Rasulullah SAW. pernah mengasingkan diri (uzlah) ke gua hiro atau di gua tsur. Kenapa sekelas rasulullah saja harus menyendiri? Karena dengan menyendiri beberapa waktu dapat membuka pikiran.
Terbukti, dari hasil perenungan itulah Allah swt. turunkan wahyu kepada Nabiyullah Muhammad. Wahyu itulah yang membimbing beliau untuk melangkah kemana dan apa yang dilakukan. Sekali lagi, proses menyendiri _dalam beberapa waktu dan untuk kembali ke pergaulan_ itu boleh.
Kita, sebagai manusia yang lahir di akhir zaman tentu sangat kompleks dalam nenghadapi sesuatu. Sering disibukkan dengan urusan dunia yang tiada hentinya. Padahal apa yang diurusi dan dikerjakan hanya tinggal menghitung hari saja.
Pernahkah kita merasa jenuh dengan semua ini? Apalagi dengan semua hal yang dapat membuat manusia semakin lupa kepada tuhan dan dirinya. Bahkan sangat miris, ketika orang yang awam tiba-tiba pake facebook dan dengan entengnya menulis hal-hal kejelekan yang ada dalam dirinya.
Yuk, sejenak kita merenung! Jika semua hal yang ditulis adalah aktivitas atau kegiatan kita, sama saja kita mengumbar aib. Atau dipakai untuk pamer, unjuk gigi, atau agar terlihat kaya, dan seterusnya dan seterusnya.
Perlu dicatat, pemilik dan sekaligus pendiri facebook, yaitu Mark Zukerbreg justru sangat berhati-hati dengan ciptaanya. Ia tak mau kehidupan pribadinya diketahui oleh orang banyak. Justru berbanding terbalik dengan pemakainya saat ini.
Mungkin inilah yang dinamakan pergeseran budaya. Sekaligus juga ujian iman jaman sekarang. Keimanan diuji dengan dunia maya atau internet. Siapa yang imannya kuat, tentu dijadikan ladang dakwah. Jika imannya lemah, malah terbawa arus dan terbuai di dalamnya. Merasa ketergantungan dengan internet.
Silakan berinternet ria, bermedsos ria, asal bisa mawas diri dan jaga diri tak masalah. Jangan sampai medsos yang menjadi tuhan, sedangkan kita lupa pada tuhan yang sesungguhnya; yaitu Allah swt.
Syetan-syetan sudah diikat, tetapi hanya sebatas golongan jin. Tetapi syetan dari golongan manusia masih berkeliaran bebas. Ujian iman kita bisa naik level, jika bisa lolos dari syetan yang berwujud atau bahkan dirinya sendiri.
Ramadhan hari ke #3
--------------------
Terbukti, dari hasil perenungan itulah Allah swt. turunkan wahyu kepada Nabiyullah Muhammad. Wahyu itulah yang membimbing beliau untuk melangkah kemana dan apa yang dilakukan. Sekali lagi, proses menyendiri _dalam beberapa waktu dan untuk kembali ke pergaulan_ itu boleh.
Kita, sebagai manusia yang lahir di akhir zaman tentu sangat kompleks dalam nenghadapi sesuatu. Sering disibukkan dengan urusan dunia yang tiada hentinya. Padahal apa yang diurusi dan dikerjakan hanya tinggal menghitung hari saja.
Pernahkah kita merasa jenuh dengan semua ini? Apalagi dengan semua hal yang dapat membuat manusia semakin lupa kepada tuhan dan dirinya. Bahkan sangat miris, ketika orang yang awam tiba-tiba pake facebook dan dengan entengnya menulis hal-hal kejelekan yang ada dalam dirinya.
Yuk, sejenak kita merenung! Jika semua hal yang ditulis adalah aktivitas atau kegiatan kita, sama saja kita mengumbar aib. Atau dipakai untuk pamer, unjuk gigi, atau agar terlihat kaya, dan seterusnya dan seterusnya.
Perlu dicatat, pemilik dan sekaligus pendiri facebook, yaitu Mark Zukerbreg justru sangat berhati-hati dengan ciptaanya. Ia tak mau kehidupan pribadinya diketahui oleh orang banyak. Justru berbanding terbalik dengan pemakainya saat ini.
Mungkin inilah yang dinamakan pergeseran budaya. Sekaligus juga ujian iman jaman sekarang. Keimanan diuji dengan dunia maya atau internet. Siapa yang imannya kuat, tentu dijadikan ladang dakwah. Jika imannya lemah, malah terbawa arus dan terbuai di dalamnya. Merasa ketergantungan dengan internet.
Silakan berinternet ria, bermedsos ria, asal bisa mawas diri dan jaga diri tak masalah. Jangan sampai medsos yang menjadi tuhan, sedangkan kita lupa pada tuhan yang sesungguhnya; yaitu Allah swt.
Syetan-syetan sudah diikat, tetapi hanya sebatas golongan jin. Tetapi syetan dari golongan manusia masih berkeliaran bebas. Ujian iman kita bisa naik level, jika bisa lolos dari syetan yang berwujud atau bahkan dirinya sendiri.
Ramadhan hari ke #3
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.