Semalam aku tidak bisa tenang, banyak hal yang ada dibenak ku yang aku pikirkan. Semuanya terasa campur aduk dan menjadi satu, ibarat es campur yang siap untuk diminum. Tak hanya itu, tadi malam juga aku memperbaiki komputerku yang sudah lama “istirahat” akibat terkena radiasi suara petir cukup keras waktu itu. Alhamdulilah semuanya bisa diperbaiki, sekaligus aku install ulang hingga aku tak sadarkan diri bahwa aku sudah terjaga dan lelap dalam tidur.

Suara adzan subuh yang menyadarkan aku dari kesunyian malam. Sejenak aku bisa lupa semua beban yang begitu menumpuk. Begitu aku sadar aku tertidur, maka sejak itu pula pikiran –pikiran itu muncul, rasa cemas dan gelisah itu muncul kembali. Aku bangun dan langsung mengecek komputer yang semalam aku tinggalkan. Ternyata semuanya baik-baik saja dan telah siap untuk digunakan.

Selepas sholat subuh aku langsung mandi, karena aku sudah janji dengan ketua prodi untuk bertemu pada pukul 07.30 di Fakultas. Tak lupa ku buka-buka buku dan coretan yang pernah aku buat untuk mengajukan judul. Aku masih ingat dengan perkataan beliau, kalau mau mengajukan judul harus diawali dengan masalah.

Setelah mempersiapkan buku-buku dan semuanya sudah siap, maka aku langusng tancap gas menuju kampus tercinta. Di jalan sesekali ku lihat jam yang ada di ponsel, sesekali aku juga mengamati orang yang beraktivitas di pinggir jalan.

Ketika sedang asyik mengendarai sepeda motor Honda tahun 70an aku dikagetkan dengan kerumunan kendaraan yang berjejer cukup panjang, sehingga deretan itu menjadi sebuah kemacetan.  “Ada apa gerangan?” Gumamku dalam hati. Tak lama dari kejauhan terlihat seseorang yang memakai rompi hijau menyala, akupun sudah bisa mengenal siapakah orang tersebut; ia adalah pak Polisi.

Dengan rasa waswas dan sedikit ketakutan, aku tetap mencoba memberanikan diri untuk terus memacu sepeda motorku. “walupun ada razia aku sudah pasrah…” pikir ku singkat.  Dalam kegelisahan yang tiada berujung itu, akhirnya terjawab sudah ketika aku menyaksikan ada sebuah sepeda motor vixon yang terjatuh dengan velg depan hancur. Tak hanya itu, body motor Honda kharisma yang rusak parah tak berjarak tak begitu jauh dari motor vixon.

Seketika, akupun merasa was-was campur dengan ketakutan. Akhirnya aku memacu sepeda motor dengan begitu pelan dan tetap terjaga dalam kondisi “sadar”. Yang ada dalam pikiranku pada waktu itu “kecelakaan itu disebabkan kerena tidak dalam kondisi sadar.” Misal, karena ia ngebut akhirnya terjadilah kecelakaan maut dan berakibat nyawa jadi taruhannya.

Boleh ngebut, tapi asal tahu tempat, dan kondisinya. Jika jalanan sepi ngebutpun tak masalah, tetapi jika terjadi kecelakaan ya tanggung sendiri saja. Pagi hari jalanan sangat ramai, setiap jalan pasti penuh. Karena kebanyakan setiap orang berangkat kerja pagi hari, mahasiswa berangkat ke kampus pagi juga, begitu juga dengan siswa-siswi yang akan belajar disekolah mereka.


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme