Suatu ketika sebut saja Soleh, Ia diajak oleh teman sekelas nya untuk berenang di sungai. Tidak enak untuk menolak ajakan teman, akhirnya Soleh pun ikut berenang. Padahal Soleh tidak bisa berenang dan takut air, tetapi karena gengsi terhadap temannya, ia pun mencoba untuk memberanikan diri.
Apes bagi Soleh, belum sempat ia mempersiapkan diri untuk berenang, tiba-tiba temannya yang lain langsung mengangkat dan melemparkan Soleh ke tengah sungai yang airnya cukup deras. Di tengah kepanikan itulah ia berusaha untuk menyelamatkan diri arus sungai.
Sekuat tenaga dan sebisa mungkin semuanya ia gerakan. Sudah berapa banyak air yang ia minum dan rasa air yang tak karuan itu ia nikmati. Dengan mata merah dan wajah penuh kepanikan ia pun berteriak meminta tolong kepada teman-temannya.
Teman-temannya hanya mentertawakan di atas sana, ia tak mampu lagi untuk bergerak, badannya mulai lemah dan tak mampu melawan arus sungai. Kala itu ia pasrah dengan dirinya, dalam batinnya ia berucapa “matilah aku…”
Dalam keadaan putus asa dan tubuh yang terseret arus, akhirnya teman-temannya datang menolong. Sehingga selamatlah Soleh dari kejadian yang hampir saja merenggut nyawanya. Teman Soleh pun kaget dan mereka merasa bersalah.
Dalam kisah lain, sebut saja Heru dan Andika. Keduanya masih mahasiswa dan aktif mengikuti perkeuliahan di kampusnya. Suatu pagi mereka berangkat bersama dengan mengendarai satu motor. Sepeda motor yang mereka kendarai rupanya memiliki masalah dengan rem depan maupun belakang.
Ketika sepeda motor tersebut dipacu dengan kecepatan tinggi dan seketika itu ada mobil yang hendak berbelok, semuanya berubah panik. Tak ada yang bisa dilakukan dalam kondisi darurat tersebut. Ada dua mobil yang dihadapan mereka, bisa lolos dari mobil pertama tapi tetap tidak bisa lari darimobil yang kedua.
Dalam kondisi tersebut, Heru sebagai pengendara sepeda motor di depan, sudah pasrah jika ia harus menerima kejadian (kecelakaan) detik itu juga. Takdir berkata lain, dalam kondisi terjepit dan sesulit itu, sepeda motor yang membawa Andika berhasil ia kendalikan dan menghindari kecelakaan itu dengan sangat dramatis.
Alhamdulillah ternyata mereka selamat dari kejadian yang sekali lagi hampir merenggut nyawanya.
Jupri, sebut saja namanya begitu. Ia baru saja menghadiri keluarganya yang diwisuda. Maklum, ia bukan orang jawa, ketika mendapat tawaran untuk menghadiri wisuda salah satu keluarganya, ia pun tak mampu untuk menolaknya.
Selain untuk jalan-jalan ke jawa, Jupri juga ingin menginjakan kakinya di pulau yang paling terkenal seantero Nusantara ini. Maklum lah Jupri tidak pernah kemana-man, selama hidupnya tinggal di Lampung, paling jauh ia pernah ke Palembang.
Niat hati ingin membawa pulang pengalaman dan oleh-oleh kebanggaan nya, tiba-tiba di perjalanan pulang Jupri harus mengalami kecelakaan maut dan ia pun meninggal. Mobil yang avanza berplat BE itu secepat kilat melaju, tiba-tiba dari arah berlawanan mobil sedan dengan kecepatan tinggi langsung berada di depan mobil Jupri.
Seketika itu suara benturan antara dua benda yang sama-sama melaju kuat, begitu jelas di telinga pengendara yang berada disekitar kejadian. Mobil hancur dan semua penumpang meninggal di tempat, termasuk Jupri.
Kematian
Setiap orang memiliki jalan yang berbeda. Termasuk jalan menerima ajalnya masing-masing. (apabila ajal itu sudah ditetapkan, amak taka da seorang pun yang mampu mencegah dan mempercepatnya) Setiap yang hidup pasti akan merasakan kematian. (Setiap yang hidup pasti mengalami kematian).
Ketetapan Allah yang satu ini tidak bisa ditebak dan diprediksikan. Tidak ada manusia yang mengetahui kapan ajalnya tiba, untuk itu kita diperintahkan supaya terus dan terus beramal baik, sebab jika seketika ajal itu datang menjemput, sudah punya bekal dan persiapan.
Repot, kalau ajal datang tetapi posisi saat itu sedang dalam keadaan kotor (baca: maksiat). Tak ada jaminan yang paling baik selain amal shalih. Sesuai dengan hadits nabi jika sudah ajal menjemput terputuslah semua amalnya. Kecuali Shadaqah jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang shalih.
Untuk itu mari sama-sama kita berlomba-lomba untuk memperbanyak amal shalih dan mempersiapkan diri untuk menuju kampung hakiki dan kekal abadi; akhirat. Salah satu pengertian takwa yang dijelaskan oleh Ali ra yaitu al-isti’dad li yaum ar-rakhiil (mempersiapkan diri untuk hari yang kekal) []
--------------------
Apes bagi Soleh, belum sempat ia mempersiapkan diri untuk berenang, tiba-tiba temannya yang lain langsung mengangkat dan melemparkan Soleh ke tengah sungai yang airnya cukup deras. Di tengah kepanikan itulah ia berusaha untuk menyelamatkan diri arus sungai.
Sekuat tenaga dan sebisa mungkin semuanya ia gerakan. Sudah berapa banyak air yang ia minum dan rasa air yang tak karuan itu ia nikmati. Dengan mata merah dan wajah penuh kepanikan ia pun berteriak meminta tolong kepada teman-temannya.
Teman-temannya hanya mentertawakan di atas sana, ia tak mampu lagi untuk bergerak, badannya mulai lemah dan tak mampu melawan arus sungai. Kala itu ia pasrah dengan dirinya, dalam batinnya ia berucapa “matilah aku…”
Dalam keadaan putus asa dan tubuh yang terseret arus, akhirnya teman-temannya datang menolong. Sehingga selamatlah Soleh dari kejadian yang hampir saja merenggut nyawanya. Teman Soleh pun kaget dan mereka merasa bersalah.
Dalam kisah lain, sebut saja Heru dan Andika. Keduanya masih mahasiswa dan aktif mengikuti perkeuliahan di kampusnya. Suatu pagi mereka berangkat bersama dengan mengendarai satu motor. Sepeda motor yang mereka kendarai rupanya memiliki masalah dengan rem depan maupun belakang.
Ketika sepeda motor tersebut dipacu dengan kecepatan tinggi dan seketika itu ada mobil yang hendak berbelok, semuanya berubah panik. Tak ada yang bisa dilakukan dalam kondisi darurat tersebut. Ada dua mobil yang dihadapan mereka, bisa lolos dari mobil pertama tapi tetap tidak bisa lari darimobil yang kedua.
Dalam kondisi tersebut, Heru sebagai pengendara sepeda motor di depan, sudah pasrah jika ia harus menerima kejadian (kecelakaan) detik itu juga. Takdir berkata lain, dalam kondisi terjepit dan sesulit itu, sepeda motor yang membawa Andika berhasil ia kendalikan dan menghindari kecelakaan itu dengan sangat dramatis.
Alhamdulillah ternyata mereka selamat dari kejadian yang sekali lagi hampir merenggut nyawanya.
Jupri, sebut saja namanya begitu. Ia baru saja menghadiri keluarganya yang diwisuda. Maklum, ia bukan orang jawa, ketika mendapat tawaran untuk menghadiri wisuda salah satu keluarganya, ia pun tak mampu untuk menolaknya.
Selain untuk jalan-jalan ke jawa, Jupri juga ingin menginjakan kakinya di pulau yang paling terkenal seantero Nusantara ini. Maklum lah Jupri tidak pernah kemana-man, selama hidupnya tinggal di Lampung, paling jauh ia pernah ke Palembang.
Niat hati ingin membawa pulang pengalaman dan oleh-oleh kebanggaan nya, tiba-tiba di perjalanan pulang Jupri harus mengalami kecelakaan maut dan ia pun meninggal. Mobil yang avanza berplat BE itu secepat kilat melaju, tiba-tiba dari arah berlawanan mobil sedan dengan kecepatan tinggi langsung berada di depan mobil Jupri.
Seketika itu suara benturan antara dua benda yang sama-sama melaju kuat, begitu jelas di telinga pengendara yang berada disekitar kejadian. Mobil hancur dan semua penumpang meninggal di tempat, termasuk Jupri.
Kematian
Setiap orang memiliki jalan yang berbeda. Termasuk jalan menerima ajalnya masing-masing. (apabila ajal itu sudah ditetapkan, amak taka da seorang pun yang mampu mencegah dan mempercepatnya) Setiap yang hidup pasti akan merasakan kematian. (Setiap yang hidup pasti mengalami kematian).
Ketetapan Allah yang satu ini tidak bisa ditebak dan diprediksikan. Tidak ada manusia yang mengetahui kapan ajalnya tiba, untuk itu kita diperintahkan supaya terus dan terus beramal baik, sebab jika seketika ajal itu datang menjemput, sudah punya bekal dan persiapan.
Repot, kalau ajal datang tetapi posisi saat itu sedang dalam keadaan kotor (baca: maksiat). Tak ada jaminan yang paling baik selain amal shalih. Sesuai dengan hadits nabi jika sudah ajal menjemput terputuslah semua amalnya. Kecuali Shadaqah jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang shalih.
Untuk itu mari sama-sama kita berlomba-lomba untuk memperbanyak amal shalih dan mempersiapkan diri untuk menuju kampung hakiki dan kekal abadi; akhirat. Salah satu pengertian takwa yang dijelaskan oleh Ali ra yaitu al-isti’dad li yaum ar-rakhiil (mempersiapkan diri untuk hari yang kekal) []
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.