Berawal dari sebuah pesan singkat dari Anis, aku memberanikan diri untuk menawarkan bantuan dan sekaligus mengantarkannya pulang ke rumah. Awalnya sempat ragu dan fivty-fivty, dengan ajakanku ini. Tetapi, akhirnya kepastian itu dating juga. Aku arahkan Anis untuk berangkat naik angkot dari warung pojok (warjok) dengan tujuan Tunjung Teja.

Aku pun kirim SMS ke Anis, jika sudah naik angkot dari warjok jangan lupa langusung kabari. Biar nunggu di tunjungnya lebih enak dan bisa dikira-kira. Setelah mendapat kabar dari Anis, aku langsung berangkat dari rumah. Dengan niat bismillah, aku meninggalkan rumah sore itu juga untuk bertemu dengan dara asal Rangkasbitung.

Setelah tiba di tunjung teja, aku parkirkan sepeda motor tepat di depan alfamart. Karena merasa sedikit haus, aku juga menyempatkan masuk kedalam untuk membeli sebotol minuman. Setelah beberapa tegukan minuman itu kuminum, aku kirim sms ke Anis. Sudah sampai mana sekarang Nis? Tanyaku singkat. Tak lama, sms balasan dari Anis masuk. Gak tahu udah sampe mana Kak, tapi tadi sudah lewati tulisan POLSEK Petir. Kemudian kubalas lagi pesannya. Wah sudah dekat berarti.

Setelah mengetahui posisi Anis sudah dekat, aku lebih banyak mengamati kendaraan yang lalu lalang. Terutama mencari angkot yang berwarna biru muda atau yang berwarna kuning. Kuamati terus jalan untuk memastikan mobil angkot yang lewat. Hingga tertuju kepada angkot biru muda yang datang dan berhenti tepat di depan tempatku menunggu. Aku sudah senyum dan siap menyambut kedatangan Anis. Ternyata yang turun bukan Anis, tetapi penumpang lain. Ketika itu juga aku gak ngeh jika Anis duduk di depan.

Setelah mobil jalan lagi, disitu aku baru ngeh, kalau Anis duduk di depan. Aku segera mengamati angkot tersebut dan memastikan jika yang turun di depan nanti adalah Anis. Benar saja, kulihat dari kejauhan gadis berkaca mata yang mengenakan jilbab berwarna biru dongker, sama seperti gadis yang sering kulihat di blog dan di facebook. Aku pun langsung menghidupkan motor dan menghampiri Anis yang kala itu sedang duduk di pingir jalan.

Begitu tiba di depannya, aku segera menyambut dengan ucapan “Kenapa gak turun di depan alfa tadi Nis..” sambil tanganku dirapatkan telapaknya dan kutaruh di depan dada sebagai tanda untuk mengajak salaman. Aku pun langsung mengajak Anis untuk beranjak dari tempat tersebut dan langsung menuju arah pulang.

Sewaktu di kendaraan, kami sempatkan untuk ngobrol dan Tanya jawab. Tanya jawab soal apa pun yang dapat menghidupkan suasana antara dua manusia yang kala itu baru bertemu setelah sekian lama berkenalan di dunia maya. Aku sedikit canggung dan merasa minder, sebab pengalaman dan dunia jelajahnya Anis sangat luas, sedangkan aku pengalamannya masih sedikit dan belum pernah kemana-mana.

Tapi kembali ke niat awal. Dulu aku punya azam untuk dapat bersilaturahmi dengan keluarga Anis di Rangkasbitung, terutama dengan Ibunya yang sempat ngobrol melalui chatting di facebook. Kami ngobrol layaknya teman yang sudah berkawan lama dan cukup akrab juga.

Perjalanan yang kami tempuh, rasanya tidak sampai satu jam. Berangkat dari tunjung sekitar pukul 17.50 dan menyempatkan shalat maghrib di masjid al-Ikhwan kampung Rumbut. Anis sedang libur shalat, jadi aku yang masuk masjid, Anis yang jagain motor. Setelah shalat maghrib, kami lanjutkan perjalanan. Tiba di rumah Anis pukul 18.42 jika tidak salah lihat.

Masuk ke gapura yang bertulisakan BTN Narimbang Curug Sawo. posisi rumah berada disebelah kanan, catnya berwarna kuning dan list-listnya berwarna putih. Jaraknya hanya sekitar 30 meter dari gapura atau jalan raya.

Setelah parkirin motor, dan masuk kedalam rumah anis tampak di meja makan sedang makan adiknya anis yang pertama. Adik yang kedua sedang ngaji dan ditemani suara perempuan yang begitu halus dan indah. Ketika itu aku menyangka ada yang sedang privat ngaji. tetapi akhirnya semuanya hilang setelah ingat bahwa ibu anis yang ngajari ngaji anak-anaknya sendiri sedari anis masih kecil.

Suasana ibu dan anak yang sedang belajar mengaji seolah membuatku teringat masa-masa kecil. Tak hanya itu, kehangatan keluarga Ibu Hamidah dengan anak-anaknya belum pernah aku temui di keluarga lain. Dalam hati kecilku mengatakan “pola asuh orang tua dahulu dengan masak kini memang berbeda” suasana dalam keluarga begitu hidup dan terasa terbuka antar satu sama lain.

Setelah dirasa cukup ngobrolnya, aku pun berpamitan kepada keluarga anis. Waktu menunjukan sudah pukul 19.35. kusampaikan niat dan maksud kedatanganku sekedar bersilaturahmi menyambung persaudaraan dan sekaligus mengetahui posisi rumah Anis. Jika sudah tahu, kapan-kapan bisa mampir lagi.

Aku pamitan dan bersalaman ke Kiki, Ibu, dan Anis. Ketika itu opik sedang keluar, ke rumah temannya. Aku langsung menyalakan motor dan mengucapkan terima kasih dan mohon maaf sudah merepotkan. Pesan dari keluarga Anis “hati-hati”, ucapan itu beberapa kali diulang-ulang. Setelah mengucapkan salam, aku pun meninggalkan perumahan BTN Curug Sawo secepat kilat dan dalam hitungan menit aku sudah berada di POM Mandala. Aku berhenti dan menumpang untuk menunaikan shalat Isya.

Sempat ku kabari Anis melalui SMS, setelah selesai perjalanan aku lanjutkan kembali. tiba di rumah sekitar 20.40. Demikian perjalanan hari ini yang begitu mengesankan dan memiliki banyak arti dalam hidupku ini. Aku banyak dapat banyak pelajaran dan semoga ini merupakan titik awal dalam menentukan hidup, meraih masa depan.



--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme