"Kang kapan sampean nikah..?" salah satu kawan nyeletuk. Dengan nada datar saya pun menjawabnya "belum ke pikiran.. hehehe... " dengan cepat dan sigap saya langsung mengalihkan topik ke yang lain. Sebetulnya, ketika ditanya seperti itu, dalam hati kecil ini tidak bisa dibohongi untuk meng-iya-kan supaya bisa cepat. Teman yang lain hampir semuanya sudah menikah, bahkan ada yang sudah punya dua anak.

Dari satu sisi menikah itu memang sebuah solusi. Apalagi jika sudah siap (baca; mampu) maka menikah pun sangat dianjurkan. Tetapi bagi yang belum siap, menikah harus menunggu waktu yang tepat dan pas.

Salah satu sahabat saya, ia sudah sangat serius untuk menikah. Meskipun kuliahnya belum selesai, dan baru tugas akhir. Pokoknya setelah ia wisuda langsung ijab qabul, itulah rencana yang saat ini ia buat. Orang tua perempuan sudah memberikan  "golden ticket" semua saudaranya sudah pada tahu, tinggal minta doa restu dan ridhonya dari orang tuanya saja.

Hebat bukan? ia memang berani betul..!! Akhirnya saya tahu kenapa ia bisa demikian. Karena beberapa orang yang ia temui kebanyakan menikah muda, sehingga dari sanalah semangat dan keinginan itu terbangun. Bahkan sepupunya juga demikian, dan malah mereka sekarang sukses, senang dan tak kalah penting mereka "dunianya" berlimpah.

Memang perjuangan di awal sangat sulit. Tetapi karena ketekunan berdua dan sudah komitmen dengan pilihan mereka, akhirnya kini berakhir dengan bahagia. Kuncinya hanya satu, yaitu berani. "Katanya.."

Bahkan tadi siang pun (04/07/13) dukungan untuk menikah ia dapatkan dari calon saudaranya. Sebetulnya kami tidak sengaja bertamu ke rumahnya, tetapi karena kebetulan lewat rumahnya kami pun menyempatkan diri untuk bersilaturahmi. Banyak hal yang kami obrolin, salah satunya tentang menikah muda.

Dari percakapan itu saya memetik beberapa poin penting. Terutama tentang persiapan yang harus disiapkan sebelum menikah. Syaratnya adalah harus punya S3 (Es tiga).

Huruf S Pertama, Siap mengalami perubahan. Maksudnya adalah perubahan yang tadinya sendiri kini berdua dan selalu ada yang menemani. Jangan takut ketika bangun pagi ada seseorang disebelah kita. Perubahan yang tak kalah pentingnya adalah perubahan diri dari yang ke kanak-kanakan menjadi lebih dewasa dan lebih berwibawa.

Huruf S Kedua, Siap menerima pasangan kita dengan apa adanya., bukan karena ada apanya. Kekurangan yang ada pada diri pasangan kita harus siap diterima, apapun itu. Jangan menikahi seseorang karena kelebihannya, sebab ketika kelebihan itu hilang pada dirinya maka kita kecewa. Tetapi jika kita menikahi seseorang berdasarkan kekurangannya tentu kita akan lebih mencintainya dengan apa adanya.

Huruf S Ketiga, Siap memiliki keturunan. Karena cepat atau pun lambat maka kita akan memperoleh keturunan (anak). Dengan adanya keturunan itulah lengkap sudah kebahagiaan kita. Peran kita (laki-laki) tak lagi sebagai seorang suami, tetapi berubah menjadi seorang ayah untuk anak-anaknya. Di sinilah peran kita bertambah dan sangat diperlukan. Sosok ayah yang baik, rajin, peduli, bertanggungjawab, dan menyayangi keluarga, tentu menjadi idaman semua orang, terutama bagi istri. Semoga bermanfaat []


--------------------

2 komentar:

  1. wezzehh... jangan lupa undang aku ya mas klo nikah :D

    BalasHapus
  2. Iya Nay pasti ta Undang.. Tapi masalahnya belum tahu jodohnya.. hehehhe. ini refleksi saja, terinspirasi dari temen kata-katanya juga... hehehhe

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme