Bagi pondok-pondok pesantren kamus tersebut begitu familiar setelah kamus Munjid, karangan orang non muslim. Ada yang mengatakan bahwa kamus Al-Munawwir merupakan kamus kritik bagi kamus Munjid yang begitu kental dengan ‘misionaris’. Salah satu contoh yang paling bisa disaksikan adalah tidak ada lafadz basmalah dalam kitab Munjid. Tak hanya itu, kosa kata tentang ketauhidan selalu disandarkan pada pemahaman Nasrani.
Kembali kepada topik awal, tepat seminggu setelah Mbah Warson wafat. Salah satu artis, penceramah, model, ikon, ustadz, tetapi saya lebih pas menyebutnya dengan sebutan penceramah, ia adalah Uje. Gayanya yang khas membuat dirinya diberikan gelar “Ustadz Gaul.” Beliau wafat karena kecelakaan dari sepeda motor dalam perjalanan menuju ke rumah.
Ada yang menarik dari Uje ini, sebelum meninggal ia sempat membuat firasat. Tetapi tak ada sau pun yang menangkap bahwa hal tersebut merupakan tanda-tanda perpisahan terakhir dengan orang-orang yang dicintainya. Uje sempat menuliskan kata-kata terakhirnya dalam twitter :
"Pada akhirnya.. Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh.. Dan pada saat itu.. Kembali adalah yg terbaik.. Kembali pada siapa..??? Kpd "DIA" pastinya.. Bismi_KA Allohumma ahya wa amuut..”
Semoga keduanya berada disisi Allâh swt. Atas semua amal kebaikan yang pernah mereka lakukan semasa hidupnya. Semoga kelak kita semua kembali kepada Allah dengan khusnul khotimah. Amin.
Inilah kematian, kita tidak pernah tahu kapan akan datang menghampiri. Hari ini, esok, lusa, minggu depan atau bahkan bulan depan, sekali lagi kita tidak tahu semua itu. Untuk itu maka perbanyaklah amal shaleh untuk bekal nanti. Karena hanya dengan bekal itulah kita akan selamat dari semua siksaan Allâh swt.
Setiap diri yang bernyawa akan menemui kematian. Manusia tidak ada yang bisa lari dari yang namanya mati. Dimana pun bersembunyi tetap saja kematian itu akan mendatangi kita. “Dimana pun kamu berada, kelak kematian akan menemukan mu. Meskipun kamu bersembunyi di benteng yang sangat kokoh.... ” ayat lain menjelaskan bahwa “Apabila ajal seseorang sudah tiba, maka ia tak mampu menundanya maupun mempercepatnya....”
Untuk itu jelas sudah, bahwa cukuplah kematian sebagai nasihat bagi yang hidup. Tak ada yang perlu dibangggakan dalam hidup ini, karena semuanya tidak akan dibawa mati. Duni hanyalah tempat persinggahan sementara, sedangkan tempat yang baik dan lagi abadi adalah akhirat. “Dan alam akhirat adalah tempat yang paling baik lagi abadi.” wallâhu ‘alam []
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.