Pertengahan tahun 2009, tepatnya (25/05) aku singgah di kota gudeg Jogja. Yogyakarta merupakan kota pertama yang aku singgahi dalam sejarah kota terjauh yang pernah ku jelajahi. Pada waktu itu memang aku hanya bermodalkan nekat untuk bisa sampai ke Yogyakarta. Pengalaman minim, bahkan jalan pun aku tidak tahu, maklum kuper dan gak pernah kemana-mana dulunya.

Bermodalkan catatan alamat yang diberiakn oleh teh Syifa dan nomor handpon yang ku miliki akhirnya aku beranikan diri untuk menysuslnya di jogja. Alhamdulilah akhirnya sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan tanpa ada yang kurang salah satupun, tetapi jujur sewaktu naik bis aku merasa was-was dan sampe gak bisa tenang tidur di perjalanan, walaupun sampe larut malam.

Aku sempat terbangun dan kaget ketika bis yang aku tumpangi berhenti. Cuaca pada waktu itu hujan lebat dan aku tanya ke kondektur ternyata penumpang yang tujuan ke jogja di oper. Seketika itu maka aku langsung bangkit dan meraih tas ku yang ada di bagian atas. Dalam kondisi dingin yang sangat dan diguyur hujan plus malam2 pula, aku turun dari bis dan pindah ke bis yang lain. Huft.. semakin was-was saja perasaanku waktu itu..

Di bis yang baru aku naiki tak henti-hentinya aku kirim SMS ke teh Syifa, walaupun tengah malam aku tak menghiraukannya. Aku tahu jika SMS ku pasti kurang sopan dan mengganggu istirahatnya, tetapi apa yang aku lakukan adalah untuk menutupi rasa khawatirku yang samat sangat malam itu.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, suara adzan yang berkumandang mengiringi bis yang melaju menuju terminal tujuan. Waktu sudah menunjukan shalat subuh ternyata.. rasa khawatirku sudah mulai hilang dan sms dari teh Syifa juga sudah aku terima. Pemandangan suasana di waktu subuh dan hamparan bukit yang memancarkan sinar lampu-lampu dari rumah penduduk mengingatkanku akan sebuah perjuangan yang begitu berat tadi malam, tetapi semuanya kini terbayar sudah dengan pemandangan nan indah penuh pesona.

Perasaaanku tak karuan, aku ingat Ibu di rumah dan sejenak aku ingin pulang ke kampung.. tetapi tekad ku adalah aku akan belajar sungguh-singguh dan menjadi orang yang berguna, kelak aku akan kembali ke kampung halaman dan menjadi orang yang berguna disana. "tunggu aku.. aku pasti pulang" dalam batinku.

Pukul 07.00 aku tiba di Kota Yogyakarta. Sebagai orang asing aku kebingungan dan seolah tak percaya bisa sampai ke tempat yang begitu jauh dari kampung halaman. Segera ku kabari keluarga di rumah dengan hape butut warna biru dongker mirip dengan ulekan sambal. Mereka berpesan agar aku hati-hati dan jaga diri baik-baik, itulah pesan yang masih ku ingat.

Aku dijemput di Km. 4 namanya kentungan. Aku dibawa ke salah satu tempat, namnya adalah asrama zaini... atau dengan kata lain yaitu tempat asrama takmir Ulil Albab UII, karena teh Syifa pada waktu itu merupakan salah satu takmiroh mesjid ulil albab. Rupanya aku tidak sendiri disana, aku ditemani Ali Syamsudin (Im) dari NTT. Di takmir banyak sekali kenangan serta tempaan khususnya buatku, hidup dalam sebuah perantauan memang harus merasakan sulitnya menjalani hidup. Alhamdulilah berkat dukungan takmir semua terasa ringan. thank for all.. specially to mas Rahmat, mas Aziz, mas Feri dan lain-lain yang tidak saya sebutkan disini... semoga allah membalas semua kebaikan kalian dan mengabulkan semua harapan yang diinginkan AMIIN.

--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme