Setiap tahun, di kampung kami ada kegiatan rutin. Kegiatan itu diantaranya adalah peringatan Isra Miraj Muhamad SAW (biasanya malam hari). Adapun untuk pagi harinya yaitu acara iksaman atau istipalan (ini istilah yang sering kami gunakan). Acara ini adalah acara terakhir sekolah madrasah ibtidaiyah sebelum liburan menjelang ramadhan. Biasanya pelaksanaanya digelar lima belas hari sebelum puasa ramadhan dimulai.

Tak hanya kegiatan tahunan, di kampung kami juga ada kegiatan bulanan. Setiap bulan tentu berbeda, karena menyesuaikan bulannya, dan bulan yang digunakan adalah bulan umat islam (hijriah). Ada rejep, rewah, puasa, mulud, dan seterusnya. Dari acara-acara tersebut sebetulnya ada kesamaan, yaitu membawa nasi dan lauk pauk serta kue-kue untuk dibawa ke mesjid, isilah yang kami gunakan adalah ngariung artinya berkumpul sambil membuat lingkaran setelah itu dibacakan do’a dan setelah selesai nasi tersebut dibagikan kepada peserta ngariung.

Istilah ngariung kami gunakan tidak hanya dalam acara bulanan. Tetapi juga dalam acara mingguan. Di kampung kami sudah mendarah daging dan sudah turun menurun kegiatan pengajian mingguan, yaitu kamis malam dan sabtu pagi. Kagiatan ini rutin, tempatnya selalu berputar. Misalnya kamis malam di mesjid kampung kami, dan sabtu paginya di mesjid kampung sebelah. Pada putaran yang kesekian kalinya kampung kami juga mengadakan pengajian pada sabtu pagi.

Kegiatan ini sebetulnya sangat sederhana. Tiap-tiap rumah dibebankan untuk membuat kue dan memasak nasi (bagi yang punya, lauknya bebas apa saja kuenya juga sama dan intinnya tidak memberatkan). Masakan dari tiap-tiap rumah dikumpulkan menjadi satu, dan nantinya ketika acara sudah selesai maka dibagikan kepada yang hadir. Peserta yang hadir biasanya dari kampung-kampung yang terdekat (sudah menjadi grup dari kegiatan mingguan ini)

Inilah kegiatan yang sering/rutin kampung kami laksanakan. Ada nilai yang begitu besar dari kegiatan ini yang dapat kami ambil. Pertama, menumbuhkan kebersamaan dan kekompakan dalam diri kami, terutama dalam mengangkat nama kampung. Kedua, sedekah yang begitu besar dan bermanfaat. Dengan mebawa masakan dan kue ke mesjid untuk peserta ngariung merupakan pahala yang begitu besar. Ketiga, bersilaturahmi dengan tetanga kampung yang lainnya, disanalah saling mengenal untuk lebih dekat. Jadi, kita tahu mereka dan mereka juga tahu kita.


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme