunjungi?
Tanah Suci, untuk menyempurnakan rukun islam. Tempat yang kedua ialah rumah CAMER hahahahhahahh.

11. Lelaki sejati itu seperti apa? Perempuan sejati?
Ini pertanyaan subjektif bagi saya. Laki-laki sejati menurut saya: bertanggungjawab, menjadi kepala rumah tangga yg baik, membimbing, mengayomi, bisa jadi teman-kakak- bahkan orangtua. Hobinya motor, bola, gunung, jalan kaki oke, naik angkot juga oke, pokoknya gak banyak mengeluh. Yang paling penting itu bisa tidur di mana Saja dan gak ngeribetin.

Satu lagi, laki-laki sejati juga bisa menjadi sosok perempuan ketika dalam kondisi tertentu. PEREMPUAN sejati itu bisa “ngurus” anak, suami, dan masak. Bisa jadi sosok laki-laki yang tangguh. Di balik kata “ngurus” itu tersimpan banyak seni, gaya dan cara…

*Postingan ini sengaja dicopy ulang 
dari komenan saya ketika berkunjung di salah satu blog

Minggu, 16 November 2014 itulah hari yang paling bersejarah bagi mereka. Karena pada hari itu Marhani Erawan dan Tazkiatun Nafis telah resmi dan sah menjadi pasangan suami istri. Sah secara agama dan negara. Selamat buat ELMARKAZY

Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kami juga. Sebagai sahabat, teman dekat, karib-kerabat, turut merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa. Ane sudah mempersiapkan stiker, tapi belum sempat beli kado sih. Rencananya nanti, setelah beli tiket kereta buat pulang, baru deh beli kadonya.

Ternyata, setelah datang ke toko waralaba dan mengecek tak ada satupun tiket yang tersisa untuk keberangkatan hari kamis dan jumat. Sebenarnya ada tiket kereta yang bisnis, tapi ongkosnya gak cukup.

Karena tiket habis, secepat mungkin Ane mengirimkan stiker yang udah dibuat. Meski ane tidak hadir, setidaknya stikernya sampe. Kiriman sebenarnya sudah sampe hari sabtu, tapi karena enggak diambil di kantor pos ya sama ajah....

Maaf tang, Ane enggak bisa datang, tapi insya allah doa dari kejauhan tetap ane kirimkan. Dan kadonya juga nyusul. Sabar ya...

Jadi Pengaman
Ane inget banget ketika kita masih tinggal di gedung Muslimun. Waktu itu sore hari menjelang magrib, Tazki sedang mendapat jadwal untuk mengepel kantor. Kalau tidak salah waktu itu ditemani oleh Heni Purnama Sari. Kebetulan waktu itu ruang komputer dijadikan sebagai kantor Pondok.

Mengetahui kesempatan itu, akhirnya Ane segera menemui Marhani/Otang dan menyampaikan kepadanya bahwa ini kesempatan yang baik 'kesempatan emas tang.. jangan sampai disia-siakan'. Tenang Ane yang bagian mengamankan di depan pintu kantor. Berusaha meyakinkan Otang.

Ane jaga di depan pintu sedangkan Otang ke belakang. Di jendela itulah mereka memulai kisah manis ini. Di jendela itu pula Otang menyatakan perasaan yang selama ini dirasakannya. Dengan sekuat tenaga Otang pun memberanikan diri, 'sambil bergetar ketika mengungkapkannya..'

Rupanya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Tazki pun menerima niat baik dan sekaligus ungkapan perasaan Otang kepadanya. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dan tahun demi tahun mereka jalani. Hingga akhirnya di tahun 2014, bulan November, tanggal 16 sekitar pukul 09.00 janji suci setia sehidup semati telah diucapkan.

Semoga mereka berdua menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah wa barakah. Hingga kakek-nenek tetap bersama.



Tanggal 01 November 2014 bisa dibilang tanggal yang bersejarah, karena pada hari itu kami dipertemukan. Berjodoh, itulah kata yang mewakili dan lebih tepatnya seperti itulah.

Padahal sebelumnya sudah ada orang lain yang bersiap untuk memilikinya. Tapi, karena dasarnya sudah berjodoh tetap saja tidak berpengaruh. Saat itu saya hanya bisa bersabar, dan berharap semoga berjodoh dengannya.

Saya ingat bertul dengan film Kera Sakti. Saat itu Panglima Tian Feng (Si Patkai sebelum dihukum untuk mencari kitab ke barat) berhasil mengalahkan Kera raksasa yang lahir dari saripati langit dan bumi. Ketika hendak dibunuh, hadirlah Dewi Kwan Im, dan menyelamatkan Kera yang sudah lemah itu.

"Panglima Tian Feng.. jangan kau bunuh kera kecil ini.. karena kelak ia akan menjadi seorang dewa, kekuatannya sangat hebat. Dan engkau juga kelak akan berjodoh dengannya..." Karena Palnglima Tian Feng tidak mengerti dengan maksud perkataan Dewi, Ia hanya mengucapkan "Mohon maaf Dewi, hamba tidak mengerti apa yang Dewi katakan....

Dewi tidak menjawab ucapan sang Panglima. Tetapi Dewi menimpali dan menyuruhnya untuk melaporkan kepada Kaisar Langit sesuai dengan apa yang dipesankan olah Dewi. Kera raksaasa itu sudah diitaklukan dan tidak akan berbuat onar lagi, karena kekuatannya musnah.

Seketika itu juga Panglima Tian Feng langsung terbang ke kayangan dan meninggalkan Dewi dan kera kecil yang sedang pingsan.

Dewi menyadarkan Sun Go Kong kecil dan menyuruhnya untuk pergi dari hadapannya untuk menyelamatkan diri. Secepat kilat kera kecil pun langsung melompat ke hutan dan mencari makanan.

Inilah kisah awal antara Sun Go Kong dan Patkai dalam kisah perjalanan ke barat dalam mencari kitab suci.

Sama seperti kisah yang saat ini kualami. Siapa sangka ternyata kami bisa berjodoh dan kini bersama. Tak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengannya dan hanya sekali rasanya, dan kami langsung klop dan yakin dengan mantap.

Pagi-pagi ketika menghubungi pemiliknya, Ia mengatakan bahwa pagi ini sudah ada ayng mau nge-cek. Saya hanya pasrah dan mengatakan kepadanya "Kalau sudah deal dan sold out jangan lupa kabari, dan begitu juga kalau enggak jadi, secepatnya kabari..." Diakhir percakapan kami, saya mengucapkan "semoga saja berjodoh.."

Ndilalah, ketika memasuki tengah hari dan saya hubungi, Ia bilang orang yang janji mau nge-cek tidak ada kabar. Seketika itu saya dan teman, langsung meluncur ke tempat yang sudah kami janjikan. Begitu sampe, langsung nego, dan sepakat dengan harga yang ditentukan. Langsung deal!

Seketika itu juga Si Soleh resmi berpindah kepemilikan dan berjodoh dengan saya. Sampai kapan? entahlah.. semoga saja tetap awet dan selamanya tetap bersama, suka maupun duka.

Soleh, adalah nama yang saya sematkan kepada sepeda fixie berwarna biru terang. Kenapa mengambil nama Soleh? karena dalam nama ini ada harapan dan doa. Tujuannya semoga dengan adanya sepeda ini bertambah keshalihannya, baik keshalihan individual maupun sosial. Amiin []

Ketika sedang asyik berkumpul dengan teman-teman seangkatan dan beberapa kawan dari kamar sebelah, tiba-tiba ada pesan tingkat masuk. Pesan singkat itu masuk kira-kira pukul 19.30. Isi pesan singkatnya seperti ini “Ass. Amir apa kabar? Di mana posisi?

Karena nomer HP-nya tidak ada di kontak, dengan cepat saya pun membalas pesan tersebut. “Alhamdulillah baik, punteun sareung saha..” Pake bahasa sunda, prediksi saya teman dari rumah di kampung. Setelah agak lama, barulah Short Massage System (SMS) balasan itu datang. “Udin Said. Dari hari jumat di jogja. Sekarang ke malioboro. Masih di jogja..?

Sempat merasa bersalah, kaget, dan bercampur senang juga. Ternyata, SMS tersebut dari guru matematika kami, ketika di Madrasah Aliyah PONPES Daar et-Taqwa. Pak Udin, begitulah kami biasa menyapa beliau. Semasa diajar matematika semuanya pasti pernah merasakan cubitannya Pak Udin, termasuk saya.

Bapak mah ikhlas nyubit.. enggak butuh balasan..” Demikian ucap pak Udin kalau sudah mencubit kami. Kami dicubit karena tidak mengerjakan tugas yang diminta oleh beliau, atau lupa mengerjakan tugas. Pokoknya macem-macem alasan yang dibuat, meskipun akhirnya cubitan itu tetap mendarat di tangan kami.

Kadang, kalau ingat masa-masa itu sering senyum-senyum sendiri. Lucu dan unik, kalau mengenang kisah bersama Guru Matematika asal Nangerang - Petir.

Alhamdulliah, esok paginya. Setelah bersih-bersih asrama, saya langsung meminjam motor dan menuju tempat di mana pak Udin menginap. Berbekal alamat yang dikirimkan tadi malam, saya pun langsung menuju tekape.

Sempat kelewatan, dan bertanya ke penduduk juga. Setelah diberitahu dan tanya ke tukang becak, tak butuh waktu lama, saya pun menemukan penginapan Pak Udin dan kawan-kawan dari serang. Sempat bingung ketika berada di depan resepsionis. Tetapi setelah menanyakan tamu yang menginap malam tadi, saya pun mendapatkan informasinya.

Setelah naik dilantai tiga, dengan mudah saya temukan sosok Pak Udin. Kebetulan waktu itu pintu kamarnya terbuka. Saya pun langsung menuju ke arah beliau. Setelah agak mendekat, barulah Pak Udin  keluar kamar, dan kami pun bersalaman tepat di depan kamar tempat beliau menginap. Tak lupa saya mencium tangan Pak Udin sebagai ta’dzim al-ustadz (memuliakan guru).

Kami pun ngobrol, tanya seputar kabar, dan yang paling seru ketika bercerita tentang masa lalu, cerita di Pondok dahulu. Tak lupa saya meminta petuah dan wejangan dari beliau, sebagai motivasi dan penyemangat. Alhamdulilah Pak Udin memberikan petuah dan doanya.

Tak terasa, waktu itu cukup singkat. Obrolan kami harus selesai ketika panitia sudah memberikan informasi kepada rombongan untuk bersiap-siap. Pertemuan yang singkat ini pun harus kami akhiri. Sambil menuju ke mobil, saya sempatkan untuk berpose sebentar dengan Pak Udin, buat kenang-kenangan.

Sambil menunggu yang lain belanja batik dadakan, saya pun sempat ngobrol dengan Ustadz Mustofa dan istrinya. Pak Udin juga sampai ikut memilah dan memilih. Tapi karena harganya kurang cocok dan juga waktunya sudah mau berangkat, akhirnya tidak jadi membeli.

Sebelum kembali ke dalam bis, dan sebelum berpisah dengan Pak Udin, saya sempatkan untuk bersalaman, tak lupa saya cium tangan beliau untuk yang kedua kalinya. Semoga menjadi berkah dan menjadi ‘suntikan’ motivasi. Tak lama, bis yang ditumpangi rombongan berangkat dan meninggalkan saya di depan Tasik Jogja Hotel.

Saya pun ke tempat parkir dan langsung menuju sepeda motor berplat AG. Secepat kilat saya meninggalkan hotel pagi itu.
_______
) punteun, sareung saha (Bhs. Sunda; maaf, dengan siapa)

Tanggal 01 November 2014 hari itu merupakan hari yang begitu bersejarah. Bukan hanya berjodoh dengan Si Soleh, tetapi hari itu juga merupakan hari yang menjadi rekor terboros yang pernah saya alami.

Hari itu setidaknya sudah 1 juta rupiah saya menghabiskan uang. Padahal waktu itu tak terbesit dalam benak pikiran untuk berbelanja, membeli ini dan itu. Tetapi hari itu saya hanya ingin membeli sepeda fixie, itu pun sebenarnya masih ragu, sebab antara ya dan tidak.

Oleh karenanya saya tuliskan kalau berjodoh berarti jadi, kalau tidak berarti sepeda tersebut sudah diambil dan dimiliki oleh orang lain. Nyatanya sepeda fixie biru itu kini menjadi milik saya. Dengan harga yang lumayan sesuai.

Harga awal yang ditawarkan 980.000, tetapi ketika nego saya tawar dengan harga 750.000. Alhamdulillah pemiliknya mau dan menerima harga yang saya tawarkan. Karena tujuan saya setelah membeli fixie ke malioboro, mau tak mau harus jalan-jalan dan melihat-lihat barang yang dijajakan di pinggir jalan.

Awalnya hanya mengantar teman saja, tetapi karena tertarik dengan barang tersebut, mau tidak mau akhirnya membeli juga. Dompet kulit, jaket, dan batik tentunya. Kalau batik sebetulnya sudah jauh-jauh hari sudah mempersiapkannya. "Kalau nanti ada uang pengen ah punya batik tangan panjang..."

Tanggal bersejarah terjadi juga, tepat pada tanggal 27 November 2014. Tepatnya dua hari setelah hari guru nasional. Hari itu juga saya mendapatkan jumlah yang sama, persis ketika saya menghabiskan nominal pada tanggal 01 November 2014. Bahkan saya mendapatkan lebih banyak, pada tanggal ini.

Alhamdulilah, mungkin ini yang disebut dalam kata-kata mutiara. "cepat menghilang, cepat kembali juga...". Tapi kali ini uang sebanyak itu disimpan dan ditabung untuk keperluan pribadi dan sehari-hari. Maklum enggak pernah dikirimi jadi ya harus irit-irit deh menggunakannya.


Banyak bnegt yang membuat tulisan terkait fakta-fakta unik mengenai dirinya sendiri. di facebook, blog dan MEDSOS lainnya. Tadinya saya tidak tertarik untuk mengikuti, tetapi karena beberapa pertimbangan akhirnya tidak ada salahnya untuk dicoba.

Unik, dan mewakili siapa sih dia sebenarnya. Dari 20 fakta ini, para pembaca bisa mengenal karakter dan sifatnya, bahkan karakternya bisa ditebak. Inilah alasan saya kenapa menulis ini di blog pribadi. Monggo, yang belum kenal bisa membaca fakta yang saya tuliskan.
  1. Terlahir ke dunia ini dengan saudara kembar yang identik. Meskipun nama yang disematkan tidak seperti anak kembar lainnya. Amir Hamzah dan Tajul Arifin, inilah nama kami. Itulah kenapa saya senang menggunakan kata "twin(s)boy" (sengaja huruf S diletakan ditengah) sebagai pembeda dengan yang lainnya.
  2. Dari kecil sudah terbiasa menggembala kambing. Bahkan hingga lulus sekolah Madrasah Tsanawiyah masih menggembala kambing. Sebab kalau tidak menjalankan tugas ini bisa kena marah dan tidak mendapat jatah makan, hehehehhehehe.. inilah hukuman yang harus diterima, jika membantah tugas dari orang tua.
  3. Sudah terbiasa mandiri dari kecil. Pakaian yang dikenakan tanggung jawab sendiri-sendiri. Urusan mencuci baju orangtua tidak mengurusi. Waktu sekolah SD, khusus seragam dicuci orangtua. Sudah masuk madrasah semuanya sendiri, termasuk menyetrika seragam sekolah.
  4. Semenjak SD hingga Madrasah Aliyah (MA) tidak suka jajan. Karena tidak pernah punya uang untuk jajan. Kalaupun punya, tidak berani untuk jajan, malu karena biasanya juga enggak. Alasan yang mendasar yaitu takut ditanya “tumben jajan… biasanya juga enggak..
  5. Ketika Sekolah Dasar, dibuatkan kursi khusus. Jadi, selama duduk di kelas 2 hingga lulus Sekolah Dasar (SD) duduk di kursi itu.
  6. Pernah juara lomba mata pelajaran Bahasa Indonesia, ketika berlomba di kecamatan. Waktu itu antara kelas 5 dan kelas 6 pokoknya, soalnya lupa-lupa ingat gitu. Dan juga ada piagam kala itu, tapi hanya diumumkan saja. Walaupun ada serifikatnya, pasti tinggal kenangan, sudah raib dan menjadi abu.
  7. Pernah rangking pertama dari kelas satu hingga kelas 6 SD. Bahkan dapat nilai terbesar ketika ujian pelulusan Sekolah Dasar.
  8. Ketika sekolah di Madrasah Tsanawiyah, prestasi melorot menjadi ke-3. Karena malas belajar dan banyak sekali tekanan batin.
  9. Mendapatkan ucapan SELAMAT dari guru matematika langsung, karena diawal tes nilainya paling besar, dan itu sangat senang sekali.
  10. Pernah mengalami kejadian yang luar biasa, dan tak akan pernah dilupakan.Tepatnya bulan Desember tahun 2000. Rumah terbakar karena terjadi arus pendek di kabel atas. Tak butuh lama, hanya beberapa menit saja semuanya sudah rata dengan tanah dan menjadi arang. Tidak ada benda apapun yang sempat dibawa, hanya pakaian yang dikenakan waktu itu. Peristiwa ini terjadi kira-kira pukul 01.00 (tengah malam).
  11. Sekeluarga, tinggal di gubuk yang hanya berdindingkan batu-bata. Bentuknya persegi, dan tidak ada kamar. Tidur dengan tikar seadanya dan mengandalkan pakaian sumbangan dari saudara-saudara. Memilih tinggal sementara di sana, karena tidak mau merepotkan saudara yang lain.
  12. Mengalami masa-masa sulit, tetapi akhirnya bisa bangkit. Butuh motivasi yang besar untuk bangkit dan melupakan semua yang telah terjadi. Dengan bersama-sama akhirnya semua masa itu bisa dilewati.
  13. Menjalani masa sekolah Madrasah Aliyah (MA) yang lebih lama, yaitu 4 tahun. 1 tahun digunakan untuk pengenalan program bahasa. Wajar telat dijalan, dan teman-teman yang lain sudah pada lulus juga. jadi serba tertinggal.
  14. Nganggur selama satu tahun selepas lulus dari pesantren. Awalnya mau kuliah dengan mengandalkan beasiswa yang ada. Tetapi setelah dicari-cari akhirnya tidak lolos dan ada juga yang telat daftarnya.
  15. Penyuka celana bahan. Hampir semua celana yang dipunyai bentuk dan modelnya sama, warnanya juga yang gelap. Tetapi, baru-baru ini suka dengan celana levis. Meskipun alasan utama gak suka levis karena malas mencucinya.
  16. Punya kemeja, celana dan sandal yang masih tetep awet meski sudah dipakai dari tahun 2008.
  17. Punya cita-cita pengen punya sanggar, komunitas belajar, syukur-syukur punya pesantren khusus untuk orang-orang hebat. Pengen bisa lanjutin pendidikan dan mengabdi untuk masyarakat sekitar
  18. Punya mimpi pengen kuliah dan alhamdulillah kesampaian, (semua ditanggung sama Univ. sampe lulus). Meskipun dulu dapat hasil nekat dan keadaan orang tua gak mampu membiayai. 
  19. Lebih sering gak dikirimi, dan mengandalakan serabutan dan banting sana-sini buat bisa makan. Alhamdulillah sudah terbiasa dan tidak pernah dikirimi. 
  20. Semasa kuliah mengandalkan nebeng (ikut numpang) sama temen yang berangkat ke kampus. Begitu juga sepulang kuliah. Harus berlama-lama menunggu di gerbang kampus siapa tahu ada yang mau pulang. 
Masih banyak lagi fakta-fakta lain yang belum ditulis. Bahkan bisa lebih dari angka 20. Tetapi setidaknya yang sedikit ini sudah mewakili. []



Berlebihan, itulah kesan yang pertama kali ada dalam benak pikiranku, setiap melihat perempuan yang mengenakan hiasan kuku. Entah itu pakai cutek, pacar, tato kuku dan apalah namanya itu. Bagiku tetap saja tidak pantas. Apalagi pewarna yang digunakan tidak sesuai dengan warnanya.

Kalau sudah melihat itu, pandangan dan anggapan pun berubah. Awalnya kagum, tapi setelah diketahui ternyata di kukunya mengenakan pewarna, kekaguman dan anggapan baik itu langsung hilang. Tadinya dianggap cantik, jadi berubah 180 derajat, menjadi jelek.

Belum lagi kalau kukunya dipanjangkan. Lengkap sudah, ketidaksukaan itu menjadi bertambah banyak. Enek melihatnya juga. Apa coba tujuan dari memanjangakan kuku, tidak ada sama sekali anjuranya. Iya kalau kukunya bagus, ini mah kukunya juga jelek.

Stndarisasi ini tidak objektif memang, tetapi inilah cara dan gaya berpikir ku ketika menilai seseorang. Lebih suka yang tampil apa adanya. Tidak neko-neko, tidak banyak gaya, dan tampil dengan bantuk jari yang rapi dan apa-adanya.

Aku paling senang dengan bentuk jari yang lancip, itulah bentuk jari yang paling ku sukai. Biasanya jarinya indah, dan bentuk kukunya juga indah. Entah kenapa, setiap melihat perempuan dengan bentuk jari yang lancip kepribadiannya menarik, asyik, dan orangnya lincah. Tak hanya itu, orangnya juga mudah bergaul dan tidak bosan dilihat.

Teman sekolahku kebetulan jenis kelaminnya perempuan. Meski perempuan, tapi bentuk jarinya mirip laki-laki. Besar-besar dan kukunya juga persis kuku laki-laki. Semenjak saat itu jadi phobia dan lebih sering memperhatikan bentuk jari dan kuku perempuan sebelum kenalan. Pasalnya aneh dan seram, itulah kesanku.

Tak hanya itu, masih banyak cara atau penilaian yang menurutku sampai saat ini kevalidannya tidak diragukan lagi. Masih seputar jari dan perempuan.

Untuk mengetahui perempuan itu masih singel atau sudah ada yang punya, bisa dilihat dari jari manisnya. Lebih tepatnya, lihat saja pada bagian jari tangannya. Apakah ia mengenakan cincin atau tidak. Simple banget kan?

Jangan terkecoh dan buru-buru mengatakan cinta. Selidikilah terlebih dahulu, siapa perempuan tersebut. Jangan-jangan ternyata sudah menikah dan memiliki anak. Atau lebih tua usianya.

Jika perempuan itu tidak memakai cincin, jangan senang dulu. Tengok dan perhatikan lebih detail jari-jemarinya. Apakah ada kerutan atau masih mulus seperti anak-anak muda pada umunya.

Bagi yang mempermasalahkan usia atau umur cara ini bisa diterapkan. Sebab, usia perempuan bisa dilihat dari kerutan jari-jemarinya. Tidak percaya? silakan buktikan.

Jangan pernah mengatakan hasil penyelidikan tadi di depannya, cara yang paling tepat ialah menjauh. Menjauh, itulah langkah yang harus diambil ketika sudah mengetahui siapa perempuan tersebut.

Tapi jika status sudah tidak menjadi masalah, dan sudah kadung cinta silakan dilanjutkan hingga ke jenjang yang lebih serius. Pesanku jagalah ia baik-baik.. bimbing dan tuntunlah jika ia salah (tidak sesuai dengan harapan).

Beberapa minggu yang lalu, saya dan teman-teman sempat diminta salah satu sekolah negri untuk ‘ngajar ngaji’ (membaca al-quran) ditingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Untuk lembaga sekolah yang dimaksud sengaja kami sembunyikan identitasnya.

Para guru mengeluhkan bahwa anak muridnya kebanyakan belum bisa mengaji. Ditambah lagi, dari depag ada peraturan baru, yaitu untuk kenaiakan tingkat dari kelas tujuh ke kelas delapan mereka harus sudah ‘bisa’ mengaji. Kami diminta mengajar seminggu sekali, tepatnya setiap hari kamis pukul dua sore.

Awal ketika kami tes, murid-murid bilanganya secara serentak bisa, katanya. Tetapi begitu diminta untuk membaca ayat yang kami tunjukan, hanya beberapa saja yang bacaanya sudah baik dan benar, selebihnya masih banyak yang salah. Inilah fenomena saat ini, sudah usia di atas 12 tahun belum bisa mengaji.

Miris memang, tetapi sebagai kakak, pembimbing, guru atau orangtua, maka tugas kita yaitu terus mengajari mereka sampai betul-betul bisa membaca alquran. Agar adik-adik ini pintar dan cepat bisa, maka kegiatan mengaji ini harus dilakukan setiap hari (pembiasaan). Usahakan waktunya sehabis shalat magrib, karena waktu menjelang Isya ini cukup pendek, atau jika tidak bisa silakan cari waktu yang enakanya kapan saja.

Metode pembiasaan merupakan cara tercepat untuk mengingat dan mengenal huruf. Sehingga akan cepat dan mudah untuk membaca alquran dengan baik dan benar. Proses ini sudah terbukti dan digunakan tempat pengajian kampung-kampung. Meski yang dipelajari hanya sedikit, tetapi karena terus diulang akhirnya cepat bisa.

Lain halnya dengan hanya seminggu sekali, tentu akan lebih sulit. Selain lambat, pelajaran yang ditangkap juga menjadi faktornya. Bahkan, pelajaran yang sudah ia dapatkan di minggu kamarin akan lupa ketika berjumpa di pertemuan hari ini. Belum lagi ditambah dengan rasa malas, hal itu semakin menambah daftar kesulitan yang dijalani.

Dua Metode
Dalam ‘belajar ngaji’ ada dua metode yang digunakan. Keduanya sudah terbukti ampuh dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bukan kekeurangan lebih tepatnya, tetapi lebih didasarkan kepada sifat ‘malas’nya orang zaman sekarang. Toh metode itu sudah betul-betul ampuh dan teruji.

Pertama, Metode Baghdadiyah. Metode ini menggunakan buku sendiri, bentuknya tipis terdiri dari pengenalan huruf (tanpa syakl), kemudian huruf berharokat pisah-pisah, setelah itu baru huruf berharokat dan bersambung, dan biasanya kalau sudah melewati tahap tersebut langsung ke juz amma.

Metode ini lebih menitikberatkan kepada metode eja. Metode yang menyebutkan huruf dan sekaligus harokatnya (tanda bacanya) ini, terbukti lebih sulit, kata orang zaman sekarang. Tetapi, dari unsur pengenalan huruf, jenis dan bentuknya lebih melekat kuat dalam ingatan. Tak hanya itu, pelajaran tajwid dan panjang pendek bacaan pun bisa mudah dimengerti.

Meskipun pelajaran tajwid itu ada waktunya sendiri waktunya. Bahkan ‘parukunan’ (belajar sholat) itu juga ada waktunya sendiri. Biasanya langsung dipimpin oleh guru ngaji dan diikuti oleh santri-santrinya.

Setiap murid yang sudah dianggap lancar, baik dan benar bacaanya akan mengajari yang belum bisa, setelah semuanya selesai mengaji maka giliran dirinya yang mengaji ke guru ngaji. Ia betul-betul lulus kalau sudah selesai khatam satu alquran, atau 30 juz. Pengesahan itu diberikan oleh guru ngaji sendiri, bukan oleh dirinya sendiri.

Kedua, Metode Iqra. Metode ini diperkenalkan oleh tim dari MM-Yogyakarta. Metode ini menggunakan jenjang bertahap, dari tahap satu hingga tahap enam. Tiap-tiap tahapan memiliki tolak ukur yang jelas, ada penilaian indicator yang jelas.

Siapa yang belajar iqra pasti akan lebih cepat bisa membaca, tapi kelemahannya ialah pengenalan hurufnya kurang kuat. Kebanyakan orang yang sudah menyelesaikan iqra tahap enam, sudah merasa bisa membaca al-quran, sehingga ia enggan untuk melanjutkan ke tahap yang lebih tinggi, yaitu al-quran.

Apapun metodenya asalakan tekun dan terus mengulang pasti bisa. Begitu dianggap bisa, maka jangan pernah berhenti membaca alquran. Silakan cari guru yang lebih fasih dan lebih aqra' dalam membacanya. Pelajari juga Makharijul huruf, Shifatul huruf, Ahkamul huruf, Ahkamul maddi wal qasr, dan Ahkamul waqaf wal ibtida’.

Di tempat saya sendiri, motivasi anak untuk ‘ngaji’ khususnya usia menjelang dewasa (sudah masuk SLTP) sangat kurang. Hanya beberapa orang tua saja yang sadar dan peduli akan pentingnya pendidikan agama ini. Padahal ini adalah modal untuk mereka suatu hari nanti, terlebih untuk dirinya sendiri dan syukur bisa diajarkan kepada orang lain.

#YukNgaji…


Jaka Ahmad yang juga dikenal dengan nama "Jack" adalah mahasiswa tunanetra asal Indonesia yang sedang kuliah S2 program Social Work di Universitas Flinders, Adelaide, Australia Selatan. Salah satu hobi Jack adalah senang bepergian, dan berikut pengalamannya dengan seorang sopir bus di Adelaide.

Seperti di kota-kota lain yang pernah saya singgahi atau tinggal, di Adelaide saya juga suka bepergian sendiri, apalagi dengan menggunakan transportasi umum seperti bus atau kereta. Sangat terbiasa dengan hiruk-pikuk lalu-lintas Jakarta yang semrawut membuat saya sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan di Adelaide yang lebih teratur.

Bayangkan saja, yang biasanya saya harus berlari, menghadang bus untuk menanyakan jurusannya, atau lompat dari bus ketika ingin turun dari bus yang tidak sepenuhnya berhenti, kini saya tinggal berdiri manis di pemberhentian bus dengan merentangkan tongkat putih saya dan bus pun akan berhenti dengan sukarela agar saya bisa menanyakan jurusan bus tersebut.

Suatu sore, ketika saya hendak pulang ke tempat tinggal saya, saya menaiki bus 720 ke arah kota dari Flinders Medical Center. Sebelum duduk, saya berkata pada sopirnya, bahwa saya mau turun di bus stop 22. Biasanya saya duduk di kursi paling depan, yang merupakan kursi prioritas bagi penyandang disabilitas, ibu hamil atau lansia.

Namun kali ini saya duduk agak jauh dari sopir. Bus berjalan dengan laju dan saya mulai asyik mendengarkan musik. Ketika sedang menikmati perjalanan sore tersebut, bus berhenti dan tiba-tiba sopir bus tersebut menyentuh pundak saya dengan pelan.

"Kamu seharusnya turun di stop 22, kan? Maaf, saya lupa… dan sekarang kita sudah di bus stop 18," kata sopir tersebut.

Dari intonasi suaranya, saya bisa menilai kalau dia memang merasa bersalah. Tapi saya sudah terlanjur kesal, jadi tanpa bicara, saya langsung berdiri dan berusaha untuk turun dari bus. Namun sopir tersebut berkata pada saya.

"Kalau kamu turun di sini, kamu akan kesulitan menyeberang sendirian karena tidak ada jalur penyeberangan. Tapi biarlah saya bantu kamu menyeberang," ujar sopir tersebut sambil mengikuti saya.

Turun dari bus, sang sopir kembali melanjutkan ”Atau kamu ikut saja sampai bus stop 16, karena di sana ada jalur penyeberangan dan kamu bisa menyeberang dengan aman lalu kamu bisa naik bus arah sebaliknya sampai di bus stop 22."

Masih kesal dan tanpa berbicara padanya, saya kembali naik ke dalam bus, menyetujui usulannya.
Sampai bus stop 16, sopir tersebut menemani saya turun dari bus dan menuntun saya menuju jalur penyeberangan. Dia menekan tombol lampu penyeberangan dan menunggu bersama saya.

"Kamu sebaiknya kembali ke bus," akhirnya saya berbicara padanya. "Kasihan penumpang lain mereka bisa terlambat nanti."

"Saya akan seberangkan kamu terlebih dahulu, baru nanti saya lanjutkan perjalanan saya," dia pun menjawab.

Mendengar jawaban tersebut, saya mulai melunak dan merubah sikap saya, lebih berusaha menyembunyikan kekesalan saya karena kejadian tadi.

"Saya akan baik-baik saja. Saya bisa menyeberang sendiri. Jalur ini sangat aman untuk saya seberangi. Kamu tidak usah kuatir," ujar saya mencoba untuk meyakinkan sopir tersebut. "Penumpang yang lain akan terlambat dan nanti kamu bisa di-complain."

"Tidak apa saya di-complain, yang penting kamu selamat," jawab dia pendek.

Saya sempat terperangah mendengar jawaban tersebut. Namun saya segera kembali meyakinkan sopir tersebut untuk segera kembali ke busnya namun tetap dia tidak beranjak dari posisinya. Lampu berubah hijau, dan kami pun menyeberang.

Setelah itu, sopir tersebut mengantar saya ke bus stop yang ada di dekat penyeberangan tersebut. Dia mengatakan bahwa ini adalah bus stop 16, dan semua bus yang melintas akan melewati bus stop 22. Saya pun berterima kasih padanya sebelum akhirnya dia menyeberang kembali.

Kurang lebih 10 menit saya berdiri di bus stop tersebut dan akhirnya sebuah bus pun merapat. Baru saja saya mau bertanya, tiba-tiba sopir bis tersebut berkata:

"Naiklah, saya akan antar kamu ke bus stop 22." Setengah heran, saya pun naik ke bus tersebut, dan kali ini saya duduk dekat sopirnya.

"Bagaimana kamu tahu kalau saya mau ke stop 22?" saya bertanya pada sopir tersebut.

"Sopir 720 yang tadi kamu naiki, dia berkomunikasi dengan saya melalui radio panggil," jawab sopir tersebut santai.

"Dia bilang kamu kelewatan dan berpesan pada saya untuk mengantar kamu ke stop 22."

Saat itu saya tersenyum dan muncul perasaan salut yang tinggi terhadap sopir 720 tersebut.
Saya ingat hal ini sering terjadi saat saya bepergian di kota-kota di Indonesia, di mana sopir atau kernet lupa menurunkan saya di tempat yang saya inginkan.

Namun bila ini terjadi di Indonesia, perlakuan yang sering terjadi adalah mereka menurunkan saya di suatu area yang saya tidak kenal, lalu menyuruh saya untuk menyeberang dan naik arah sebaliknya, tanpa membantu saya menyeberang.

Sering pula penumpang lainnya mengomentari "Lagian sih, pergi sendirian. Gak ditemenin aja?" atau "Ngapain sih pergi-pergi? Gak bisa orang rumah aja yang disuruh?"

Kalau sudah demikian, biasanya saya hanya tersenyum kecut saja dan akhirnya terbiasa dengan komentar-komentar seperti itu. Namun terkadang ada juga sopir atau kernek yang berbaik hati menyeberangkan saya terlebih dahulu, sebelum melanjutkan perjalanannya.

Kejadian di 720 tersebut cukup membuat saya terkagum-kagum dengan perilaku orang Barat yang konon katanya cuek dengan orang lain. (tribunnews.com)

---oOo---

Cerita dari kisah di atas memberikan gambaran dan perbandingan bahwa mana orang yang lebih bermartabat dan lebih peduli terhadap orang yang memiliki keterbatasan. Karena kita tiknggal di Indonesia, maka sudah pasti mengenal perlakuan apa yang akan diterima, terlebih jika kita menjadi sebagai orang yang tunanetra.

Sejatinya keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk melakukan aktivitas apapun, selama ia mampu dan ingin melakuakkannya kenapa tidak. Apa yang dilakukan “Jack” merupakan sentilan bagi kita yang hidup normal dan memiliki kelengkapan fisik.

Tak hanya itu, Jack juga menyentil bagaimana perilaku kita sebagai orang Indonesia sendiri yang konon katanya ramah dan paling murah senyum. Ramah dan murah senyum sangat penting, tapi lebih penting lagi jika ditambah dengan kepedulian yang tinggi terhadap semua orang.

Ajaran agama islam itu sendiri bermuara kepada rahmatan lil’alamin, menjadi rahmat di alam jagat raya ini. Kata rahmat jika diartikan, mengandung arti yang sangat luas dan komplek. Ajaran-ajaran seperti ini kiranya harus dibudayakan dan dipelajari ulang, supaya lebih paham dan melekat dalam diri kita.

Wama arsalnaka illa rahmatan lil’alamin. Demikian bunyi ayat alquran surat alanbiya : 107. Artinya : tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali menjadi rahmat bagi seluruh manusia. Rahmat itu sendiri berarti kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur).

Jika ada orang muslim yang membunuh dan melakukan tindakan anarkis, jelas-jelas berarti ia tidak memahami maksud dari ayat tersebut. Jika memahami sebuah ajaran tidak secara utuh, maka yang terjadi adalah penyimpangan. Bahkan pemahamannya juga salah dalam mengaplikasikannya.

Memiliki kepedulian terhadap orang lain, merupakan salah satu dan sepersekian kecil dari bentuk rahmat itu sendiri. Jika kita benturkan dengan besarnya rahmat yang Allah berikan dan tentunya Rasulullah ajarkan kepada kita. Semoga kita menjadi manusia yang lebih peka dan memiliki kepedulian terhadap seluruh makhluk. Allahu’alm. []

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme