Dari judulnya saja sudah nampak akan keingintahuan saya. Rasanya ingin segera jeda (buffer) dalam youtube selesai. Meski harus dengan usaha yang sabar dan perlahan, film pendek itu akhirnya selesai saya khatamkan.
Tak cukup sekali, untuk mendapatkan dialog dan pesan yang disampaikan dalam film pendek ini. Barulah setelah dua kali balikan menontonnya, semuanya bisa dipahami.
Adegan yang paling keren menurut saya ketika Ratih sepulang dari perjalanan (entah dari mana perginya mereka berdua). Sambil berdiri di depan Pagar kostnya, dan Angga baru saja turun dari motor dan menghampiri dirinya (Ratih).
"Ada yang mau aku omomngin.." Ungkap ratih dengan muka kesal.
"di WhatsApp aja ya...." Jawab Angga santai, sambil merapikan rambut yang hitam dan tebal.
"Kita PUTUS..." timpal Ratih dengan cepat, padahal Angga baru selesai menjawab omongannya.
Mendengar kata-kata putus Angga hanya bisa terperangah dan tidak percaya. Ia kehabisan kata-kata dan tak bisa berkata-kata lagi. Sampai akhirnya Ratih memberondongnya dengan 'pukulan' telak.
"Aku capek, setiap hari aku bantuin bangunin subuh, tapi kamu malah tidur lagilah, handphone kamu matiinlah...." Ratih belum selesai ngomong,
Agga pun menyelanya. "Tapikan aku bangun pagi, jam tujuh. Setelah itu aku langsung sholat subuh.."
"Duha namanya.. bukan subuh..." sela Ratih sambil kesal pada Angga. Sejenak keduanya terdiam.
"Seriusan.." Tanya Angga penasaran dengan keputusan Ratih.
"Gimana mau jadi IMAM KELUARGA, buat NGIMAMIN diri sendiri aja gak bisa...." Pungkasnya.
Ratih mengembalikan helm dan tak ada kata-kata terakhir dari Ratis selain mengucapkan salam. Dengan cepat Ia masuk ke dalam, meninggalkan Angga di luar yang tengah kemelut batin.
Inilah titik balik untuk Angga. Hingga 2 tahun kemudian Angga bisa membuktikannya, datang sebagai lelaki muslim yang siap menjadi imam bagi diri dan keluarganya.
Tak cukup sekali, untuk mendapatkan dialog dan pesan yang disampaikan dalam film pendek ini. Barulah setelah dua kali balikan menontonnya, semuanya bisa dipahami.
Adegan yang paling keren menurut saya ketika Ratih sepulang dari perjalanan (entah dari mana perginya mereka berdua). Sambil berdiri di depan Pagar kostnya, dan Angga baru saja turun dari motor dan menghampiri dirinya (Ratih).
"Ada yang mau aku omomngin.." Ungkap ratih dengan muka kesal.
"di WhatsApp aja ya...." Jawab Angga santai, sambil merapikan rambut yang hitam dan tebal.
"Kita PUTUS..." timpal Ratih dengan cepat, padahal Angga baru selesai menjawab omongannya.
Mendengar kata-kata putus Angga hanya bisa terperangah dan tidak percaya. Ia kehabisan kata-kata dan tak bisa berkata-kata lagi. Sampai akhirnya Ratih memberondongnya dengan 'pukulan' telak.
"Aku capek, setiap hari aku bantuin bangunin subuh, tapi kamu malah tidur lagilah, handphone kamu matiinlah...." Ratih belum selesai ngomong,
Agga pun menyelanya. "Tapikan aku bangun pagi, jam tujuh. Setelah itu aku langsung sholat subuh.."
"Duha namanya.. bukan subuh..." sela Ratih sambil kesal pada Angga. Sejenak keduanya terdiam.
"Seriusan.." Tanya Angga penasaran dengan keputusan Ratih.
"Gimana mau jadi IMAM KELUARGA, buat NGIMAMIN diri sendiri aja gak bisa...." Pungkasnya.
Ratih mengembalikan helm dan tak ada kata-kata terakhir dari Ratis selain mengucapkan salam. Dengan cepat Ia masuk ke dalam, meninggalkan Angga di luar yang tengah kemelut batin.
Inilah titik balik untuk Angga. Hingga 2 tahun kemudian Angga bisa membuktikannya, datang sebagai lelaki muslim yang siap menjadi imam bagi diri dan keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.