Dalam sejarah tercatat ada dua versi tentang asal mula ritual ini dilaksanakan. Pertama, versi ahlussunah-waljama’ah mengatakan bahwa pertama kali acara maulid Nabi Muahammad SAW yaitu pada masa Malik Al Mudzoffar Abu Sa’id, beliau adalah pejabat kota Ibril wilayah Moushul Irak.
Menurut catatan sejarah Malik Al Mudzoffar Abu Sa’id, mengadakan perayaan tersebut adalah untuk membangkitkan semangat kaum muslimin pada waktu itu yang melemah karena peperangan, kemudian setelah perayaan tersebut selesai kaum muslimin kembali berkobar semangatnya.
Malik Al Mudzoffar Abu Sa’id memerintahkan seorang ulama’ besar pada waktu itu yakni Al Hafidz Ibnu Dahiyah untuk menulis kisah Maulid Nabis SAW dengan judul kitab At Tanwir fi Maulid as Siroj al Munir, ini adalah kitab maulid yang pertama kali di tulis, setelah itu tokoh-tokoh ulama’ lain mengikuti jejak beliau untuk menyusun kitab Maulid, seperti : Syekh Abdur Rahman Adz Dziba’I, Sayyid Ja’far bin Hasan al Barjanzi, Imam Busyiri, Habib Aly Al Habsy.
Pendapat yang kedua, dari golongan kaum syiah mereka beranggapan bahwa asal mula maulid Nabi Muhammad di mulai pada massa Daulah Fatimiyyah, berdiri pada akhir abad ke-4 yang terletak di mesir, pada masa itulah muncul perayaan atau peringatan maulid Nabi yang pertama dalam sejarah Islam.
Dahulu para Kholifah/penguasa Fatimiyyin selalu mengadakan perayaan-perayaan setiap tahunnya, diantaranya adalah perayaan tahun baru, Asy-Syura, Maulid Nabi, Maulid Ali bin Abi Thalib a, Maulid Hasan dan Husein, Maulid Fatimah dll. (Al-Khuthoth 1/490).
Perkembangannya
Saat ini peringatan maulid Nabi Muhammad sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat khususnya yang di indonesia, kebiasaan ini di bawa oleh dua jalur yang petama di bawa oleh orang yang mengerjakan haji ke mekah almukaaromah dan yang kedua dibawa oleh para pelajar yang menuntut ilmu dari timur tengah.
Karena kebiasaan disana telah menjadi hal yang penting, maka setiap tahun seolah-olah menjadi kewajiban untuk mlaksanakannya. Kemudian karena dirasakan hal itu sangat mengandung akan makna tentang kecintaan kepada nabi maka setelah mereka pulang ke indonesia hal yang serupapun dilakukan yaitu dengan mengadakan acara yang telah mereka ikuti disana.
Kegiatan maulid Nabi Muhamad saat ini di Indonesia merupakan kegiatan yang sangat penting pasalnya peringatan maulid Nabi Muhammad masuk kedalam hari-hari peringatan besar islam (PHBI), walaupun hanya sebagian yang setuju dengan pernyataan ini. Bahkan hampir seluruh instansi pemerintah pun menjadikan tanggal kelahiran nabi menjadi hari libur nasional kenapa penulis katakan demikian, karena tanggal ini menjadi hari libur bersama (tanggal merah) bagi seluruh instansi pemerintah. Banyak yang mengatakan bahwa perayaan maulid nabi adalah bukti daripada kita cinta kepada rasulullah sebagai khotamul anbiya, karena pada saat itu yang dibaca adalah sholawat untuk Nabi Muhammad.
Di salah satu kampung perayaan maulid nabi menjadi kegiatan rutinitas setiap tahun, serta dijadikan ajang kekompakan antar pemuda dan orang tua serta dengan kampung yang lainnya, mereka bergotong-royong membuat kreasi untuk diarak keliling kampung bahkan keliling kecamatan. Kegiatan yang satu ini sangat dinanti-nantikan oleh seluruh kalangan, disinilah mereka saling mempererat kekeluargaan antara mereka, tak jarang pemuda yang bekerja di ibu kota pun biasanya pulang untuk memeriahkan acara maulid nabi.
Pro dan Kontra
Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir yang diutus oleh Allah sebagai penyempurna akahlak manusia, sebagai rahmatan lil’alamin serta sebagai pembawa kabar gembira. Sebagai publik figur yang sangat berpengaruh bagi seluruh manusia khususnya bagi dunia islam maka dari awal kelahiran sampai kematiannya selalu dicatat oleh para sahabat, kemudian perkataan, perbuatan serta ketetapannya dijadikan sebagai rujukan bagi seuruh uamat manusia untuk dijadiakan sebagai tolak ukur dalam hidup mereka.
Para sahabat yang hidup bersama rasulullah mencatat semua itu sehingga sampailah kepada kita alquran dan alhadis.