Pagi ini cuaca amat cerah, secerah hatiku yang sedang berbunga-bunga. Meskipun dari info BMKG yang kudapat, nanti siang kondisi Jakarta akan turun hujan deras. Sedikitpun tak merubah cuaca hatiku.

Hari ini kegiatanku tetap sama, pergi ke kantor dekat Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat. Dari Grogol naik angkot, turun di jalan Kiai Tapa (pas flyover) sebelum gedung Roxy Square. Tinggal nyebrang jalan, sudah sampe di pintu gerbang tempatku mengabdi.

Tak terasa sudah hampir 5 tahun mondar-mandir di Jalan Tawakal dan Masjid Al-Ikhlas. Adapun dengan yang bangunan yang satu ini (kampus B), seolah sudah jadi rumah keduaku, tentunya setelah rumah di kampung tempatku dilahirkan.

Berkenaan dengan waktu 5 tahun pengabdianku, aku teringat akan kisah para penegak agama (menolak menyembah dewa-dewi) yang berjuang gigih. Mereka ikhtiar dengan segala macam cara (usaha secara maksimal), tetapi tak berhasil. Ujungnya, mereka kalah dan dijadikan buronan. Mau tak mau mereka bersembunyi ke suatu tempat. Mereka adalah Ashab Al-Kahfi.

Masyarakatnya bernama Ephesus - Romawi, Agamanya Nasrani. Nama gubernurnya Daqyanus yang memerintahkan mereka untuk menyembah dewa-dewi (politeisme).Sebagian yang menolak ajaran itu adalah mereka yang kisahnya diabadikan dalam Qs. Al-Kahfi. Mereka lari ke gua setelah usaha maksimal dan bukan lari karena takut, melainkan karena dapat ilham.

Setetelah tempat persembunyian mereka diketahui, Daqyanus memerintahkan untuk menangkap mereka. Tapi ketika di depan pintu masuk gua, mereka dihinggapi rasa takut dan tidak ada yg berani masuk. Maka akhirnya Daqyanus mempunyai ide untuk menutup goa tersebut. Ditutuplah pintu goa agar mereka yang berada di dalam kelak mati dengan sendirinya, karena tidak bisa keluar.Ternyata harapan itu tidak tercapai. Allah memberikan mukjizat dan kuasanya.

Selama 309 tahun mereka tertidur di dalam gua, sebagaimana ditulis dalan alquran. Mereka bangun serasa baru kemarin. Lalu ke pergi ke pasar untuk membeli makan dan ternyata semua sudah berubah. Baru sebentar, tapi keadaan sudah cukup derastis berubah, tak ada lagi penduduk yang ia kenal. Ia merasa aneh, dan yang melihat dirinya pun seolah aneh dengan gaya pakaiannya.

Karena di pasar membayar dengan uang zaman dahulu (semasa mereka hidup di zaman Daqyanus) tentu sudah tidak berlaku lagi, sehingga dianggap penipu oleh sang pedagang dan akhirnya ditangkap. Setelah diintrogasi terbongkarlah kisah mereka. Mengetahui berita itu, para penduduk dan raja Theodosius bergegas ingin tahu. Ketika sampai ke tempat gua persembunyian, mereka hanya menemukan jasad orang yang telah diintrogasi beserta temannya.

Ternyata Allah mencabut nyawa mereka setelah utusan yang pergi ke pasar dan diintogasi tadi kembali membawa makanan, setelah mereka makan dan kembali tidur untuk selama-lamanya.  Mereka pun meninggal dengan tenang. Setelah memberikan tanda/petunjuk yang besar bagi kaum yang beriman. Adapun jumlah mereka diperdebatkan, bagi umat islam tentu hal itu bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan. Adanya bukti mereka ditidurkan selam 309 tahub sudah cukup menjadi bukti kebesaranNya.

Kepemimpinan pemerinrah telah beralih ke Theodosius dan masyarakatnya pun telah menjalankan ajaran agama dengan benar.
___
--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme