Miss World merupakan kontes kecantikan tingkat dunia yang diprakarsai oleh Eric Morley pada tahun 1951 dan pertama kali diadakan di Inggris. Setelah kematiannya pada tahun 2000, Istri Morley; Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua.
Biasanya, Miss World tinggal di London selama masa baktinya. Dan memiliki agenda keliling dunia dan serangkaian acara lainnya. Adapun pemegang titel Miss World saat ini (tahun 2012) adalah Yu Wenxia dari Republik Rakyat Cina (sumber : wikipedia).
Miss World 2013, yang akan berlangsung di Bali bulan september nanti, menggunakan konsep yang dulu, peserta akan menggunakan satu potong baju renang, hanya saja ditambah kain sarung tradisional Bali. Kain sarung Bali dipakai dari perut hingga bawah, untuk menghormati budaya lokal (katanya). Tentunya, untuk aspek penilaian tetap menggunakan 3B. Kecantikan (Beauty), intelegensi (Brain), dan tes kepribadian (Attitude).
Miss World dimulai sebagai Festival kontes bikini, alih-alih untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi acara itu disebut "Miss World" oleh media. Awalnya acara ini hanya acara biasa, tapi setelah mempelajari kontes Miss Universe akhirnya Morley memutuskan untuk membuat kontes menjadi acara tahunan.
Adapun acara miss world yang akan diselenggarakan pertengahan september di Bali menuai banyak pro dan kontra. Menurut pendata Bali; Putu Setia atau yang bernama baptis Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, Miss world diadakan di Bali tidak melanggar agama, dan mayoritas penduduk Bali beragama hindu. Sehingga kenapa kami (orang hindu) harus mengikuti fatwa majelis ulama indonesia (MUI) untuk menolak miss world.
Lain halnya dengan Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Nasir. Beliau menyesalkan dengan adanya acara ini (miss world). Beliau mengistilahkan acara miss world ini dengan “babi yang dikemas sedemikian rupa agar menjadi halal.” Sekali haram babi itu tetap tetap haram, mau diapakan juga.
Beliau menambahkan, Secara ekonomi dan bisnis, produk Indonesia yang laku di pasaran, dengan menggandeng event Miss World, sebetulnya juga tidak terlalu signifikan. Apalagi hanya kosmetik dan sarung Bali yang menjadi alasan untuk mendongkrak ekonomi Indonesia. “Itu alasan bodoh” tuturnya.
banyak cara untuk menggunakan media yang lebih murah untuk mempromosikan produk Indonesia dengan cara yang lebih sehat. Juga banyak cara untuk memajukan produk Indonesia tanpa harus menghancurkan moral anak bangsa.Buat apa negara keluarkan triliunan rupiah untuk menyusun kurikum pendidikan karakter, jika akhirnya dirusak oleh event-event seperti ini. Pungkas Ustad Bachtiar Nasir.
Sebagai seorang akademisi dan orang yang beragama islam, jelas saya mendukung sepenuhnya MUI dan MIUMI. Sebab apa yang dipertimbangkan oleh kami (umat islam) adalah atas dasar perintah agama, dalam konteks ini adalah al-Qur'an dan al-Hadits. Bagaimana seharusnya wanita berbusana dan menjaga auratnya, kesemua itu demi kebaikan dan kemaslahatan sang wanita sendiri.
Tak hanya itu, dampak yang timbul dari acara tersebut secara tidak langsung merusak moral kita, jelas ini merupakan penjajahaan karakter kita juga. Sebagai orang Indonesia, budaya yang diajarkan oleh bangsa ini tidak demikian adanya. Jika hal ini tetap dibiarkan, maka negara harus siap menerima konsekuensinya.
Pergaulan yang semakin tidak beretika, cara berpakaian tidak yang sopan, serta gaya-gaya asing yang kini ditiru oleh orang Indonesia sudah sangat memprihatinkan, mungkin sudah tahap stadium empat. Jika hal ini tidak kita cegah dan terus dibiarkan, berarti sama saja kita menghancurkan negara ini dengan cara perlahan. Sadar ataupun tidak, kita sudah menjadi bagian dari pelakunya.
Sumber : disni dan disni
--------------------
Biasanya, Miss World tinggal di London selama masa baktinya. Dan memiliki agenda keliling dunia dan serangkaian acara lainnya. Adapun pemegang titel Miss World saat ini (tahun 2012) adalah Yu Wenxia dari Republik Rakyat Cina (sumber : wikipedia).
Miss World 2013, yang akan berlangsung di Bali bulan september nanti, menggunakan konsep yang dulu, peserta akan menggunakan satu potong baju renang, hanya saja ditambah kain sarung tradisional Bali. Kain sarung Bali dipakai dari perut hingga bawah, untuk menghormati budaya lokal (katanya). Tentunya, untuk aspek penilaian tetap menggunakan 3B. Kecantikan (Beauty), intelegensi (Brain), dan tes kepribadian (Attitude).
Miss World dimulai sebagai Festival kontes bikini, alih-alih untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi acara itu disebut "Miss World" oleh media. Awalnya acara ini hanya acara biasa, tapi setelah mempelajari kontes Miss Universe akhirnya Morley memutuskan untuk membuat kontes menjadi acara tahunan.
Adapun acara miss world yang akan diselenggarakan pertengahan september di Bali menuai banyak pro dan kontra. Menurut pendata Bali; Putu Setia atau yang bernama baptis Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, Miss world diadakan di Bali tidak melanggar agama, dan mayoritas penduduk Bali beragama hindu. Sehingga kenapa kami (orang hindu) harus mengikuti fatwa majelis ulama indonesia (MUI) untuk menolak miss world.
Lain halnya dengan Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Nasir. Beliau menyesalkan dengan adanya acara ini (miss world). Beliau mengistilahkan acara miss world ini dengan “babi yang dikemas sedemikian rupa agar menjadi halal.” Sekali haram babi itu tetap tetap haram, mau diapakan juga.
Beliau menambahkan, Secara ekonomi dan bisnis, produk Indonesia yang laku di pasaran, dengan menggandeng event Miss World, sebetulnya juga tidak terlalu signifikan. Apalagi hanya kosmetik dan sarung Bali yang menjadi alasan untuk mendongkrak ekonomi Indonesia. “Itu alasan bodoh” tuturnya.
banyak cara untuk menggunakan media yang lebih murah untuk mempromosikan produk Indonesia dengan cara yang lebih sehat. Juga banyak cara untuk memajukan produk Indonesia tanpa harus menghancurkan moral anak bangsa.Buat apa negara keluarkan triliunan rupiah untuk menyusun kurikum pendidikan karakter, jika akhirnya dirusak oleh event-event seperti ini. Pungkas Ustad Bachtiar Nasir.
Sebagai seorang akademisi dan orang yang beragama islam, jelas saya mendukung sepenuhnya MUI dan MIUMI. Sebab apa yang dipertimbangkan oleh kami (umat islam) adalah atas dasar perintah agama, dalam konteks ini adalah al-Qur'an dan al-Hadits. Bagaimana seharusnya wanita berbusana dan menjaga auratnya, kesemua itu demi kebaikan dan kemaslahatan sang wanita sendiri.
Tak hanya itu, dampak yang timbul dari acara tersebut secara tidak langsung merusak moral kita, jelas ini merupakan penjajahaan karakter kita juga. Sebagai orang Indonesia, budaya yang diajarkan oleh bangsa ini tidak demikian adanya. Jika hal ini tetap dibiarkan, maka negara harus siap menerima konsekuensinya.
Pergaulan yang semakin tidak beretika, cara berpakaian tidak yang sopan, serta gaya-gaya asing yang kini ditiru oleh orang Indonesia sudah sangat memprihatinkan, mungkin sudah tahap stadium empat. Jika hal ini tidak kita cegah dan terus dibiarkan, berarti sama saja kita menghancurkan negara ini dengan cara perlahan. Sadar ataupun tidak, kita sudah menjadi bagian dari pelakunya.
Sumber : disni dan disni
saya ge ga setuju sob sama mis world, mending sama misro yah hehe...
BalasHapusterlalu jauh menyandingkan MW dengan misro.... miss world merupakan konspirasi liberalisasi oleh kaum-kaum sekuler.. biar lebih jelas dan faham silakan bisa baca buku Misykat: refleksi tentang Islam, westernisasi & liberalisasi karya Fahmi Zarkasyi
BalasHapus