Rendah itu berarti tidak tinggi. Atau bisa juga berarti sesuatu yang menyebabkan munculnya kata tinggi. Sebab jika tidak ada kata rendah, maka mustahil kata tinggi itu akan muncul. Rendah adalah sebuah posisi, letak keadaan atau sebuah ukuran pola geografis. "Gunung itu lebih tinggi dibandingkan bukit, sedangkan bukit lebih rendah dibandingkan gunung."
Rendah itu mengukurnya ke atas bukan ke samping. Kalau mengukurnya ke samping itu namanya pendek dan panjang. Sebetulnya ketika kita mengukur postur tubuh, itu lebih pas dan tepat menggunakan kata tinggi dan rendah. Sebab kalau menggunakan kata pendek pasangannya adalah panjang. Ini sekali lagi berbicara masalah kosakata bukan masalah ukurannya.
Rendah memiliki arti paling bawah. Jika ditambah dengan akhiran an maka berubah artinya. Apalagi jika di depannya ada kata benda yang menemaninya, sudah dipastikan bahwa benda tersebut tidak memiliki nilai (dianggap tidak memiliki harga lagi).
Misalnya 'perempuan rendahan' artinya perempuan yang biasa dan suka dimainkan atau ditukar dengan uang, Contoh yang lain, karyawan rendahan. Artinya ia bekerja di kantor, tetapi posisinya hanya sebagai office boy atau lainnya yang setara dengan itu.
Jika ditambah dengan awalan di dan akhiran an, maka siapapun yang mendapatkan kata ini tidak akan tinggal diam. Sebab siapapun, tidak rela dirinya dihina dan dijatuhkan. Direndahkan merupakan perlakuan yang semena-mena dan jelas-jelas menjatuhkan harga diri. Tak sedikit kasus mutilasi yang terjadi, hanya gara-gara direndahkan.
Kenapa manusia memiliki sifat dan kegemaran untuk men-judge seseorang. Dengan adanya judge-men-judge seolah ada pengakuan diri bahwa dirinya hebat dan tidak sebanding dengan orang lain. Padahal tidak ada yang demikian. Jelas-jelas dalam ajaran Islam yang mampu menjadikan diri kita berbeda dengan yang lainnya adalah karena ketaatan dan kepatuhan.
Ketaatan dan kepatuhan ukurannya adalah perilaku dan tindakan nyata serta disertai dengan amalan ibadah yang lainnya. Tidak peduli status kepemilikannya seperti apa, kondisi fisiknya bagaimana, ksesehariannya di mana dan dengan siapa. Indikatornya adalah melaksanakan perintah dari Allah atau tidak.
Jiak kepemilikan yang dijadikan ukuran, jelas aturannya akan lain. Rendah dan tinggi itu hanyalah ukuran untuk sebuah benda mati, jangan digunakan untuk mengukur manusia. Sebab manusia itu makhluk yang fana, tidak kekal dan akan mengalami jatah kematian. Sejatinya kita sama, dan saling mengingatkan dalam kebaikan itu lebih utama. Khairunnas anfa'uhum linnas []
#sehari300kata
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.