Bagi kampung Pancur dan sekitarnya, tentu tidak asing lagi dengan sosok pria paruhbaya ini. Selain terkenal karena kerendahan hatinya, beliau juga terkenal karena kharismanya. Kyai pemilik pesantren di kampung Nanggor, Desa Paniis, Pandeglang - Banten ini sering dipanggil dengan sebutan Abah Haji Ahmad. 

Abah Haji Ahmad memiliki sifat yang begitu santun dan tawadhu. Sifat ini selalu muncul ketika beliau ditanya seputar penanggalan awal dan akhir bulan ramadhan. Semenjak perayaan ini berbeda-beda, Abah Haji selalu dimintai fatwanya seputar penanggalan. Sebab beliau adalah ahli dalam bidang ilmu falak satu-satunya di tempat kami. 

Ketika para untusan kampung atau ustadz bertanya terkait kapan awal dan akhir bulan ramadhan beliau selalu mengatakan : "kalau dalam hitungan tanggal sekian dan sekian... yang mau ikut dengan perhitungan ini monggo tidak juga ya tidak apa-apa..." Demikian ucapan Abah Haji. 

Dalam penghitungan Abah Haji kadang sesuai dengan pemerintah bahkan tidak juga. Karena kami merasa yakin dan percaya dengan Abah Haji, biasanya mengikuti penanggalan yang beliau tentukan. Entah itu berbarengan dengan pemerintah atau tidak, tak jadi masalah bagi kami. 

Katanya Abah Haji Ahmad memiliki ilmu Laduni. selain itu juga, cerita terkait kehebatan ilmu beliau juga sempat terdengar ke telinga saya. Konon, Abah Haji itu tahu kapan kelapa yang tua itu akan jatuh dari pohonnya. Secara tidak langsung beliau mampu membaca makhluk Allah terkait masa depannya. Apakah cerita ini benar atau pun salah, allahu'alam

Dalam pandangan saya, dari penampilan yang beliau tampilkan, justru Abah Haji Ahmad lebih ke arah ilmu tasawuf. Dalam artian lebih mengutamakan ibadah ketimbang mencari dunia. Ketika dimintai untuk membantu, dengan keikhlasan, misalkan mendoakan mereka yang punya kegalauan, kehidupannya dilanda masalah, bahkan sering dimintai do'anya supaya yang bersangkutan diberikan kemudahan. 

Abah Haji tidak memiliki sifat keras, Kasar dan saklek. Meski di kampung yang beliau tempati sering mengadakan hiburan malam, rasanya beliau tetap memberikan kebebasan. Bahkan di pesantren beliau juga sering mengadakan pengajian rutin untuk para ustadz, biasanya seminggu sekali. Pengajian ini membahas kita-kitab kuning sebagai tambahan pengetahuan bagi para ustadz yang lainnya. 

Pada malam Kamis bertepatan dengan tanggal 04 Silih Syawal 1433 H atau 20 September 2012, kami digemparkan dengan wafatnya Abah Haji Ahmad bin Haji Martaja. Kami merasa kehilangan dan sedih. Karena sosok beliau selama ini menjadi penentram jiwa dan tempat bertanya kami. 

Semua ini sudah takdir Allah swt, semoga beliau mendapatkan tempat yang paling mulia di Sisi Allah. Dan semoga Allah menempatkan di tempat yang terbaik, sebagaimana atas kebaikannya kepada kami ketika di dunia ini. Amiiin. []  


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme