Anggi, itulah namanya. Gadis asal Tunjung Teja, Serang - Banten ini, sedang merasakan dilema yang cukup hebat. Ia bingung, harus menikah dulu ataukah pendidikan dulu.

Mau menikah? calonnya belum ada. Mau lanjut s2 masih belum jelas mana yang sesuai dengan hati orang tua. Inilah dilema yang saat ini dihadapinya.

Kedua-duanya memang penting, kalau pendidikan diabaikan nanti bisa apa. Toh S1 sekarang banyak yang pengangguran. Kalau tidak menikah secepatnya, sudah ingat umur…. serba salah. Tapi tetap dibawa enjoy saja, katanya.

Suatu hari, ia dikenalkan dengan salah seorang Ustadz Muda yang sekaligus hafidz al-Quran. Ia mengajar di salah satu pondok pesantren yang terletak di Baros, Serang – Banten.

Ustadz Muda itu dikenalkan oleh saudaranya, karena kebetulan mengajar satu atap di sana. Setelah dikenalkan, Anggi mencoba ingin mengenali sosoknya lebih dekat. Akhirnya sanjian untuk bertemu pun mulai direncanakan.

Mereka bertemu di Pondok Pesantren dan saling mengenalkan diri masing-masing ditemani beberapa teman yang ikut ngobrol bareng juga tentunya (rame-rame).

Diskusi kecil-kecilan dimulai, pertanyaan sederhana dilontarkan. “Wah sayang yah.. padahal sudah hafidz al-quran dan itu sudah menjadi modal… gak pengen tah melanjutkan ke pendidikan yang formal??" Anggi mengawali perbincangan dengan pertanyaan.

Saya itu mencari istri yang menerima saya apa adanya.. mau menerima keadaan saya. Saya di pondok, dan istri saya harus ikut saya di pondok juga.. ” Inilah isi penjelasannya yang ditangkap Anggi.

Rupanya setelah proses tanya jawab dan saling bertanya masing-masing, banyak beberapa karakter yang tidak sama. Sehingga proses ta’aruf itu dibatalkan, dan selesai detik itu juga.

Ada perbedaan cara pandang dan cara berpikir, sehingga jika dipaksakan pasti tidak akan baik, itulah alasan kenapa perkenalan ini dianggap selesai.

Sekufu itu ukurannya bukan diukur dai banyaknya harta, tetapi minimal dari cara berpikir. Apakah sepemikiran, satu misi dan satu visi atau malah tidak sama sekali.

Tunjung Teja, 20/07/2014
Ramadhan, 1435 H - menunggu berbuka.


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme