Kala itu, ketika menemui seorang teman di sebuah hotel. Ia baru saja pulang dari korea selatan. Asep Budianto (21) merasa malu ketika harus mengajak teman-teman dari Korsel untuk berkeliling di indonesia. Pasalnya jalanan yang dilewati penuh dengan kemacetan ditambah lagi dengan tumpukan sampah dimana-mana. Hatinya merasa terenyuh malu seakan ia bingung mau ditaruh mana mukanya, tutur Asep. Padahal ketika ia di Korsel tak ada sampah ataupun kemacetan yang ia temui selam tinggal di sana.

"Oleh-oleh” dari Asep tersebut sejenak menyadarkan kita dan menyentil secara halus kebiasaan orang-orang indonesia saat ini. Jika ditanya siapa yang harus disalahkan, tentu tidak ada yang mau disalahkan, karena semuanya merasa benar. Apakah sejauh ini kita peduli terhadap lingkungan sekitar kita? Kenapa sampah disana-sini numpuk tidak karuan?

Kebersihan jika dijaga dengan baik tentu keindahan yang akan didapatkan, tetapi jika sebaliknya maka keindahan tersebut hanya sebuah angan-angan belaka. Kebersihan bukan tanggung jawab pemerintah pusat, daerah, kota, apalagi RT dan RW. Tugas menjaga kebersihan itu merupakan tanggung jawab diri sendiri, alangkah baiknya jika dipelihara secara bersama-sama.

Peran agama, khususnya Islam sangat menganjurkan kebersihan. “kebersihan itu sebagian dari iman..” jadi, siapapun yang tidak menjaga kebersihan berarti orang tersebut imannya lemah, atau bisa dikatakan juga imannya tidak utuh. Boleh saja keimanannya kepada yang lain kuat tetapi ketika tidak melaksanakan kebersihan sama saja imannya pincang.

Tak hanya disitu, dalam ilmu fiqih kajian yang pertama dibahas adalah bab tharah/bersuci Bersuci disini sangat luas. Bersuci dari najis/kotoran, hadas, dan lain sebagainya. Contoh kecil, ketika akan melaksanakan sholat maka badan, pakaian dan tempat harus benar-benar bersih. Sudah sangat jelas bahwa agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk melaksanakan kebersihan.

Kebiasaan Buruk
Perilaku membuang sampah sembarangan memang sudah merajalela. Tak hanya di kota-kota besar saja tetapi di lingkungan perkampungan pun budaya kebiasaan buruk ini masih melekat jelas. Hal ini terlihat ketika ada festival besar atau acara pasar dadakan pastilah sampah itu bisa dijumpai dimana-mana berserakan. Jika ini tetap dibiarkan maka selamanya tidak akan ada perubahan, seolah ajaran agama hanya menjadi simbol hiasan belaka.

Menjaga dan merawat lingkungan tidak lah mudah, butuh kerja keras serta kerja sama antar semua lapisan masyarakat, dari lingkungan keluarga, masyarakat hingga kepada pejabat pemerintahan. Ibu kota Jakarta, jika memiliki pengelolaan lingkungan dan sampah yang baik tentulah akan terbebas dari banjir.

Sebelum semuanya terlambat mari semuanya diperbaiki, jangan menunggu seperti kota jakarta dulu, jika mampu menyelamatkan lingkungan sedari dini kenapa harus menunggu lain hari. Toh sudah banyak bukti dan contoh yang bisa dijadikan referensi. Jika memang merasa sebagai orang yang betul-betul sadar maka sadarilah lingkungan yang sudah mulai rusak ini. Selamatkan lingkungan ini dari sampah, limbah dan mulailah menjaga kebersihan.

Langkah awal yang paling konkrit adalah menanamkan kebersihan lingkungan di lingkup keluarga. Jika kebersihan mampu dilaksanakan dengan baik otomatis lingkungan sekitar akan terinspirasi dan bisa jadi contoh bagi tetangga yang lain. Perbuatan yang baik akan menghasilkan kebaikan pula, dan begitu juga dengan perbuatan buruk maka akan menghasilkan keburukan pula, tergantung manakah yang akan dipilih. Semuanya sudah ada konskuensinya masing-masing.


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme