Ada yang tidak biasa dengan kultum ramadhan di Masjid Baiturrahman - Pringgolayan, Depok, Sleman - Yogyakarta, yang disampaikan oleh Ustadz Probosuseno, bada shalat Isya berjama'ah.
Diawal ceramahnya beliau membuka ceramah dengan langsung mengatakan orang yang normal dan usianya sudah pas, pasti ingin menikah, kalau tidak normal silakan dicek, pasti ada yang tidak beres dengan onderdilnya.
Kalau sudah menikah, terus dikaruniai anak, hartanya cukup, seneng ibadah keluraganya harmonis maka itu adalah keluarga yang sakinah. Keluarga yang bahagia, harmonis, dan penuh dengan kasih sayang.
Syarat untuk menjadi keluarga sakinah itu ya sakinah itu sendiri. “
SAKINAH”. Huruf "S" yang pertama itu
Sehat, semuanya sehat, mertua, menantu, anak dan istri sehat semuanya. Kalau ada yang sakit salah satu pasti mumet, repot dan tidak tenang. Apa lagi punya mertua dan menantu semuanya masih pada lengkap dan sakit semua. Tambah mumet, bisa pusing mikirinnya.
Tak hanya sehat tetapi juga harus
sekufu/selevel. Sekufu tidak mesti diukur dari harta, tetapi minimal sepemikiran. Istrinya profesor, suaminya buta huruf, misalkan. Atau sebaliknya, suaminya pinter banget, istrinya lelet. Atau juga, suaminya kayak buanget istrinya biasa-biasa saja. Terus nikah, pas sudah menikah suatu hari suaminya beli minuman yang dibungkus botol plastik, selesai minum botolnya dibuang. Tiba-tiba istrinya bilang, "
jangan dibuang mas, sayang bisa untuk dijual..." Kan
enggak lucu!
Huruf yang selanjutnya yaitu A.
Agama yang baik adapun parameter agama seseorang baik itu ya dinilai dari 10S (sahadat, shlolat, Syukur, sabar, soleh, sayang, santun, setia, senang/menyenangkan, support/ngdukung).
Huruf yang selanjutnya yaitu K.
Komunikasi. Komunikasi yang dibangun dua arah, bukan satu arah. Di keluraga dibiasakan untuk komunikasi, ayah ibu anak semuanya boleh mengungkapkan ide dan gagasannya. Komunikasikan apapun masalahnya.
Huruf yang selanjutnya I, yaitu
Ilmu menikah. Ilmu menikah itu tidak diajarkan di kampus atau perguruan tinggi sekalipun. Semua ini ada dipergaulan, dan kebiasaan seseorang terhadap dirinya. Orang yang baik tentu akan baik terhadap isterinya. Dan begitu juga sebaliknya.
Huruf yang selanjutnya yaitu N,
Nama kesayangan. Maksudnya ialah memanggil dengan nama kesayangan. Rasul memanggil Aisyah saja dengan
ya humairah (wahai pipi yang ke merah-merahan), Umar dipanggil dengan panggilan singa padang pasir, dll. Dalam keluarga, panggilan-panggilan sayang seperti ini sanagt perlu.
Huruf yang selanjutnya A, itu
Adil. Adil merupakan laki-laki terhadap isterinya. Apalagi ketika laki-laki sudah menikah dan ibunya tidak mau pisah dengan anak laki-lakinya maka repot sudah. Bagaimana mungkin laki-laki direbutkan dua orang perempuan yang sama-sama mencintainya, yang satu pernah melahirkannya dan yang satu lagi menemani dan membersamai hidupnya kelak.
Huruf yang terakhir H, yaitu
Harmonis. Sebuah hubungan yang baik tentu ada cekcok atau masalah kecil. Tetapi dari konflik itu bagaimana mendialogkan maslah tersebut supaya tidak tambah besar dan terselesaikan. Bukan malah tambah besar dan membuat semuanya rusak.
Keharmonisan yang baik bagaimana menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Harmonis itu kan cocok, padu,
ngepas dan saling mengisi. Sehingga ketika keduanya memahami betul akan kekurangan terhadap dirinya bukan tidak mungkin keduanya akan saling menutupinya bukan? dan itu sangat luar biasa.
Tambahan, sakinah itu butuh yang namanya
KOMITMEN. Komitmen adalah upaya untuk mencapai sesuatu tujuan dengan saling percaya, saling mendukung, saling baik membaikkan guna mencapai apa yang menjadi tujuan. Komitmen itulah yang sesuatu bertambah. Yang tadinya hanya cinta menjadi lebih cinta. Yang tadinya sayang akan menjadi lebih sayang.
Tadinya acuh menjadi peduli, tadinya benci menjadi sayang, tadinya kasar menjadi lembut dan begitu seterunya. Sudahkan kita berkomitmen dengan istri ketika diawal pernikahan? sehingga kalau salah satu diantara keduanya salah jalan, tinggal diingatkan “
Inget lho dengan komitmen yang sudah kita bangun…!!!”
Sambil mendengarkan shalawatan tim hadrah assujadi yang sedang mendendangkan lagu-lagunya, plus sambil menunggu waktu berbuka puasa.