Salah seorang Ustadz membuka pengajian nya dengan sebuah kalimat sederhana. “Langit mendung, tandanya mau hujan”. Kemudian kalimat yang kedua “saya kuliah di universitas, maka saya akan jadi sarjana”. Kalimat yang terakhir “setiap manusia yang hidup akan mati”. Dari tiga kalimat yang dipaparkan oleh Ustadz tadi, manakah yang lebih pasti adanya?
Serentak peserta pengajian menjawab, “kalimat yang terakhir ustadz”. Lalu apakah yang sudah kita perbuat untuk mempersiapkannya, jika kita sudah meyakini bahwa kalimat yang terakhir tadi lebih pasti adanya? Tanya ustadz kepada jama’ah. Semua jama’ah pun terdiam dan suasana menjadi hening. Apakah ada yang sudah siap untuk mati? Ada yang sudah cukup amalnya untuk di akhirat kelak? Pertanyaan-pertanyaan itu tak ada seorangpun yang mampu menjawabnya.
Ilustrasi di atas adalah pengalaman pribadi penulis ketika mengikuti sebuah pengajian. Apa yang disampaikan oleh ustadz di atas begitu mengena dan mampu diresapi oleh semua jema’ah. “Cukuplah kematian, yang menjadi nasihat hidup yang paling ampuh bagi orang yang hidup….” Demikian pesan yang disampaikan oleh Ustadz ketika mengakhiri pengajian nya.
Kematian merupakan sebuah kepastian yang banyak sekali dilupakan oleh umat manusia. Untuk itu banyak dari mereka melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Disebabkan karena mereka lalai dan lupa bahwa dirinya akan bertemu dengan kematian. Karena mereka lupa, maka mereka bertindak sesuka hatinya. Padahal, ia tidak menyadari bahwa ia akan mengalami kematian entah kapanpun dan di mana pun ia berada.
“di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendati pun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh…” (QS. An-Nissa [04] : 78)
Pesan dalam al-Qur'an
Banyak ayat yang menjelaskan terkait kematian. Misalnya, "Setiap yang hidup pasti akan mengalami kematian…" ini janji allah yang begitu pasti dan tidak bisa ditentang oleh manusia. Karena semua yang ada di dunia ini sifatnya fana (tidak abadi).
“tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Al-Imran [03] : 185)
Rasulullah bersabda : "seandainya kalian tahu apa yang aku tahu, pastilah kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa." Sesuatu yang Rasulullah maksudkan ialah kematian. Sebab kematian tersebut dapat memutuskan semua kegiatan manusia yang hidup. Semua aktivitas yang semasa hidup itu dilakukan maka ketika mati kegiatan tersebut terhenti.
Bahkan semua kekayaan, rumah, hewan peliharaan, anak dan istri semuanya akan meninggalkan kita. Hanya kain kafan dan amal lah yang dapat dibawa kedalam kubur. Apabila seorang manusia meninggal, maka terputus lah semua amalnya, kecuali hanya tiga hal.
Sebagaimana hadis riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputus lah amalnya kecuali dari tiga, yakni sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak saleh yang mendoakannya”
Ikhtitam
Cukuplah kematian yang menjadi pesan ampuh bagi kita yang hidup. Sebab ketika kematian itu tiba, semuanya tak ada yang mampu membendung dan menemaninya. Semua hanya kesunyian dan yang menjadi teman disana hanya amal ketika hidup di dunia. Marilah perbanyak amal shaleh untuk menyambut kematian.
Salah satu ciri orang yang bertaqwa menurut Ali ra ialah Al-Isti’dad Li-Alyaum al-Rahiil (mempersiapkan diri untuk hari esok/hari akhirat). Nabi muhamad saw berpesan, man kana yaumuhu khairan min amsihi fahua rabihun (siap yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia adalah orang yang beruntung).
Untuk itu marilah buat hari-hari kita lebih baik dibandingkan hari-hari yang kemarin, Hari dimana kesalahan demi kesalahan sudah kita lakukan. Mari buka lembaran baru dan senantiasa meminta ampun dan bertaubat atas semua kesalahan yang pernah kita lakukan. []
--------------------
Serentak peserta pengajian menjawab, “kalimat yang terakhir ustadz”. Lalu apakah yang sudah kita perbuat untuk mempersiapkannya, jika kita sudah meyakini bahwa kalimat yang terakhir tadi lebih pasti adanya? Tanya ustadz kepada jama’ah. Semua jama’ah pun terdiam dan suasana menjadi hening. Apakah ada yang sudah siap untuk mati? Ada yang sudah cukup amalnya untuk di akhirat kelak? Pertanyaan-pertanyaan itu tak ada seorangpun yang mampu menjawabnya.
Ilustrasi di atas adalah pengalaman pribadi penulis ketika mengikuti sebuah pengajian. Apa yang disampaikan oleh ustadz di atas begitu mengena dan mampu diresapi oleh semua jema’ah. “Cukuplah kematian, yang menjadi nasihat hidup yang paling ampuh bagi orang yang hidup….” Demikian pesan yang disampaikan oleh Ustadz ketika mengakhiri pengajian nya.
Kematian merupakan sebuah kepastian yang banyak sekali dilupakan oleh umat manusia. Untuk itu banyak dari mereka melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Disebabkan karena mereka lalai dan lupa bahwa dirinya akan bertemu dengan kematian. Karena mereka lupa, maka mereka bertindak sesuka hatinya. Padahal, ia tidak menyadari bahwa ia akan mengalami kematian entah kapanpun dan di mana pun ia berada.
“di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendati pun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh…” (QS. An-Nissa [04] : 78)
Pesan dalam al-Qur'an
Banyak ayat yang menjelaskan terkait kematian. Misalnya, "Setiap yang hidup pasti akan mengalami kematian…" ini janji allah yang begitu pasti dan tidak bisa ditentang oleh manusia. Karena semua yang ada di dunia ini sifatnya fana (tidak abadi).
“tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Al-Imran [03] : 185)
Rasulullah bersabda : "seandainya kalian tahu apa yang aku tahu, pastilah kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa." Sesuatu yang Rasulullah maksudkan ialah kematian. Sebab kematian tersebut dapat memutuskan semua kegiatan manusia yang hidup. Semua aktivitas yang semasa hidup itu dilakukan maka ketika mati kegiatan tersebut terhenti.
Bahkan semua kekayaan, rumah, hewan peliharaan, anak dan istri semuanya akan meninggalkan kita. Hanya kain kafan dan amal lah yang dapat dibawa kedalam kubur. Apabila seorang manusia meninggal, maka terputus lah semua amalnya, kecuali hanya tiga hal.
Sebagaimana hadis riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputus lah amalnya kecuali dari tiga, yakni sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak saleh yang mendoakannya”
Ikhtitam
Cukuplah kematian yang menjadi pesan ampuh bagi kita yang hidup. Sebab ketika kematian itu tiba, semuanya tak ada yang mampu membendung dan menemaninya. Semua hanya kesunyian dan yang menjadi teman disana hanya amal ketika hidup di dunia. Marilah perbanyak amal shaleh untuk menyambut kematian.
Salah satu ciri orang yang bertaqwa menurut Ali ra ialah Al-Isti’dad Li-Alyaum al-Rahiil (mempersiapkan diri untuk hari esok/hari akhirat). Nabi muhamad saw berpesan, man kana yaumuhu khairan min amsihi fahua rabihun (siap yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia adalah orang yang beruntung).
Untuk itu marilah buat hari-hari kita lebih baik dibandingkan hari-hari yang kemarin, Hari dimana kesalahan demi kesalahan sudah kita lakukan. Mari buka lembaran baru dan senantiasa meminta ampun dan bertaubat atas semua kesalahan yang pernah kita lakukan. []
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.