Dua hari sebelum acara berlangsung, saya diajak oleh teman satu angkatan dan sekaligus satu jurusan juga. Saya diajak untuk menjadi salah satu panitia acara DPPM UII yaitu MONEV (monitoring dan evaluasi) DIKTI 2013. Awalnya saya merasa blank dengan acara tersebut, sebab tidak sempat diberitahukan kegiatan acara tersebut secara rinci.

Dengan bermodalkan pengalaman sebelum-sebelumnya, saya menyanggupi ajakan tersebut. Pokoknya gak sampe kepikiran yang gimana-gimana waktu itu. Tetapi begitu tahu tugas saya adalah menemani dan membersamai salah seorang profesor dari DIKTI dan seluruh peserta yang hadir adalah para dosen plus peneliti, waktu itu nyali saya hampir saja menciut.

Tetapi dengan modal pede dan berpikir positif akhirnya saya memutuskan untuk tetap tenang, santai dan rileks. Ini adalah kesempatan, jadi sayang kalau disia-siakan. Jangankan sekelas profesor, setingkat presiden pun saya gak akan menolak tawaran ini. Saya akan menjawab why not.. kalau ditawari untuk jadi panitia lagi.

Bahkan saya merasa senang dan senyum-senyum sendiri, kala ada dosen yang sempat menyangka jika saya pegawai DIKTI. “maaf mas, acara ini sampai berapa hari..? masnya dari DIKTI ya..?” Mendapati pertanyaan itu, sebagai panitia saya jawab langsung dan kemudian saya klarifikasi. “Maaf ibu, saya masih mahasiwa UII dan hanya jadi panitia disini”. Dalam hati saya mengamininya semoga bisa jadi kenyataan.

Acara ini tak jauh berbeda dengan program kepemanduan yang seirng saya lakukan. Jadi semuanya saya nikmati dan se-enjoy mungkin berada di dalam acara tersebut. Hanya saja yang membedakannya yaitu level dan tingkatannya. Kalau biasanya mahasiswa, tapi kali ini derajatnya lebih tinggi, yaitu setingkat dosen yang sudah bergelar s2 dan s3, bahkan sudah profesor.

Biasanya yang saya pandu ialah mahasiswa baru atau mahasiswa smester dua dan tiga, bahkan sampai smester 6 (khusus mahasiswa pra KKN). Para peserta yang ikut acara sudah menerima hibah dari DIKTI dan ini bisa dikatakan sebagai laporan penelitian mereka. Kebetulan, selama dua hari ini (11-12/Nov/2013) saya ditugasi untuk membersamai Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, MP, PhD. (silakan klik siapakah beliau sesungguhnya? DISINI dan DISINI atau DISINI)

Ini kesempatan yang luar biasa dan sekligus menjadi pengalaman yang begitu istimewa bagi saya, sebab tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti ini. Alangkah senang dan bahagianya pokoknya. Jarang-jarang lho bisa duduk bareng dan ngobrol – ngobrol dengan professor langsung, seolah tanpa ada skat seperti ngobrol dengan teman ngobrol saja.

Bertemu dengan seorang profesor bagi saya sangat luar biasa, apalagi bisa mengabadikan moment itu dengan jepretan kamera. Tapi sayang, selama dua hari itu tidak ada waktu yang tepat untuk bisa mengabadikannya, ditambah lagi tidak ada kamera yang bisa digunakan. Salahsatu hal yang begitu istimewa menurut saya yiatu dapat bertemu dengan orang besar. Salah satunya ialah Profesor yang satu ini.

Sekilas dari gaya dan penampilan beliau terkesan biasa, dan sederhana. Tetapi ketika melihat prestasinya tak henti-henti saya berdecak kagu kepada beliau. Tak hanya itu, ditambah lagi dengan hadirnya para peneliti sekaligus dosen yang semuanya juga luar biasa. Ide-ide penelitiannya patut diperhitungkan, sehingga wajar didanai oleh DIKTI.

Adapun skema penelitian dosen-dosen yang di MONEV diantaranya: Unggulan Perguruan Tinggi, Disertasi Doktor, Strategis Nasional, Hibah Kompetensi, Hibah Pascasarjana, Hibah Bersaing, Fundamental, dan Dosen Pemula. Adapun jumlah keseluruhan ialah 122 orang, berasal dari Universitas Swasta yang ada di Jogja dan Jawa Tengah. Sedangkan untuk reviewer-nya yaitu Prof. Totok dari UNSOED dan Prof. Haryono dari UNNES.

Karena acara ini berlangsung dua hari, maka tugas kedua profesor tersebut me-reviw hasil penelitian pada dosen, sudah sampai tahap mana, apa saja yang sudah dilakukan dan banyak lagi pertanyaan yang lain. Jatah tiap profesor, selama satu hari yaitu sekitar 30 dosen dan hari yang kedua pun sama. Adapun untuk jatah waktu, tiap dosen diberikan waktu presentasi dan Tanya jawab maksimal 20 menit.  

Saya bersyukur bisa bertemu dengan Prof. Totok, orang hebat dan masuk kedalam 104 Inovator terbaik Indonesia. Pepatah mengatakan “kalau kita berteman dengan pedagang minyak wangi pasti ketularan wanginya….” Kalau tinggal disekeliling profesor, dosen, peneliti dan pokoknya  orang-orang hebatlah semoga ketularan pintarnya. Syukur-syukur bisa menjadi seperti mereka. Amiin []


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme