Media belajar itu tak hanya harus dari buku-buku saja. Belajar itu sangat luas maknanya. Ketika kita jalan-jalan pun bisa saja itu bermakna belajar. Lebih tepatnya belajar menggunakan hidup yang lebih baik, dengan jala-jalan pikiran yang sumpek akan terasa ringan dan seolah seperti istirahat. Tak hanya itu, ketika jalan-jalan banyak hal yang kita jumpai disana dan itu bisa menjadi alat atau media untuk belajar juga.

Kemarin (26/05) tanpa disengaja saya menjumpai teman yang sedang asyik nonton film. Ketika itu saya pun ikut menyaksikan film tersebut, tetapi hanya beberapa menit saja. Dirasa film itu menarik dan mengundang "emosi" untuk ditonton, maka saya pun berjanji pada sang teman untuk meminta filenya paska urusan saya selesai.

Usai sholat Isya saya pun mendatangi kamarnya dan meminta file film tersebut. Malam itu pula saya menontonnya sendirian, saya pun terbawa emosi dan mulai tertarik dengan film tersebut. Film yang berdurasi 20 episode itu saya selesaikan dalam waktu dua hari. Lumayan menguras emosi dan banyak hal yang saya dapatkan dari film tersebut. Terutama tentang pelajaran bagaimana menjalani hidup ini.

Meskipun hanya sebuah film, nilai-nilai yang saya tangkap justru lebih besar. Ada berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar pelajaran yang bisa diambil dari kisah yang fiktif tersebut. Kelak makna itu akan kita rasakan dan kita temukan ketika sudah menjalani hidup yang sesungguhnya. Kelak khidupan kita seperti apa dan bagaimana maka jalani saja... Intinya, terus belajar untuk jadi lebih baik dan jangan pernah merasa putus asa.

"Pengorbanan.." mungkin kata itu sangat cocok untuk menggambarkan film ini. Makna film itu bermuara pada satu titik di mana pengorbanan itulah kata kuncinya. Pengorbanan yang begitu besar, bahkan lebih berharga daripada nyawa sendiri.. Secara rasional, nyawa itu hanya kita miliki sekali dalam seumur hidup, tetapi pengorbanan itulah yang akhirnya menjadikan dirinya hidup untuk yang kedua kalinya.

Pernahkan kita berkorban untuk orang lain? berapa besar pengorbanan itu? apa yang kita rasakan jika pengorbanan tersebut tidak dihargai bahkan seolah tidak pernah dianggap? jika sudah demikian, apakah kita mau berkorban yang kedua, ketiga dan seterusnya? atau malah berhenti sampai disitu?.... Pengorbanan tanpa batas itulah yang saya temukan dalam film ini.

Tak perduli berapa kalikah pengorbanan itu, tak mesti ia tahu pengorbanan yang sudah dilakukan. Teruslah berkorban dan berkorban...

Kang Ma Roo itulah nama laki-laki yang berkorban demi seorang perempuan pujaanya. Ia rela menghancurkan masa depannya sendiri demi orang lain. Tetapi setelah ia keluar dari penjara, justru perempuan yang selama ini diidamkannya malah berpaling ke lelaki lain. Lelaki itu pemilik perusahaan besar.

Di sinilah ia merasa pengorbanannya selama ini tidak pernah ada. Apa yang ia lakukan selama ini ternyata hanya permainan. Ia telah dimanfaatkan oleh perempuan itu. Kini ia bersiap untuk membalas dendam dan menyadarkan Si Perempuan jalang itu.

Korban film korea, tadinya
mau cari film yang lain.

--------------------

1 komentar:

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme