Kekuatan terbesar dalam hidup, bukan karena memiliki kekuatan super atau pun bisa berubah bentuk menjadi manusia jagoan, seperti dalam film-film, misalnya saja superman, spiderman, batman, dan lain sebagainya. 

Hakikat dari kekuatan terbesar terdapat dalam diri manusia itu sendiri, yaitu ketika ia mampu memaafkan kesalahan orang lain. Hal ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah kepada sahabat dalam kehidupan sehari-hari.

Rasulullah saw adalah manusia biasa, sama seperti manusia yang lainnya. Hanya saja Rasulullah memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia lain, yaitu memperoleh wahyu dan mukjizat dari Allah SWT. Sebagai pemimpin umat dan manusia pilihan, Rasulullah sangat rendah hati, sederhana, dan pribadi yang sangat lembut. Salah satu teladan yang banyak dilupakan oleh umatnya adalah dalam hal memaafkan. Bagaimana Rasulullah ketika dihina, dicaci, dan diusir oleh penduduk mekah, ketika berdakwah menyampaikan risalah Allah. Tapi, Raslullah tidak pernah marah apalagi merasa dendam terhadap mereka.

Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari memang sulit dihindarkan. secara teori memaafkan sangatlah mudah, tetapi ketika kasusnya menimpa diri kita maka tersa sangat sulit untuk melakukannya. Masalah sepele saja dibesar-besarkan, merasa tidak terima, tidak puas dengan keputusan orang lain dan lain sebaginya, sehingga malah menimbulkan perasaan "gondok" dan rasa dongkol di dalam hati.

Padahal permasalahan sebesar apapun, jika kita mampu memaafkan pastilah masalah itu selesai. Tetapi sering kali yang dilakukan adalah dengan mengedepankan keegoisan masing-masing, sehingga yang timbul adalah merasa paling benar sendiri. Jika sudah timbul perasaan seperti ini, maka yang timbul selanjutnya adalah bagaimana membela diri dan mencari dalih untuk mengatakan bahwa dirinya berada pada posisi yang benar. Saya teringat dengan sebuah ungkapan seorang tokoh filsafat :
 
"Kita tidak melihat segala sesuatu apa adanya. tetapi kita melihatnya sesuai dengan persepsi kita". [Socrates]

Apa yang dikatakan oleh Socrates memang benar adanya. Dalam menghadapai masalah misalnya, tentu yang lebih dikedepankan adalah sisi egois, marah dan bla..bla..... Jika masalah itu ditanggapi dengan berbagai sudut pandang, dari berbagai sisi, tentu masalah sebesar apapun tidak akan berarti.

Misal, melihatnya dari sisi pendidikan. Masalah itu justru membuat kita tambah dewasa, mengerti dan lebih kuat bukan? dengan masalah itu justru kita bisa jadi lebih baik lagi dan terus belajar baik. Seperti pepatah yang mengatakan : Orang yang baik itu bukanlah orang yang baik hidupnya, tetapi orang yang baik ialah mereka yang mau belajar ketika mendapatkan sebuah masalah.   

Hikmah dan kunci yang saya dapatkan dari sebuah masalah yaitu, mengalah dan memaafkan. Akan tetapi sudah siapkah kita mengalah, sudah bisakah kita memaafkan? karena rasa ego yang ada di dalam diri kita masih sangat kuat, sehingga sama-sama ingin menang dan merasa benar sendiri. Meski sulit, mari kita coba dan kita lihat apa yang terjadi.....

Yogyakarta, 18/09/12


--------------------

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.

Amir Hamzah Copyright © 2009 - 2015 | Template : Yo Koffee | Design By : Designcart | Modif By : amirisme