Di sampaikan oleh ust. M. Roy. Jumat, 21 januari 2010 (sharing bareng di mesjid b'ada yasinan)

Sokrates dihukum mati karena dianggap "biangkerok" dan masalah bagi teman-temannya, karena kemampuannya yang melebihi teman-temannya di masa itu. 

Begitu juga dengan Syekh Siti Jenar, karena berbeda ajaran dengan wali-wali yang lain maka menyebabkannya harus menemui kematiannya dengan cara dihukum mati juga.

Mereka bukan tidak mampu untuk melarikan diri, akan tetapi mereka menjadikan itu semua agar dapat dikenang dan demi menegakkan kebenaran yang mereka yakini. Demi tegaknya sebuah kebenaran yang menurut mereka benar harus rela dan nyawa sebagai taruhan nya.

Kita mungkin sempat berpikir kenapa teman-teman itu lancar dalam urusannya kayak nya tidak pernah kesusahan, ketika ingin sesuatu mudah ia dapatkan sedangkan kita buat makan pun sulit banget. Kita jangan langsung mengambil kesimpulan bahwa itu adalah buah dari ibadahnya atau dari kerja kerasnya, karena boleh jadi itu adalah istijrad dari Allah. 

Sebagai contoh adalah Firaun konon katanya tidak pernah batuk dan tidak pernah sakit, nah sebenarnya ini adalah istijrad dari Allah apapun yang menjadi kehendaknya selalu dikabulkan. Oleh karena itu kita harus hati-hati apakah semua ini ujian dari Allah?.... boleh jadi allah menguji kita dengan sesuatu yang kita inginkan, bila kita menginginkan kekayaan maka allah akan menguji kita dengan kemiskinan, bila kita ingin kebahagiaan maka allah akan menguji kita dengan kesedihan dan ini merupakan tujuan allah untuk membesarkan kita.

Aku tidak akan mundur menghadapi musuh yang ada di depan mata, walaupun musuh itu ibarat gulungan ombak” artinya kita jangan menyerah dan pesimis. Yakin lah apapun yang terjadi merupakan sesuatu harapan yang baru dan itu lebih baik bagi kita selaku hambanya. Burung juga allah kasih kok rizkinya, setiap hari ia selalu makan ia berangkat pagi pulang sore hanya untuk mencari makan saja. 

Lain halnya dengan manusia yang memiliki hati dan pikiran tentunya lebih bias memperoleh apa yang allah turunkan, manusia memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan mengambil manfaat dari apapun yang ia usahakan. Masak manusia kalah dengan hewan nya,… kalau ingin lebih hina dan bawah dari pada hewan itu ya silahkan, tapi apakah ada manusia yang seperti ini? Jadi, jangan sampai menyerah sebelum tanding dan hadapi masalah itu kecil atau pun besar? Jangan memiliki mental tempe.

Kata ibnu ‘AthaIllah dalam kitab “al-Hikam” dijelaskan bahwa perkataan manusia ibarat gelas yang pecah dan isi gelas itu adalah air susu, maka yang keluar dari air itu adalah susu, tapi jika kopi tentu kopi juga yang akan tumpah. Oleh karena itu seseorang yang kebiasaan nya dengan baik maka akan baik tapi ketika buruk maka akan buruk juga. Akan tetapi tidak semuanya seperti itu. 

Ada sebuah cerita yang berasal dari cerita sufi, konon ada seorang sufi yang miliki sebuah burung beo dan diajari kata-kata laa ilaaha illallah tak ada kata yang lain selain kata itu, setelah sekian lama beo itu menirukan kata kata itu dan akhirnya ada seekor kucing yang menerkamnya. 

Ternyata beo tadi mengeluarkan suara kak……kak…kak….betapa anehnya sang sufi tadi menyaksikan itu burung beo yang sering menirukan kata-kata tauhid tapi ketika diterkam oleh kucing malah mengeluarkan suara yang telah ia ucapkan bertahun tahun, inilah salah satu bukti kalau burung saja seperti ini apalagi manusia.

Sahabat Kholid bin Walid adalah panglima perang dan mendapat gelar sebagai Asadullah (Macan Allah) ketika beliau wafatnya di tempat tidur, padahal beliau adalah seorang panglima perang yang di dalam tubuhnya ada ribuan goresan yang bekas perang. Maka beliau mengatakan kecewa karena tidak dapat mati di medan peperangan karena itu lebih nikmat dan lebih hebat karena di kenang selalu kehebatannya. Dalam buku karangan ustad Muhamad Roy, "Melihat Tuhan Dalam Diri Manusia"

Pada malam jumat yang selanjutnya Ustad Roy menyampaikan bahwa ibunya Hasyim As'ari sewaktu mengandung, selalu berdzikir pada Allah dengan memakai batu. batu yang dipakai untuk berdzikir itupun seketika berubah menjadi permata yang sangat indah. akan tetapi perkataan yang keluar dari ibunya Hasyim As'ari adalah " wahai tuhan bukan ini yang aku inginkan akan tetapi yang aku inginkan adalah bayi yang aku kandung kelak menjadi manusia yang berguna.


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme