“Tanpamu aku bisa.. bersama-Mu aku jauh lebih sempurna...” – Ust. Willy -
Pada acara
sharing malam jum’at, pertama kali saya mendengar kalimat tersebut. Tapi saya sudah lupa, malam jumat kapan
tepatnya. Kata-kata itu begitu dalam dan menyimpan sejuta makna. Kata Ustadz
Willy, tulisan tersebut beliau tulis di buku diarynya sewaktu dulu, ketika masih jomblo (belum punya istri).
“Tanpamu aku bisa...”
maksudnya adalah fokus untuk belajar dan mengejar cita-cita. Lupakan
semua yang dapat menghambat, mempersuram dan apalah namanya. Fokus pada niat
dan lakukan dengan kerja keras, kelak semua yang diinginkan akan terwujud.
Wanita, pacaran dan semuanya memang menggiurkan, tapi lihatlah bahayanya, serta
akibatnya. Banyak yang karirnya terhambat gara-gara ngurusin pacar.
Berpikirlah jauh
ke depan, kelak semuanya akan datang dan justru malah akan menghampirimu
sendiri. “Kun Mathluban Wa Laa Takun Thaliban...” Jadilah orang yang
dicari, jangan jadi orang yang mencari. Begitulah kata Ust. Ayif juga. Untuk jadi
orang yang dicari butuh usaha yang keras diawal. Kalau meminjam perkataan Ust.
Luthi Chabib “ingat, syarat dan ketentuan berlaku..”
“...bersama-Mu
aku jauh lebih sempurna..” sulit memang untuk bisa lepas dari yang namanya
sebuah perasaan. Perasaan cinta pada dasarnya ialah fitrah, tapi selayaknya dan
sudah seharusnya tidak disalahgunakan sebelum pada waktunya. Perbanyak kesibukan
dan tetap berpikir positif, bahwa kelak wanita pilihan itu akan bersama kita.
Untuk sementara
dan saat ini serahkan semuanya kepada yang maha kuasa, maha dari segala maha. Tidak
perlu khawatir, sebab Dia-lah yang memiliki semuanya. Biarkan semua
diatur-Nya dan berusahalah sebaik mungkin dengan terus menjaga diri dari
hal-hal yang merusak nya. Banyak olahraga, diskusi, dan baca buku untuk
menambah jadwal kesibukan.Tujuannya supaya stamina tetap oke, ibadahnya lancar,
pengetahuannya jalan.
Intelektual dan
spiritual berjalan secara berbarengan, itu idealnya. Karena kedua faktor ini sangat
dibutuhkan dan wajib dimiliki oleh kita sebagai muslim. Tapi keduanya terasa
kosong dan hampa tanpa adanya kesalehan sosial. Dengan demikian, tiga aspek ini lengkaplah
sudah, kelak orang yang memiliki ketiganya ini akan disebut dengan manusia yang
bermanfaat. Secara keilmuan ia bagus, spiritualnya istiqamah, dan interaksi
sosialnya terbangun dengan keluarga, tetangga, dan lingkungannya. Secara otomatis orang akan banyak meminta bantuan padanya.
Arti dari kata "tanpamu" ialah tidak membersamai seseorang yang kita dambakan (baca: pujaan hati) entah karena belum datang atau karena terpisah jarak dan waktu. Lebih tepatnya adalah menjaga diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menjalankan perintah ajaran agama islam yang agung. Sedangkan arti kata "bersama-Mu" ialah dekat dengan Allah swt. Dengan kata lain, mengisi hari-hari dengan sibuk beribadah tanpa memikirkan dia (seseorang yang belum jelas akan datangnya).
Jadi maksud kata bijak di atas (menurut saya) ialah untuk saat ini lebih baik tidak memikirkan hal-hal yang menyangkut pendamping hidup, tetapi yang harus dilakukan saat ini ialah lebih mendekatkan diri kepadaNya dan terus tawakal atas usaha yang sudah dilakukan. Yakinlah semuanya sudah diatur dan saat ini kita sedang mengikuti skenario yang Allah buat.
Rasanya terlalu
luas saya menjabarkan kata-kata indah tersebut. Tapi inilah yang dapat saya
tangkap maksudnya. Adapun para pembaca memiliki interpretasi yang berbeda,
saya kira sangat wajar adanya dan itu sah-sah saja. Karena pada dasarnya setiap
orang memiliki isi kepala yang berbeda (baca; pemikiran).
Tetapi yang jelas
kata-kata ini begitu terasa dan mencuat kedalam pemikiran saya, tatkala ada ‘problem
pribadi’ yang hanya saya dan ‘dirinya’ saja yang tahu. Semoga tulisan yang singkat
ini bermanfaat bagi pembaca,dan tentunya ‘seseorang’ yang saya maksudkanpun sempat
membacanya. Allahu'alam.[]
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.