Kamis malam (08/11) tepatnya pukul 18.30 kegiatan rutin di PONPES UII telah dimulai. Acara Pengajian dan sekaligus sharing ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh santri yang tinggal di asrama. Malam ini merupakan malam yang paling berbeda dengan malam-malam yang biasanya, karena ada sesuatu yang paling beda dengan acara tersebut.

Sesuia dengan kesepakatan dan atas perintah dari pimpinan pondok yang baru Ust. Willi Ashadi S.Hi acara pada mala ini dibuat sedemikian serunya. Malam ini adalah malam pemilihan tiga kandidat calon ketua OSPP [organisasi santri pondok pesantren] UII dan disertai tanya jawab seputar visi dan misi dari setiap calon ketua OSPP ini. 

Ketiga calon ini antara lain adalah dari angkatan 2010, Ahmad sa'id, Mifathul Ulum, dan M. Iqbal Juliansyah Zen. Ketiga memiliki perbedaan karakter dan sangat menonjol, semuanya bisa nampak jelas dari kegiatannya keseharian ketika bersosialisasi tinggal di pesantren. Ahmad Sai'd misalnya, Ia sangat kental dengan latar belakang pendidikannya yaitu jurusan kimia. Ia seperti ilmuwan atau yang lebih populer di kenal denagn sebutan sainstis.

Mifatahul Ulum, Ia dikenal dengan seseorang yang suka berfikir atau lebih kepada pemikiran. Bahkan teman-teman santi memberikan gelar baginya dengan sebutan Karl Max Weber. Lain said dan lain ulum, Iqbal begitu biasa dipanggil lebih dikenal dengan seorang yang alim, religius, atau bahkan teman-teman santri memberikan laqobnya dengan sebutan habib. Hal ini dikarenakan ia lebih senang dengan hafalan qurannya dan pribadinya terkenal dengan kalem dan bersahaja.

Kajian kamis malam ini terkesan sangat ramai dan penuh celotehan, canda tawa, gojlokan, bahkan adu argumentasi secara positif. Tak lupa wejangan dari pengurus ponpes yaitu Pak Jumakir dan Ust. Willi memberikan wawasan baru. 

sebelum menyampaikan pesannya kepada santi-santri pak jum menyampaikan pepatah jawa yang sanngat familiar di teling akita "ing ngarsa sung tladha, ing madya mangun karso, tut wuri  handayani" pesan tersebut sangat besar dan begitu mendalam bagi santri. "pesan saya hanya empat mas iqbal.. kalau cocok diambil jika tidak ya sudah gak apa-apa gak usah diambil.. tegas pak Jumakir. "pemimpin itu harus bisa seperti tanah, banyu, bayu dan geni" ke empat elemen ini memiliki sifat yang berbeda dan harus ada dalam diri pemimpin (red.)

Ustad. Willi Ashadi menambahkan bahwa diri itu terbagi kepada empat bagian. Diri yang terdri, diri yang di bagi, diri yang terdari, dan diri yang sebenar-benarnya diri. Pertanyaannya adalah dimanakah dirii kita??. tak hanya itu Ustadz yang pintar bermain gitar dan mirip dengan baim ini menyampaikan makna tersirat. "Kun ma allah, wain lam takun maa allah kun maa man maa allah" tak hanya itu, beliau menambahakan "landaskanlah sesuatu apapun atas karena allah, jangan karena makhluk". 

Jika sesautu itu didasarkan kepada makhluk, ketika apa yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan maka yang ada hanyalah sakit hati, kecewa dan lain sebagainya. Tetapi jika semuanya disandarkan kepada allah teak tercapaipun gak apa-apa, kita harus sabar. tetapi jika dikabulkan maka bersyukur alhamdulilah.[]
--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme