Alhamdulilah, puasa pada tahun ini terasa penuh makna. Puasa yang Allah wajibkan atas orang-orang sebelum kita seperti dalam  surat Al-Baqarah :183. Tujuannya ialah untuk memberikan pelajaran dan bagaimana mengendalikan nafsu bukan membunuhnya.

Itulah kenapa setiap umat-umat terdahulu Allah wajibkan mereka berpuasa meskipun caranya berbeda-beda. Bahkan dalam ajaran agama lain (khususnya di Indonesia), itu ada yang namanya puasa.

Boleh jadi tujuan mereka puasa juga sama dengan puasa yang kita lakukan saat ini. Hanya saja, kita memiliki keyakinan bahwa yang akan menggatinya langsung adalah Allah SWT. Sebagaimana dalam hadits qudsi "Puasa itu untuk Ku dan Aku yang akan membalasnya.." Sedangkan mereka (nonmuslim) berharap dengan balasan dari tuhan mereka sendiri pula.

Berbicara tentang puasa, saya sendiri sudah melewati sepuluh hari pertama. Rasulullah membagi bulan ramadhan dengan tiga bagian. Sepuluh hari pertama ialah rahmat, kedua maghfirah dan yang ke tiga ialah dijauhkan dari api neraka. Kalau saya menoleh kembali ke belakang, tepatnya pada awal ramadhan, banyak sekali perbedaan yang terasa ketika puasa hari pertama dengan pertengahan bulan ini.

Di manakah letak perbedaan tersebut?. Puasa di hari pertama terasa berat, tetapi memasuki pertengahan bulan, seolah sudah tidak terasa berat. Tadarus, sedekah dan amalan-amalan yang lain pun sangat bersemangat dilakukan ketika masih awal-awal puasa, tetapi jauh berbeda ketika puasa ini menginjak pertengahan bulan, semangat itu mulai luntur dan seolah hilang entah kemana. Kenapa bisa demikian?

Ketika semangat itu menurun dalam diri ini, berarti secara tidak langgsung saya tidak mendapatkan apa yang Rasulullah sabdakan "awwaluhu rahmah.." Saya merasa telah kehilangan kesempatan ini, diawal bulan ramadhan..

Saya sadar, apa yang harus saya lakukan. Saya harus memohon ampunan, cepat-cepat bertaubat kepada Allah dan mendekatkan diri kepadaNya. Semoga dengan taubat itu saya bisa diampni oleh Allah SWT.. biarlah saya kehilangan rahmatNya, tetapi saya tidak boleh kehilangan MaghfirahNya.

Saya yakin, ketika semuanya sudah benar, istiqamah, dan semata mengharap ridha Allah, maka sudah pasti akan dimasukkan kedalam syurgaNya. Pastinya tentu akan dijauhkan dari api neraka. Untuk itu marilah kita tetap jaga semangat, jaga niat, dan  terus istiqamah dalam menjalani ibdah di bulan ramadhan ini, semoga dapat menjalaninya dengan penuh kekhusyukan.

Semoga kesalahan yang saya lakukan ini tidak terulangi lagi, dan dengan niat yang sungguh-sungguh untuk kembali semangat dan memperbaiki diri lagi. Semangat tadarus, semangat beramal kebaikan, dan rajin tarawih, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat melalaikan diri. Tujuan saya hanya satu, yaitu ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bagi saya, bulan ramadhan kali ini merupakan bulan kejujuran. Jujur dalam artian bahwa sebetulnya diri ini lebih condong ke arah yang mana, kebaikan atau keburukanlah yang lebih dominan. Jik kebaikan lebih dominan berati baik, tetapi sebaliknya maka berusaha lah supaya menjadi lebih baik.

Seperti kisah saya di atas, yang mengalami penyusutan semangat. Perlahan saya ditunjukkan bahwa diri saya yang sesunggunya ialah seperti ini. Lebih condong ke arah keburukan dan senang dengannya. Au’dzubillah min dzalik.[]
--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme