Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Qs. Alhujarat [49] : 10)

Prolog
Hidup memang selalu berputar, kadang di bawah kadang juga di atas. Apapun itu, nikmati saja dan jangan pernah diambil pusing, dalam bahasa inggris dikenal dengan easy going. Setiap orang pasti memiliki masalah, tetapi tingkat kesulitannya berbeda-beda, cara menyelesaikannya pun tentu berbeda pula. Untuk itu apapun kondisinya, saat ini yang penting dinikmati dan dibawa hepi aja. Suatu saat kita akan menjadi lebih kuat dan lebih lihai dalam menyelesaikan masalah itu. Bolehlah saat ini masalah datang bertubi-tubi, tetapi kelak masalah itu akan memberikan manfaat.

Ketika masalah itu datang menghampiri, diusahakan jangan pernah lari darinya, sebab tanda orang yang gagal adalah lari dari masalahnya. Padahal, jika kita berfikir secara sehat dengan menggunakan logika tentu masalah itu akan hilang atau selesai jika dihadapi dan dicari soluisnya, bukan malah lari dari masalah tersebut. Salah besar ketika ada orang yang berusaha menyelesaikan masalah dengan car lari dari masalah yang sedang ia hadapi. Justru dengan cara demikian yang ada hanya menambah masalah.

Saya teringat dengan perkataan guru sewaktu sekolah dulu, “hidup itu masalah, apapun yang dilakukan pada dasarnya menimbulkan masalah..” begitulah kurang lebih kata-kata beliau. Apa yang disampaikan oleh beliau sampai saat ini masih saya ingat betul, satu contoh yang beliau sampaiakan pada waktu itu adalah makan. Ketika kita makan, maka masalah yang timbul setelah itu adalah kita harus mencuci tangan dan mencuci piring. Tak hanya disitu, piring tersebut bisa bersih apabila menggunakan sabun, jika tidak ada sabun terpaksa harus membelinya dan begitu seterusnya.

Masalah memang tanpa disadari muncul dengan sendirinya disebabkan oleh diri kita sendiri, dan ini merupakan konsekuensi yang harus dihadapi dan dijalani oleh makhluk hidup. Ketika kita memiliki masalah, maka bersyukurlah. Dengan masalah itu kita dapat berfikir, mampu mencari sebuah solusi dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang waras. Hanya orang gila atau tidak waras yang tidak memiliki masalah.

Like and Dislike
Apa yang kita lakukan tidak sepenuhnya dapat sejalan dengan anggapan orang lain. Ketika memilih yang A, belum tentu menurut orang lain A ini baik untuk dirinya dan begitu juga B itu menurut kita tidak baik tetapi menurut orang lain itu adalah baik. Hal-hal seperti inilah yang menjadikan kita terskat dan seolah dipandang berbeda atau bahakan sebaliknya juga terhadap orang lain.

Like and dislike merupakan hal yang biasa, tetapi hal ini tidak biasa apabila sudah diintervensi oleh sikap dan sifat yang lainnya. Misalanya saja diintrvensi oleh sikap buruk sangka, menuduh, dan menyebarkan fitnah. Hal-hal yang seperti ini sebaiknya dihindari, dibuang jauh-jauh dari gaya hidup. Sebab jika dipelihara yang ada hanya akan melahirkan perpecahan dan efek yang paling dahsyat adalah terputusnya tali silaturahmi.

Sesama muslim, bermusuhan itu sangat dilarang. Untuk itu islam mengajarkan supaya hidup rukun dan damai. Apabila ada permasalahan jangan disimpan sampai lebih dari tiga hari, jangan sampai berlarut-larut. Rasûlullâh saw bersabda : Dari Anas Radhiyallahu Anhu ia berkata : Rasûlullâh Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Janganlah kalian saling memutuskan tali persaudaraan, janganlah kalian saling membelakangi, janganlah kalian saling membenci dan janganlah saling menghasud. Jadilah kalian hamba Allah ta'ala yang bersaudara. Tidaklah halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari". (HR.Bukhari dan Muslim) Shahih Bukhari (6065) dan Shahih Muslim (2559).

Tak hanya itu, ancaman bagi yang mendiamkan sauadranya itu lebih dari tiga hari adalah neraka. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Barang siapa yang meninggalkan saudaranya lebih dari tiga hari kemudian ia mati maka ia masuk neraka. (HR. Abu Daud dengan sanad yang berdasarkan pada syarat Muslim) Shahih Al-Jami' (7659) dan Shahih Abu Daud karya Al-Albani rahimahullah (4106).

Lebih jauh lagi, apabila ada yang mendiamkan sudaranya tersebut hingga setahun lamanya maka ia dianggap telah menumpahkan daranyanya sendiri. Dari Abu Khirasy Hadrad bin Abu Hadrad As-Salmi Radhiyallahu Anhu, ada yang memanggilnya dengan As-Sulami, salah seorang shabat Rasul, bahwa sanya ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Barang siapa yang mensiamkan sadaranya selama setahun maka ia seperti menumpahkan darahnya". (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih) Shahih Al-Jami' (6581) dan As-Silsilah Ash-Shahihah (928) dan shahih Abu Daud karya Al-Albani rahimahullah (4107).

Hikmah
Kunci dari sebuah masalah itu adalah menerimanya dan mampu memaafkan kesalahan orang lain. Hal ini tentu telah dicontohkan oleh Rasûlullâh saw dalam kehidupannya. Bagaimana beliau hidup berdampingan dan selalu memlihara sikap baik terhadap semua orang, termasuk dengan orang yang membencinya bahkan terhadap orang yang ingin membunuhnya. Rasûlullâh saw tidak pernah terbesit dalam hatinya untuk membalas perlakuan yang diterimanya dengan balasan yang setimpal, melainkan beliau mendoakannya supaya diberikan hidayah Allâh.

Orang yang gagah perkasa ialah bukan orang yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mempu menguasai dirinya ketika dalam kondisi marah. Begitu pula dengan mensikapi sebuah masalah, sebesar apapun masalah tersebut tetapi mampu disikapi dengan tenang dan sabar. Tak layak bagi seorang muslim saling menjelekkan saudaranya yang lain lantaran karena hal sepele, mislanya saja karena tidak sepemikiran atau tidak sejalan dalam pilihan hidupnya.

Meminta maaf atas segela kesalahan yang kita miliki terhadap orang lain itu sangat dianjurkan hanya dengan cara demikianlah dosa kita akan dihapuskan. Karena menghilangkan dosa terhadap sesama manusia adalah meminta maaf/ meminta dihalalkan, sedangkan menghilangkan dosa terhadap Allah Swt adalah dengan cara bertaubat. Sudahkah kita meminta maaf atas kesalahan kita?? Atau malah tidak merasa memiliki dosa sama sekali. Naûdzubillâhi Min Dzalik.[jng]   
Jajang, 14/03/13

--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme