Siang itu begitu trik, jalan aspal pun terasa panas bila terkena telapak kaki, dan harus memakai alas kaki. Tampak dari kejauhan dua bocah yang baru pulang Sekolah Dasar, berlarian. Mereka bergegas pulang ke rumah. Dua anak kembar itu ternyata sudah dinanti tugas besar dari orang tuanya.

Mereka bergegas mengganti pakaian sekolah dan langsung mengeluarkan kambing-kambing dari kandangnya. Suara kambing yang mengembe sudah terdengar jelas, dan itu menandakan bahwa kaming-kambing sudah sangat lapar. Padahal, kedua bocah itu belum sempat sarapan tadi pagi, karena nasi masih dimasak. Tapi bagi mereka, hal ini sudah biasa.

Tanpa pikir panjang kedua bocah itu langsung membuka pintu kandang kambing. Sementara satu bocah lagi berjaga di salah satu kebun orang lain, supaya kambing-kambing itu tidak masuk ke kebun yang ada tanaman singkong dan lain sebagainya. Sebab kalau masuk ke kebun mereka bisa kena marah habis-habisan oleh si pemilik kebun.

Kegiatan ini sudah biasa mereka lakukan. Mengembala kambing pukul 13.00 dan pulang ke rumah pukul 17.00. Kedua bocah itu juga harus rela bersahabat dengan keringat, trik panas matahari, bahkan hujan dan petir. Bagi kedua bocah itu sudah menjadi ‘makanan’ sehari-hari.

Di saat orang lain sudah mandi dan wangi, mereka masih berada di hutan mengurus kambing-kambing peliharaannya. Di saat orang lain bisa bermain sepulang sekolah, kedua bocah itu tak punya pilihan selain bermain dengan kambing-kambing nya. Salah satu cara supaya bisa main ya harus nekat, tetapi resikonya tanggung sendiri. Siap-siap saja, pulang ke rumah kena marah dan gak dapat jatah makan.

Pokoknya nyesel banget kalau ngelakuin hal senekat itu, yang ada nanti malah rasa bersalah… “ Ungkap mereka. Meski demikian pahit yang mereka alami, kedua bocah tersebut tetap menikmati rutinitas yang mereka jalani. Hingga ketika mereka sudah betul-betul bisa mengembala kambing dan menjaganya, akhirnya tugas itupun dibagi dua. Mereka pake sistem selang-seling.

Si A hari ini dapat tugas mengembala kambing, esoknya Si B yang bertugas mengembala, sedangkan Si A libur. Tugas ini begitu seterusnya.

Akhirnya, mereka tumbuh dan berkeinginan untuk bisa seperti orang-orang yang sukses pada umumnya. Mereka berusaha sekeras tenaga demi masa depan, tentunya mereka ingin memiliki pendidikan yang berbeda dengan orang tua, serta kakak-kakaknya juga.

MEHIMEMADE - kata itulah yang mereka pegang hingga saat ini. Kata yang tak memiliki makna tersebut menjadi motivasi mereka untuk memperjuangkan masa depan nantinya. Meskipun anak kembar itu, saat ini harus terpisah oleh jarak dan waktu. "Allahumma sahil 'Umurana...."
   
--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme