Sabtu (18/05/2013) saya jadi pemandu pesantrenisasi pra kuliah kerja nyata (KKN). Ini adalah tugas saya yang kesekian kalinya. Sebab saya tidak dapat menghitung berapa kali memandu mereka. Dari berbagai fakutltas sudah saya rasakan. Pada hari ini justru ada perbedaan, jika kemarin seluruh peserta wajib menginap di rusunawa, tetapi kali ini tidak.

Lebih ringan dan lembih mudah memang. Tetapi dari segi efektivitasnya tentu malah berkurang. Dengan menginap tentu ada materi tambahan, yaitu materi tentang membaca alquran, tajwid dan makhorijul hurufnya. Hari ini materi itu dihilangkan, sehingga kemampuan mahasiswa dalam pengetahuan Al-Qur’an bagi yang mengikuti pesanterenisasi tidak diketahui.

Inilah perbedaan antara kampus Universitas Islam Indonesia (UII) dengan kampus yang lain. Ada beberapa tahap pesanterenisasi yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UII. Pertama adalah Orientasi Nilai-nilai Dasar Islam (ONDI). Tujuan ondi adalah untuk mengkelasifikasikan kemampuan keislaman mahasiswa UII menjadi tiga kategori, dasar, menengah dan lanjut.

Kelas dasar yaitu bagi mahasiswa yang pengetahuan agamanya sangat lemah. Ada beberapa indikator yang sudah menjadi aturan baku didalamnya. Kelas menengah adalah kelas yang diperuntukan bagi mahasiswa yang pengetahuan keislamannya masih dibawah lanjut. Sedangkan untuk kelas lanjut yaitu mahasiswa yang memiliki pengetahuan agama labih. Mengerti hukum-hukum, dail – dalinya serta kemampuan ilmu Al-Quran di atas rata-rata (bisa mengajarkan kepada yang lain).

Kedua, adalah Latihan Kepemimpinan Islam Dasar  (LKID). Tujuannya adalah bagaimana mahasiswa mampu menjadi pemimpin yang betul-betul ideal, tidak hanya kuat secara keilmuan tetapi kuat secara spiritual.  Ketiga, pesantrenisasi pembekalan khusus bagi mahasiswa. Sehingga mereka wajib menginap selama waktu yang telah ditentukan.

Keempat  adalah pesanternisasi pra kuliah kerja nyata (KKN). Tujuan dari pesantren ini adalah membekali pengetahuan keislaman bagi mahasiswa yang akan berangkat KKN. Karena akan berbaur dengan masyarakat, mahasiswa dituntut untuk mampu membawa cirinya sebagai mahasiswa islam.

Materi Pesantrenisasi
Ada delapan materi yang menjadi pokok pelajaran mahasiswa dalam pseanteren kali ini. Akhlak bermasyarakat, manajeman Mesjid dan TPA, Kesiapan menjadi imam, muadzin dan memimpin doa, Kesiapan menjadi kahtib dan penceramah, Persiapan menjadi MC dan Moderator, Hisab penentuan arah kiblat, dan yang terakhir adalah perawatan jenazah.

Delapan materi ini sekiranya sangat dibutuhkan ketika berada di masyarakat. Sehingga ketika mahasiswa berada di masyarakat dan disuruh untuk melaksanakan salah satunya tidak kaget dan justru yang diharapkan adalah mahasiswa sudah siap. Sekali lagi, inilah salah satu kelebihan UII dibandingkan dengan kampus yang lain.

Ada yang memandang bahwa pengukuran arah kiblat itu tidak penting. Tetapi perlu saya sampaikan bahwa justru dengan ilmu inilah kita bisa mengukur arah kiblat secara tepat. Bayankan saja ketika anda KKN ada mesjid yang arah kiblatnya melenceng. Apa lantas kita yang tahu terus diam saja, dan membiarkannya?? Sebagai orang yang tahu maka tugasnya adalah memberi tahu. Selain itu di daerah Yogyakarta sekitar enam puluh persen arah kiblat mesjidnya masih melenceng empat belas derajat.

Mempelajari arah kiblat dengan menggunakan alat yang khusus justru lebih mudah. Tetapi dengan menggunakan bantuan matahari juga bisa. Hanya saja butuh software yang sederhana untuk menentukan kapan dan jam berapa matahari berada tepat di atas kabah. Jika kita satu derajat saja melenceng dari arah kiblat maka kira-kira sudah sekitar 111 km jauh melencengnya. [zah]


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme