Tuhan di manakah engkau... tuhan hari ini di manakah engkau berada? aku mencari dirimu kesana kemari tanpa tahu arah engkau pastinya di mana. Meski hari ini ku cukup lelah mencari, ku coba untuk terus optimis mencari dirimu. Meski hari ini terasa berat dan lelah, tak ada kata menyerah untuk selalu memuja Mu, tuhan...
Tuhan alangkah hampa hidup ini tanpa Mu, tanpa kehadiran Mu di sisiku. Semuanya terasa indah bila engkau di sisiku, di hadapanku dan menemani hidup ku dalam hari-hari ku yang sunyi ini.
ku persembahkan puisi yang ku tulis dalam kegelisahan jiwa ini :
oh tuhan..
dalam gelap ku memohon padaMU
dalam rintih ku mengadu padaMU
tak ada ku mampu selain kepadaMU
Ku sadar bahwa aku biasa
Hanya makhluk yang penuh dosa
bergelimang kesalahan dan maksiat
tapi, ku mencoba untuk berhenti dari itu dan memilih BERTAUBAT
oh Tuhan...
jika dengan cara ini aku bisa lebih mendekatkan diri kepadaMU
MengenalMu..
tuhan di manakah engkau..
hari ini aku full melaksanakan perintahmu..
sholatku tak lagi berlubang..
ku pasrahkan diri ini untuk selalu menyebut Mu
meng-agungkan namaMU dalam setiap langkah ku
tuhan...
tampakkan lah wajahmu
agar aku mampu melihat keagungan yang terpancar dalam wajahMu..
sebagai manusia yang hina dan lemah
aku tak pernah lelah untuk mencari keberadaan MU..
Tuhan TANPAMU AKU BUKAN SIAPA-SIAPA
dan tak tahu harus kembali pada siapa...
esok, lusa atau bahkan hari ini umur ku tak lama lagi..
Pencarian ini sampai detik ini terus berlangsung. Semoga engkau berikan keistqamahan kepada hamba untuk terus berada di jalanMu. Meski kadang hamba lalai dan melupakanMu, tetapi hati ini, jujur tak dapat berpaling selain kepadaMu tuhan illahi rabbi.
* bait-bait puisi di atas merupakan kegundahan yang dialami oleh penulis saat ini. Saat merasa jauh dari tuhan. Maksiat dan dosa selalu diperbuatnya, sedangkan ketaatannya masih sangat dangkal dan baru sekedar menggugurkan kewajiban semata. Semoga Allah memberikan pengampunan dan kasih sayangnya kepada diri ini dan umumnya kepada kita semua selaku hambanya. Amin. []
* bait-bait puisi di atas merupakan kegundahan yang dialami oleh penulis saat ini. Saat merasa jauh dari tuhan. Maksiat dan dosa selalu diperbuatnya, sedangkan ketaatannya masih sangat dangkal dan baru sekedar menggugurkan kewajiban semata. Semoga Allah memberikan pengampunan dan kasih sayangnya kepada diri ini dan umumnya kepada kita semua selaku hambanya. Amin. []
jika kita mencari tuhan, dan berharap "menemukanya" adalah sebuah "hasil", maka kita akan sulit menemukanya.
BalasHapusyang dibutuhkan adalah keikhlasan kita dalam "proses", bertemu atau tidak, itu tidak lagi penting.
karena tuhan tidak berdiri di ujung sana menanti kita, sebab dia telah bersama kita, sangat dekat, sedekat urat leher kita.