Jika lagunya Wali Band berjudul "Nenekku Pahlawanku", tapi dalam tulisan ini saya menulis judul mirip dengan wajan lagunya wali juga, hanya saja kalimatnya yang berbeda.

Guru, digugu dan ditiru. Itulah tugas dan kewajiban guru. Selain bertugas mengajarkan ilmu pengetahuan di sekolah, sosok figur seorang guru juga harus menjadi contoh di luar sekolah.

Dalam film Thailand yang pernah saya tonton, judulnya "Diary Teacher" menceritakan seorang guru yang membuat tato di tangannya.

Karena tato itulah, akhirnya guru tersebut diberikan pilihan. Memilih untuk dihapus, atau tetap membiarkan tato itu, tetapi pihak sekolah akan memindahkannya ke sekolah cabang yang terletak di tempat terpencil.

Karena memilih mempertahankan tato dan menganggap tugas mengajar itu hanya fokus bagaimana menyampaikan pelajaran, bukan mempermasalahkan hal yang sepele (tato kecil). Dengan tegas kepala sekolah mengatakan, bahwa guru itu harus menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya.

Dari dialog film tersebut, sudah sangat jelas. Sosok seorang guru itu idealnya haruslah orang yang "sempurna". Sempurna bukan berarti tanpa salah, tetapi selalu memperbaiki diri ketika telah melakukan kesalahan. Sebab, tak ada manusia yang tidak pernah salah. Justru dari kesalahan tersebut akan muncul sebuah perbaikan dan menjadikan diri menjadi lebih baik.

Guru juga manusia. Salah dan lupa pasti pernah dilakukannya. Jangan pernah men-judge "kamu itu kan seorang guru, masak seperti ini.. masak seperti itu..." Guru saja, selalu memaafkan muridnya ketika sang murid salah, atau tidak mengikuti perintah dari sang guru. Karena seorang guru memiliki jiwa mendidik.
***
Sosok seorang guru begitu penting, apalagi dalam sebuah negara. Guru adalah pondasi utama untuk memajukan sebuah negara. Masih ingat ketika Negara Jepang diluluh-lantahkan dengan bom atom? dengan kondisi negara yang hancur, pertanyaan yang pertama kali terlontar adalah berapa banyak jumlah guru yang masih hidup?....

Dalam islam, sosok guru merupakan tingkatan yang paling tinggi dan mulia (kitab ta'limu al-muta'llim). Doa dan keridhaan seorang guru terhadap muridnya memberikan 'jalan mulus bagi seseorang untuk menjalani hidupnya'. Tanpa guru tak banyak yang bisa kita tahu.. Sosok guru, bagi saya pribadi adalah pahlawan, penyelamat, dan sekaligus penerang jalan...

Lalu apa bedanya guru dan pendidik?.. sebetulnya sama saja, hanya saja ada sebagian orang yang lebih senang menggunakan nama pendidik ketimbang guru. Karena cakupan kata pendidik lebih luas dari pada kata guru. Bahkan ada yang mengartikan, kata pendidik itu lebih tinggi dari pada guru.

Bagi saya pribadi, apalah arti sebuah nama. Selagi loyalitas dan totalitas yang dimilikinya terhadap dunia pendidikan betul-betulnya nyata, dialah sosok yang paling berjasa. Mengabdi untuk pendidikan secara murni, bukan karena mencari "sesuatu" dibalik nama pendidikan.

Banyak yang ingin menjadi guru, tetapi yang menjadi targetnya ialah pegawai negeri sipil (PNS). Yang ada dalam benaknya hanya lembaran rupiah, tidak perlu kerja keras, asal masuk kantor gaji tetap lancar tiap bulan. Mana pernah terbesit dalam dirinya untuk mengubah dan memajukan peserta didiknya.

Pendidikan adalah panggilan jiwa. Jika ingin punya harta lebih (baca; kaya), silakan berdagang. Sekali lagi, dunia pendidikan bukan tempat untuk mencari kekayaan, tetapi lebih kepada pahala (shadaqah jariyah). Semoga guru-guru kami diberikan kemudahan dalam hidupnya dan amal ibadahnya diterima oleh Allah swt kelak. Amiin []


1. Apa pendapatmu tentang gunung?
Gunung itu paku bumi. memiliki keindahan dan tantangan. apalagi kalau hendak mendaki disertai sembunyi-sembunyi... tantangan banget.

2. Seperti apa pandanganmu tentang mereka yang hobi naik gunung?
Setiap orang punya hobi masing-masing, passion, dan kesenangan. Hobi naik gunung itu keren dan cowok banget dweh...

3. Perempuan mendaki gunung mengenakan rok, menurutmu?
Naik gunung pake rok, sama saja dengan naik gunung merapi pake mantel hujan. So gak ada bedanya.. dan itu sah-sah saja..

4. Kalau punya anak, kemudian mereka pengen jalan-jalan ke gunung? Diberi izin atau nggak? Alasannya kenapa?...
Kalau sama-sama suka naik gunung, sesekali sekeluarga naik gunung dan buat tenda disana selama satu malam. Pasti saya izinkan, toh itu kan dunia mereka, ada nilai-nilai yang bisa diambil dari naik gunung. Yang paling penting harus izin (harus bilang kemana dan dengan siapa saja). sebenernya sih lebih khawatir ketika di jalan, takut sampe enggak, pulang juga enggak... kan repot nyarinya.

5. Kenapa ngeblog? 
Seru!!! nge-blog sama kayak SMS. Sama-sama menulis kata-kata. menuangkan pikiran dan banyak belajar dari orang lain tentunya...

6. Pernah menyaksikan musikalisasi puisi? Perasaan apa yang kamu rasakan?
Pernah banget, keren dan ketika itu saya juga ingin menguasai alat-alat music, terutama gitar. Tapi sayang hanya kunci-kunci dasar yg saya pelajari….

7. Bahagia menurutmu?
Bahagia itu sederhana, dan simple. Dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan ini bagi saya sudah cukup bahagia. Ketika bersama orang-orang yang kita sayangi, bagi saya itu juga merupakan sebuah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Bahagia itu intinya ketentraman hati….

8. Punya mimpi apa yang sedang diperjuangkan?
Iya punya. Karir, Keluarga kecil, jalan-jalan bareng di akhir minggu dengan small family dan etc. (masa depan)

9. Menurutmu bagaimana anak kecil zaman sekarang dibandingkan anak kecil yang dulu-dulu? 
Kontaminasi. Anak kecil dulu belum mengenal dunia social media dan handphone. Sehingga kebudayaan lokal masih dipegang teguh dan dilestarikan, melalui permainan. Tetapi yang terjadi saat ini, budaya itu hilang. Sehingga anak kecil sekarang itu pertumbuhannya lebih cepat dan premature (masak, kelas 4 SD sudah pacaran.. ngedengernya aja gimana keleees )

10. Tempat yang paling ingin dkunjungi?
Tanah Suci, untuk menyempurnakan rukun islam. Tempat yang kedua ialah rumah CAMER hahahahhahahh.

11. Lelaki sejati itu seperti apa? Perempuan sejati?
Ini pertanyaan subjektif bagi saya. Laki-laki sejati menurut saya: bertanggungjawab, menjadi kepala rumah tangga yg baik, membimbing, mengayomi, bisa jadi teman-kakak- bahkan orangtua. Hobinya motor, bola, gunung, jalan kaki oke, naik angkot juga oke, pokoknya gak banyak mengeluh. Yang paling penting itu bisa tidur di mana Saja dan gak ngeribetin.

Satu lagi, laki-laki sejati juga bisa menjadi sosok perempuan ketika dalam kondisi tertentu. PEREMPUAN sejati itu bisa “ngurus” anak, suami, dan masak. Bisa jadi sosok laki-laki yang tangguh. Di balik kata “ngurus” itu tersimpan banyak seni, gaya dan cara…

*Postingan ini sengaja dicopy ulang 
dari komenan saya ketika berkunjung di salah satu blog

Minggu, 16 November 2014 itulah hari yang paling bersejarah bagi mereka. Karena pada hari itu Marhani Erawan dan Tazkiatun Nafis telah resmi dan sah menjadi pasangan suami istri. Sah secara agama dan negara. Selamat buat ELMARKAZY

Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kami juga. Sebagai sahabat, teman dekat, karib-kerabat, turut merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa. Ane sudah mempersiapkan stiker, tapi belum sempat beli kado sih. Rencananya nanti, setelah beli tiket kereta buat pulang, baru deh beli kadonya.

Ternyata, setelah datang ke toko waralaba dan mengecek tak ada satupun tiket yang tersisa untuk keberangkatan hari kamis dan jumat. Sebenarnya ada tiket kereta yang bisnis, tapi ongkosnya gak cukup.

Karena tiket habis, secepat mungkin Ane mengirimkan stiker yang udah dibuat. Meski ane tidak hadir, setidaknya stikernya sampe. Kiriman sebenarnya sudah sampe hari sabtu, tapi karena enggak diambil di kantor pos ya sama ajah....

Maaf tang, Ane enggak bisa datang, tapi insya allah doa dari kejauhan tetap ane kirimkan. Dan kadonya juga nyusul. Sabar ya...

Jadi Pengaman
Ane inget banget ketika kita masih tinggal di gedung Muslimun. Waktu itu sore hari menjelang magrib, Tazki sedang mendapat jadwal untuk mengepel kantor. Kalau tidak salah waktu itu ditemani oleh Heni Purnama Sari. Kebetulan waktu itu ruang komputer dijadikan sebagai kantor Pondok.

Mengetahui kesempatan itu, akhirnya Ane segera menemui Marhani/Otang dan menyampaikan kepadanya bahwa ini kesempatan yang baik 'kesempatan emas tang.. jangan sampai disia-siakan'. Tenang Ane yang bagian mengamankan di depan pintu kantor. Berusaha meyakinkan Otang.

Ane jaga di depan pintu sedangkan Otang ke belakang. Di jendela itulah mereka memulai kisah manis ini. Di jendela itu pula Otang menyatakan perasaan yang selama ini dirasakannya. Dengan sekuat tenaga Otang pun memberanikan diri, 'sambil bergetar ketika mengungkapkannya..'

Rupanya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Tazki pun menerima niat baik dan sekaligus ungkapan perasaan Otang kepadanya. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dan tahun demi tahun mereka jalani. Hingga akhirnya di tahun 2014, bulan November, tanggal 16 sekitar pukul 09.00 janji suci setia sehidup semati telah diucapkan.

Semoga mereka berdua menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah wa barakah. Hingga kakek-nenek tetap bersama.



Tanggal 01 November 2014 bisa dibilang tanggal yang bersejarah, karena pada hari itu kami dipertemukan. Berjodoh, itulah kata yang mewakili dan lebih tepatnya seperti itulah.

Padahal sebelumnya sudah ada orang lain yang bersiap untuk memilikinya. Tapi, karena dasarnya sudah berjodoh tetap saja tidak berpengaruh. Saat itu saya hanya bisa bersabar, dan berharap semoga berjodoh dengannya.

Saya ingat bertul dengan film Kera Sakti. Saat itu Panglima Tian Feng (Si Patkai sebelum dihukum untuk mencari kitab ke barat) berhasil mengalahkan Kera raksasa yang lahir dari saripati langit dan bumi. Ketika hendak dibunuh, hadirlah Dewi Kwan Im, dan menyelamatkan Kera yang sudah lemah itu.

"Panglima Tian Feng.. jangan kau bunuh kera kecil ini.. karena kelak ia akan menjadi seorang dewa, kekuatannya sangat hebat. Dan engkau juga kelak akan berjodoh dengannya..." Karena Palnglima Tian Feng tidak mengerti dengan maksud perkataan Dewi, Ia hanya mengucapkan "Mohon maaf Dewi, hamba tidak mengerti apa yang Dewi katakan....

Dewi tidak menjawab ucapan sang Panglima. Tetapi Dewi menimpali dan menyuruhnya untuk melaporkan kepada Kaisar Langit sesuai dengan apa yang dipesankan olah Dewi. Kera raksaasa itu sudah diitaklukan dan tidak akan berbuat onar lagi, karena kekuatannya musnah.

Seketika itu juga Panglima Tian Feng langsung terbang ke kayangan dan meninggalkan Dewi dan kera kecil yang sedang pingsan.

Dewi menyadarkan Sun Go Kong kecil dan menyuruhnya untuk pergi dari hadapannya untuk menyelamatkan diri. Secepat kilat kera kecil pun langsung melompat ke hutan dan mencari makanan.

Inilah kisah awal antara Sun Go Kong dan Patkai dalam kisah perjalanan ke barat dalam mencari kitab suci.

Sama seperti kisah yang saat ini kualami. Siapa sangka ternyata kami bisa berjodoh dan kini bersama. Tak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengannya dan hanya sekali rasanya, dan kami langsung klop dan yakin dengan mantap.

Pagi-pagi ketika menghubungi pemiliknya, Ia mengatakan bahwa pagi ini sudah ada ayng mau nge-cek. Saya hanya pasrah dan mengatakan kepadanya "Kalau sudah deal dan sold out jangan lupa kabari, dan begitu juga kalau enggak jadi, secepatnya kabari..." Diakhir percakapan kami, saya mengucapkan "semoga saja berjodoh.."

Ndilalah, ketika memasuki tengah hari dan saya hubungi, Ia bilang orang yang janji mau nge-cek tidak ada kabar. Seketika itu saya dan teman, langsung meluncur ke tempat yang sudah kami janjikan. Begitu sampe, langsung nego, dan sepakat dengan harga yang ditentukan. Langsung deal!

Seketika itu juga Si Soleh resmi berpindah kepemilikan dan berjodoh dengan saya. Sampai kapan? entahlah.. semoga saja tetap awet dan selamanya tetap bersama, suka maupun duka.

Soleh, adalah nama yang saya sematkan kepada sepeda fixie berwarna biru terang. Kenapa mengambil nama Soleh? karena dalam nama ini ada harapan dan doa. Tujuannya semoga dengan adanya sepeda ini bertambah keshalihannya, baik keshalihan individual maupun sosial. Amiin []

Ketika sedang asyik berkumpul dengan teman-teman seangkatan dan beberapa kawan dari kamar sebelah, tiba-tiba ada pesan tingkat masuk. Pesan singkat itu masuk kira-kira pukul 19.30. Isi pesan singkatnya seperti ini “Ass. Amir apa kabar? Di mana posisi?

Karena nomer HP-nya tidak ada di kontak, dengan cepat saya pun membalas pesan tersebut. “Alhamdulillah baik, punteun sareung saha..” Pake bahasa sunda, prediksi saya teman dari rumah di kampung. Setelah agak lama, barulah Short Massage System (SMS) balasan itu datang. “Udin Said. Dari hari jumat di jogja. Sekarang ke malioboro. Masih di jogja..?

Sempat merasa bersalah, kaget, dan bercampur senang juga. Ternyata, SMS tersebut dari guru matematika kami, ketika di Madrasah Aliyah PONPES Daar et-Taqwa. Pak Udin, begitulah kami biasa menyapa beliau. Semasa diajar matematika semuanya pasti pernah merasakan cubitannya Pak Udin, termasuk saya.

Bapak mah ikhlas nyubit.. enggak butuh balasan..” Demikian ucap pak Udin kalau sudah mencubit kami. Kami dicubit karena tidak mengerjakan tugas yang diminta oleh beliau, atau lupa mengerjakan tugas. Pokoknya macem-macem alasan yang dibuat, meskipun akhirnya cubitan itu tetap mendarat di tangan kami.

Kadang, kalau ingat masa-masa itu sering senyum-senyum sendiri. Lucu dan unik, kalau mengenang kisah bersama Guru Matematika asal Nangerang - Petir.

Alhamdulliah, esok paginya. Setelah bersih-bersih asrama, saya langsung meminjam motor dan menuju tempat di mana pak Udin menginap. Berbekal alamat yang dikirimkan tadi malam, saya pun langsung menuju tekape.

Sempat kelewatan, dan bertanya ke penduduk juga. Setelah diberitahu dan tanya ke tukang becak, tak butuh waktu lama, saya pun menemukan penginapan Pak Udin dan kawan-kawan dari serang. Sempat bingung ketika berada di depan resepsionis. Tetapi setelah menanyakan tamu yang menginap malam tadi, saya pun mendapatkan informasinya.

Setelah naik dilantai tiga, dengan mudah saya temukan sosok Pak Udin. Kebetulan waktu itu pintu kamarnya terbuka. Saya pun langsung menuju ke arah beliau. Setelah agak mendekat, barulah Pak Udin  keluar kamar, dan kami pun bersalaman tepat di depan kamar tempat beliau menginap. Tak lupa saya mencium tangan Pak Udin sebagai ta’dzim al-ustadz (memuliakan guru).

Kami pun ngobrol, tanya seputar kabar, dan yang paling seru ketika bercerita tentang masa lalu, cerita di Pondok dahulu. Tak lupa saya meminta petuah dan wejangan dari beliau, sebagai motivasi dan penyemangat. Alhamdulilah Pak Udin memberikan petuah dan doanya.

Tak terasa, waktu itu cukup singkat. Obrolan kami harus selesai ketika panitia sudah memberikan informasi kepada rombongan untuk bersiap-siap. Pertemuan yang singkat ini pun harus kami akhiri. Sambil menuju ke mobil, saya sempatkan untuk berpose sebentar dengan Pak Udin, buat kenang-kenangan.

Sambil menunggu yang lain belanja batik dadakan, saya pun sempat ngobrol dengan Ustadz Mustofa dan istrinya. Pak Udin juga sampai ikut memilah dan memilih. Tapi karena harganya kurang cocok dan juga waktunya sudah mau berangkat, akhirnya tidak jadi membeli.

Sebelum kembali ke dalam bis, dan sebelum berpisah dengan Pak Udin, saya sempatkan untuk bersalaman, tak lupa saya cium tangan beliau untuk yang kedua kalinya. Semoga menjadi berkah dan menjadi ‘suntikan’ motivasi. Tak lama, bis yang ditumpangi rombongan berangkat dan meninggalkan saya di depan Tasik Jogja Hotel.

Saya pun ke tempat parkir dan langsung menuju sepeda motor berplat AG. Secepat kilat saya meninggalkan hotel pagi itu.
_______
) punteun, sareung saha (Bhs. Sunda; maaf, dengan siapa)

Tanggal 01 November 2014 hari itu merupakan hari yang begitu bersejarah. Bukan hanya berjodoh dengan Si Soleh, tetapi hari itu juga merupakan hari yang menjadi rekor terboros yang pernah saya alami.

Hari itu setidaknya sudah 1 juta rupiah saya menghabiskan uang. Padahal waktu itu tak terbesit dalam benak pikiran untuk berbelanja, membeli ini dan itu. Tetapi hari itu saya hanya ingin membeli sepeda fixie, itu pun sebenarnya masih ragu, sebab antara ya dan tidak.

Oleh karenanya saya tuliskan kalau berjodoh berarti jadi, kalau tidak berarti sepeda tersebut sudah diambil dan dimiliki oleh orang lain. Nyatanya sepeda fixie biru itu kini menjadi milik saya. Dengan harga yang lumayan sesuai.

Harga awal yang ditawarkan 980.000, tetapi ketika nego saya tawar dengan harga 750.000. Alhamdulillah pemiliknya mau dan menerima harga yang saya tawarkan. Karena tujuan saya setelah membeli fixie ke malioboro, mau tak mau harus jalan-jalan dan melihat-lihat barang yang dijajakan di pinggir jalan.

Awalnya hanya mengantar teman saja, tetapi karena tertarik dengan barang tersebut, mau tidak mau akhirnya membeli juga. Dompet kulit, jaket, dan batik tentunya. Kalau batik sebetulnya sudah jauh-jauh hari sudah mempersiapkannya. "Kalau nanti ada uang pengen ah punya batik tangan panjang..."

Tanggal bersejarah terjadi juga, tepat pada tanggal 27 November 2014. Tepatnya dua hari setelah hari guru nasional. Hari itu juga saya mendapatkan jumlah yang sama, persis ketika saya menghabiskan nominal pada tanggal 01 November 2014. Bahkan saya mendapatkan lebih banyak, pada tanggal ini.

Alhamdulilah, mungkin ini yang disebut dalam kata-kata mutiara. "cepat menghilang, cepat kembali juga...". Tapi kali ini uang sebanyak itu disimpan dan ditabung untuk keperluan pribadi dan sehari-hari. Maklum enggak pernah dikirimi jadi ya harus irit-irit deh menggunakannya.


Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme