Hari kamis sore saya pergi ke sebuah toko buku yang cukup terkenal di Yogyakarta. Disana saya memilah dan memilih berbagai macam buku. Hingga akhirnya saya jatuh hati kepada dua buah buku. Buku yang pertama berjudul
Agility karya profesor Renald Kasali.
Dalam buku itu saya merasa terpecut habis-habisan. Tak hanya itu, dari buku itu juga saya merasa terpatri untuk berubah, untuk lebih
agile. Dalam buku ini beliau menganalogikan dua pilihan yang cukup berbeda. Memilih untuk menjadi penumpang atau menjadi sopir.
Menjadi penumpang itu lebih enak dan lebih nyaman. Tak ada tuntutan apapun, karena tujuan ia hanyalah sampai ke tempat yang ia tuju. Terkait di dalam mobil mau melakukan apa, ya terserah dirinya. Bisa tiduran, selonjoran mendengarkan music, sms, bahkan
maen game.
“Seratus kambing yang dipimpin seekor singa lebih berbahaya ketimbang seratus singa yang dipimpin oleh seekor kambing.”
Berbeda halnya dengan sang sopir yang ada di depan. Ia dituntut untuk cekatan, memiliki opsi dan alternatif jalan yang lain serta tidak boleh tiduran. Sebab resiko yang dimilikinya sangatlah besar. Resiko itulah yang ada pada seorang sopir, sehingga tak banyak yang ingin menjadi sopir.
Lebih nyaman dan tenang menjadi penumpang. Duduk di belakang, mengekor saja, terserah kepada pemimpinnya. Lebih tepatnya yaitu memilih jalan aman. Inilah kebanyakan tipe manusia yang ada di negeri ini, lebih terkesan mencari aman dan duduk diam.
Agility, sesuai dengan judulnya yaitu menuntut kita supaya cerdas dalam segala hal. Cerdas seperti pemimpin UEA yang mampu membawa kemajuan pesat seperti sekarang ini. Mereka bisa maju dan hebat sekarang ini karena punya
agility dan sadar akan persaingan.
Catatan yang paling saya ingat dalam buku ini yaitu : “
seratus kambing yang dipimpin seekor singa lebih berbahaya ketimbang seratus singa yang dipimpin oleh seekor kambing.” Demikianlah kata-kata itu saya catat dalam buku diary saya. Kata yang sungguh menginspirasi dan makna yang dalam.
Dalam buku yang satunya lagi, Self Drawing. Prof. Renald Kasali hampir sama, yaitu membombardir tentang
how to be driver not a be passanger. Mental seorang driver harus dimiliki, sebab ketika MEA di akhir tahun 2015 ini semuanya akan begitu terbuka. Jika tidak sekarang, ya kapan lagi.
Dalam buku kedua yang saya baca ini, Prof. Renald Kasali lebih detail berbicara tentang
driver personality. Menjadi
driver untuk pribadi, untuk masyarakat, dan bangsa. Ketiganya harus memiliki keterkaitan, sehingga akan mudah mengembalikan kejayaan negeri ini dari
chaos.
Dari dua buku di atas, Agility dan Self Drawing. Saya menjadi lebih sadar untuk berubah. Berubah ke arah yang lebih baik.
Change before you have to.. (berubahlah sebelum anda dipaksa untuk berubah). Demikian kata Jack Welch.
Pada halaman pertama Self Drawing, tertulis : “
Orang jujur itu mujur. Tapi jujur dan disiplon seperti sekeping koin dengan dua sisi, saling melengkapi. Karena kejujuran harus menjadi komitmen. Dan komitmen harus dibentuk oleh self discipline. Inilah modal dasar self driver.“