Tulisan ini ku persembahkan untuk sahabat elmunish678 yang sudah lama kita tak berjumpa, semoga kelak kita dipertemuakan ketika sudah menjadi orang sukses. Amiin
Pada suatu sore (24/02) sebelum beranjak menuju kamar mandi, sejenak ku menatap ke arah handphone nokia jadul yang ku beli tahun 2010 lalu. Ternyata ada pesan satu yang masuk, ku tekan tombol paling kiri sebelah pojok atas, ternyata setelah ku lihat SMS [Short Message Sending] tersebut dari Suci Hati, teman sekelas sekaligus satu kecamatan ketika sekolah di Madrasah Aliyah. Isi pesan itu cukup singkat kira-kira berbunyi seperti ini, “ass,, pie kabare tmen2 smua??”
Sekilas pesan itu sangat pendek, tidak terlalu bermakna atau bahkan tidak berguna sama seklai. Tetapi menurut kaca mata saya, pesan ini sangat dalam, menyimpan beribu-ribu makna yang sangat-sangat penting. Bisa saja ketika pesan itu dikirim, sang pengirim sedang merasa kesepian karena butuh teman untuk mengobrol, bercanda dan lain sebagainya.
Bahkan pasan ini dapat memiliki makna yang begitu besar ketika dua sahabat yang sduah lama tidak bertemu karena terpisah oleh jarak, kesibukan, bahkan karena sudah memiliki keluarga sendiri. Teman, ialah orang yang begitu berjasa ketika hidup ini merasa sunyi, sepi dalam keheningan, teman bisa dianggap melebihi keluarga bahkan teman dapat menggantikan posisi orang tua sendiri.
Begitu besar arti teman dalam kehidupan, tak terbayang jika ada orang yang dalam kehidupannya tidak memiliki teman. Seorang istri tak lain merupakan teman hidup bagi suaminya, yang selalu menemani dan menjadi tempat berbagi dikala susah maupun senang. Teman yang sejati adalah teman yang setia menemani apapun kondisinya, dikala senang tetap bersama dan begitu pula ketika masalah menimpa. “Mawaddatu ash-shodiqi tadzharu waqta adh-dhiqi” artinya : kecintaan seorang teman itu akan terlihat pada saat kesulitan.
Seorang teman merupakan cerminan dari temannya yang lain, pepatah yang sering kita dengar adalah “jika ingin mengetahui seseorang seperti apa dan bagaimana sifat dan kelakuannya, maka lihat saja siapa temanya.” Sudah sangat jelas, jika teman yang baik akan memberikan dampak yang baik terhadap teman yang lainnya. Tetapi jika teman itu “tidak baik” hanya akan menjerumuskan dirinya kepada hal-hal yang buruk.
Pepatah yang familiar kita dengar “berteman dengan pedagang minyak wangi otomatis akan kebagian wanginya.” Sudah bukan rahasia umum lagi jika berteman dengan berperilaku bejad/buruk tentu akan terbawa buruk, dan begitu sebliknya.
Memilih Teman
Bergaul dengan memilih teman itu harus dilakukan, karena demi kebaikan serta manfaat yang akan diperoleh nantinya. Kenapa harus milih-milih teman? Jawaban sederhananya adalah ketika kita membeli sebuah barang tentu ada proses memilah dan memilih, barang yang lebih bagus, besar, dan kualitasnya baik itu yang dipilih. Tujuan dari memilih itu adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal, tahan lama, awet dan kuat, tetapi jika asal dalam membeli tentu yang ada bisa jadi “kecolongan” dalam arti, baranganya ada yang cacat, penyok, kualitasnya tidak terjammin, dan yang jelas membuat sang pembeli merasa dikecewakan. Itulah kenapa harus selektif ketika memilih teman.
Sebetulnya, berteman itu tidak mesti memilah dan memilih, jika posisi pertahanan sudah kuat, atau dengan kata lain kita sudah betul-betul matang. Tidak akan bisa terpengaruhi oleh orang lain lagi, dalam hal ini adalah teman. Kemudain memiliki ketegasan serta komitmen yang kuat terhdapa ajakan yang menyimpang. Jika teman berbuat salah maka ia kita salahkan, dan mengatakan tindakan yang teman kita lakukan itu salah. “Qul al-haqqo walau kẩna murron”
Bukan malah karena ia teman kita, ketika ia salah tetap dibela dan kemudian malah mendukung teman yang salah akhirnya menyalahkan orang lain yang berada diposisi yang benar, justru ini yang nambah masalah.
Teman yang baik adalah yang mengajak kepada kebaikan, tetapi jika teman malah menjerumuskan dan mengajak kepada hal-hal yang tidak baik, maka sesungguhnya ia adalah musuh. “Khairu al-ashẩbi man yadulluka ‘ala al-khoiri” artinya : sebaik-baiknya teman adalah yang menunjukan kepada kebaikan.
Mendapatkan Teman
Tidak ada gading yang retak, tak ada manusia yang sempurna, kalo gak salah, istilah bahasa inggrisnya no body one is perpect. Ya, kata-kata itu paling tepat untuk diungkapkan. Mencari teman yang sempurna tentu tidak ada, walaupun dicari hingga ke ujung dunia pastilah tidak akan bertemu, karena setiap manusia memiliki sisi kelemahan dan kekurangan.
Pepatah arab mengatakan “Man tholaba akhon bilẩ ‘aibin baqiya bilẩ akhin” artinya : siapa saja yang mencari teman yang tidak bercela maka ia tidak akan mempunyai teman selamnya. Karena lantaran temannya tidak baik terus kemudian memilih untuk tidak mempunyai teman. Tentu sikap seperti ini salah, alangkah lebih baiknya jika tetap berteman, dan saling mengingatkan ketika teman melakukan kesalahan ataupun sebaliknya. “Watawa soubi al-haq..”. saling mengingatkan dalam kebenaran.
Teman yang saat ini kita miliki, jaga dan sayanghilah mereka. Sejauh jarak memisahkan, sewaktu yang memisahkan, bukanlah halangan untuk terus menjaga teman nan jauh disana. Ia merupakan keluarga, tatkala merangkai sejarah perjuangan hingga semuanya kini hanya berupa kenangan indah yang tak dapat dilupakan. Kelak ketika semuanya telah mencapai kesuksesan, semoga anak dan cucu kita kembali mengulang sejarah kita ini. Saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari kalian (elmunsih678.red). [amr]
Sumber Bacaan
Akbar Zainudin, 10 Jalan Sukses Menghidupkan Prinsip Man Jadda Wajada, Bandung: mizania. 2011