Dunia maya adalah sebuah tempat yang kini dijadikan media untuk berekspresi. Dari usia balita hingga orang tua, tentu tidak asing dengan jejaring sosial yang bernama facebook, twitter dan lain-lain. Ditambah lagi, aplikasi tersebut sudah masuk dan dapat digunakan di perangkat seluler. Maka kini budaya itu semakin diminati dan mewabah di masyarakat.
Dari beberapa pengamatan, ada beberapa perubahan sikap dan gaya hidup. Terutama bagi mereka sebelum mengenal dunia maya dan sesudah mengenal dunia maya. Alay, inilah sebuah kosakata baru yang dimaksudkan bagi mereka yang memiliki sikap yang berlebihan ketika di dunia maya. Entah itu sering update status yang gak jelas, sedikit-sedikit nulis status, mau ngapain pasti update status.
Bahkan, yang paling bisa ditebak pemilik akun facebook itu alay atau tidak, bisa dilihat dari namanya. Jika nama yang ia tulis bukan nama asli atau ada tambahan/perubahan huruf (misal, huruf “S” diganti jadi huruf “C”). Sebagai contoh, nama aslinya Riska Andayani berubah menjadi RiecehaAnreayuanieclalubiza.. (ini dapat asal ngarang).
Kalau ada yang namanya aneh seperti ini, bisa dipastikan ia anak alay. Sebetulnya alay itu lebih kepada pendatang baru, tepatnya adalah orang yang baru kenal dengan dunia maya. Sehingga terpengaruh teman-teman yang lain akhirnya ikut-ikutan. Nah, yang seperti ini salah/kurang baik dan harus diluruskan.
Jika tidak diluruskan akan berakibat fatal. Maka akan lahir generasi-generasi yang terbiasa menggunakan facebook sebagai tempat berekspresi secara berlebihan. Seperti yang saya sampaikan di awal, yaitu update status yang tidak bermanfaat, asal-asalan dan bahkan keburukan atau aib sendiri yang ditulis.
Jika ingin curhat, silakan gunakan tempat yang lain. Jangan di facebook. Sebab tidak menghasilkan sebuah solusi, tetapi malah memunculkan masalah baru. Curhat itu seharusnya dan idealnya kepada orang yang kita anggap bisa memberikan solusi, sehingga permasalahan itu terselesaikan. Tetapi kalau di facebook malah kemana-mana, apalagi yang komentar asal-asalan.
Saya lebih sepakat jika facebook digunakan sebagai sarana untuk menyebar kebaikan. Jika kebaikan itu dibaca oleh orang banyak tentu akan memberikan pahala juga dong. Tetapi kalau sebaliknya, yang disebarin adalah keburukan, berarti secara tidak langsung kita juga sudah menyebarkan keburukan, ini berbahaya. Berarti mulai hari ini, dan detik ini, yuk gunakan facebook sebagai ladang amal kebaikan untuk bekal kita kelak.
Bagi para pendidik, setidaknya bisa berpesan kepada siswa-siswi untuk menyampaikan ini. Sebab peran pendidik tidak hanya mengontrol di sekolah, tetapi mampu mengontrol di luar sekolah. Itulah kenapa tugas pendidik itu sangat mulia, dan begitu berat. Untuk mengawali ini, tentu harus dimulai dari sendiri, setelah itu baru ke orang lain.
Ingat rumus 3M yang disampaikan oleh Aa Gym. Mulai dari hal terkecil, Mulai dari diri sendiri dan Mulai dari sekarang juga. Semoga bermanfaat [/Zah]
--------------------
Dari beberapa pengamatan, ada beberapa perubahan sikap dan gaya hidup. Terutama bagi mereka sebelum mengenal dunia maya dan sesudah mengenal dunia maya. Alay, inilah sebuah kosakata baru yang dimaksudkan bagi mereka yang memiliki sikap yang berlebihan ketika di dunia maya. Entah itu sering update status yang gak jelas, sedikit-sedikit nulis status, mau ngapain pasti update status.
Bahkan, yang paling bisa ditebak pemilik akun facebook itu alay atau tidak, bisa dilihat dari namanya. Jika nama yang ia tulis bukan nama asli atau ada tambahan/perubahan huruf (misal, huruf “S” diganti jadi huruf “C”). Sebagai contoh, nama aslinya Riska Andayani berubah menjadi RiecehaAnreayuanieclalubiza.. (ini dapat asal ngarang).
Kalau ada yang namanya aneh seperti ini, bisa dipastikan ia anak alay. Sebetulnya alay itu lebih kepada pendatang baru, tepatnya adalah orang yang baru kenal dengan dunia maya. Sehingga terpengaruh teman-teman yang lain akhirnya ikut-ikutan. Nah, yang seperti ini salah/kurang baik dan harus diluruskan.
Jika tidak diluruskan akan berakibat fatal. Maka akan lahir generasi-generasi yang terbiasa menggunakan facebook sebagai tempat berekspresi secara berlebihan. Seperti yang saya sampaikan di awal, yaitu update status yang tidak bermanfaat, asal-asalan dan bahkan keburukan atau aib sendiri yang ditulis.
Jika ingin curhat, silakan gunakan tempat yang lain. Jangan di facebook. Sebab tidak menghasilkan sebuah solusi, tetapi malah memunculkan masalah baru. Curhat itu seharusnya dan idealnya kepada orang yang kita anggap bisa memberikan solusi, sehingga permasalahan itu terselesaikan. Tetapi kalau di facebook malah kemana-mana, apalagi yang komentar asal-asalan.
Saya lebih sepakat jika facebook digunakan sebagai sarana untuk menyebar kebaikan. Jika kebaikan itu dibaca oleh orang banyak tentu akan memberikan pahala juga dong. Tetapi kalau sebaliknya, yang disebarin adalah keburukan, berarti secara tidak langsung kita juga sudah menyebarkan keburukan, ini berbahaya. Berarti mulai hari ini, dan detik ini, yuk gunakan facebook sebagai ladang amal kebaikan untuk bekal kita kelak.
Bagi para pendidik, setidaknya bisa berpesan kepada siswa-siswi untuk menyampaikan ini. Sebab peran pendidik tidak hanya mengontrol di sekolah, tetapi mampu mengontrol di luar sekolah. Itulah kenapa tugas pendidik itu sangat mulia, dan begitu berat. Untuk mengawali ini, tentu harus dimulai dari sendiri, setelah itu baru ke orang lain.
Ingat rumus 3M yang disampaikan oleh Aa Gym. Mulai dari hal terkecil, Mulai dari diri sendiri dan Mulai dari sekarang juga. Semoga bermanfaat [/Zah]
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.