Kasus perkosaan dan pencabulan bahkan pelecehan seksual terhadap perempuan, sebetulnya bukan sepenuhnya salah lelaki. Jika kita ungkap satu persatu faktornya tentu akan mencengangkan dan itu sebetulnya disebabkan oleh perempuan itu sendiri. Masih ingatkah dengan kisah Julaikha dan Nabi Yusuf..??

Setiap tahun kasus in terus meningkat, padahal ancaman hukum sudah jelas, tetapi kenapa masyarakat seolah tidak merasa takut (baca: jera). Sebertulnya siapa sih yang salah? Masyarakat atau penegak hukum? Mari kita telisik lebih dalam siapa yang salah disini. Supaya tidak saling menyalahkan dan tidak saling menuduh diantara kita.

Seberapa besar dan gencarnya penegak hukum, mengancam dengan ancaman hukuman yang berat sekali pun tidak akan mampu. Selama tidak dibarengai dengan pemberantasan industri perfilman yang “membimbing” masyarakat ke arah kesana. Kasus di atas naik disebabkan karena tontonan yang non edukasi meningkat juga, bahkan film-film porno berkeliaran bebas.

Inilah yang seharusnya kita jadikan renungan bersama. Bahkan hingga saat ini tontonan yang mengarah kesana masih ada. Salah satunya adalah tayangan Mata Lelaki. Bagaimana bisa tidak terjadi kasus perkosaan jika hostnya tampil sederhana dan berapakaian lengkap. Nyatanya, dengan pakaian yang “belum jadi” sang host pun seolah merayu-rayu mata lelaki.

Jelas-jelas ini salah dan sudah menyalahi. Jika alasan mereka hanya bisnis dan karena tuntutan pekerjaan jelas bagi saya itu salah, masih banyak pekerjaan yang lebih halal. Jika mereka beralasan bahwa laki-lakinya saja yang gak biasa nahan diri.  Cara berfikir seperti ini salah. Jelas, bahwa iman seseorang gak selamanya kuat, apalagi jika dipancing dsb. Jika kucing dikasih ikan, mana ada yang nolak…… ini rasionalnya.

Kita berkaca pada tahun 70 an. Dengan gaya yang biasa, alakadarnya semuanya tetap normal. Bahkan kasus sperti di atas sangat sedikit. Kok bisa? Ya karena tidak ada tontonan yang mengarahkan kesana. Tetapi saat ini, hampir seluruhnya mengarahkan kesana. Sinetron mana yang tidak ada adegan pacaran?.. film horor mana yang gak ada adegan hot nya..?

Jika seandainya tidak ada artis perempuan yang menerima blue film… seandainya film-film indonesia tidak ada adegan ranjang nya… seandainya tidak ada film-film porno yang beredar… apakah mereka mau berperan hanya karena bayaran..? atau karean sudah profesi..? atau juga karena tuntutan ekonomi..??

Alasan dan selalu ada alasan…. Wahai saudara dan saudariku… Jangan kau tukar agama mu dengan apa pun, apalagi dengan sesuap nasi… Jagalah aqidah mu dengan seluruh kekuatan mu, bahkan jika perlu dengan nyawamu sekalipun.


--------------------

2 komentar:

  1. intinya sama-sama introspeksi kali yah

    BalasHapus
  2. untuk lebih seru pak ustad, silakan kujungi kompasiananya... pendapat merka bergam....

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme