Berawal ketika menemani Asep Budianto untuk mencari projektor/infocus guna mendukung acara yang akan kami adakan, saya harus menginap di Serang. Akhirnya merasa senang plus bahagia, bisa mencicipi kemegahan kampus nomer satu, dan kebanggaan di kota Serang ini.
Setelah Makan sore di Jln. KH. Abd. Fatah Hasan, Ciceri, Bunderan Serang, tepatnya di Rumah Makan Ayam Tulang Lunak, kami melanjutkan perjalanan ke Masijid Al-Munawaroh, yang tepat berada di pinggir jalan, dan suara kendaraan menjadi hiburan tersendiri sore itu.
Selesai menunaikan shalat Ashar, kami mulai melanjutkan perjalanan ke Careefour. Karena tidak ada, maka kami memutuskan untuk ke Ramayana Serang saja. Setelah tanya-tanya harga kami pun pulang dan sekaligus mampir ke toko elektorinik yang ada di Ciceri, Meski sudah masuk waktu magrib kami masih tanya-tanya harga, ketika sudah merasa cukup kami menuju mesjid yang berada di komplek Ciceri, untuk shalat Magrib.
Selesai sholat, kami harus melanjutkan perjalanan. Meskipun perjalanan pada waktu itu ditemani gerimis dan mengharuskan kami segera mempercepat langkah untuk mencari tempat yang teduh. Sambil menunggu mobil angkot ke arah terminal Pakupatan, kami isi dengan mengorol untuk mengusir rasa dingin disertai basah karena gerimis yang turun.
Begitu angkot tiba, perasaan saya mulai lega. Begitu turun dari angkot kami melanjutkan perjalanan kembali dan perjalanan itu berhenti di sebuah rumah yang terletak di perumahan komplek UNTIRTA. Rumah yang kosong karena ditinggal liburan oleh para penghuninya cukup sederhana dan bersih. Kata Asep rumah itu dihuni oleh 6 orang, salah satunya dirinya sendiri. Kelima sahabatnya sedang libur dan sedang berada di rumahnya masing-masing.
Selesai sholat Isya kami ngobrol dan diskusi mengenai projektor/infocus, terkait mana yang lebih baik dan lebih bagus. Disela-sela diskusi itu juga kami asyik menyaksikan televisi yang berada di ruang tengah. Tak terasa kami pun sudah berada di alam mimpi, dan terbangun untuk menunaikan shalat Subuh.
Esok paginya setelah mandi dan rapi-rapi, saya menemani Asep ke kampus. Setelah sarapan pagi di kantin dan menemani ngobrol dengan teman-temannya, saya memutuskan untuk berpisah dengan Asep dan memilih Mesjid Sheikh Nawawi Albantani sebagai pilihan. Selesai menunaikan rukuk dan sujud pagi itu saya memilih berkeliling kampus saja, karena dirasa cukup saya kembali ke mesjid.
Mesjid yang dihiasi kaligrafi di ujung-ujung dinding atasnya memberikan suasana kedamaian. Ukiran kaligrafi yang menggunakan warna hijau pucat atau kuning pucat (kalau tidak salah) itu menghidupkan suasana mesjid yang berada tepat di depan gerbang kampus.
Sambil menunggu waktu dzuhur tiba, saya menyempatkan menghafal beberapa ayat al-Quran dan mengulang-ulangnya supaya lebih tertancap dalam hati. Waktu itu saya mengambil posisi di pojok shaf paling depan sebelah kanan, karena pada waktu itu ada sebuah al-Quran yang ditaruh di jendela, entah sengaja atau tertinggal. Meski hanya empat ayat, semoga hafalan ini bermanfaat.
Begitu waktu Dzuhur tiba, para jemaah memasuki masjid dan kami melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Setelah merasa cukup dan tidak ada lagi kegiatan yang bisa dilakukan di dalam mesjid, saya memutuskan untuk keluar dan membeli koran. Kala itu Asep mengirimkan pesan SMS, isinya yaitu mengajak makan siang, tawaran itu saya iyakan dengan segera.
Selesai makan siang dengan nasi padang di depan SD Untirta (kalau tidak salah) kami pun berpisah. Saya memilih untuk pulang ke rumah, dan Asep kembali ke kostannya. "Setelah ashar nanti mau ke tempat les.." kata Asep sebelum berpisah siang itu. []
--------------------
Setelah Makan sore di Jln. KH. Abd. Fatah Hasan, Ciceri, Bunderan Serang, tepatnya di Rumah Makan Ayam Tulang Lunak, kami melanjutkan perjalanan ke Masijid Al-Munawaroh, yang tepat berada di pinggir jalan, dan suara kendaraan menjadi hiburan tersendiri sore itu.
Selesai menunaikan shalat Ashar, kami mulai melanjutkan perjalanan ke Careefour. Karena tidak ada, maka kami memutuskan untuk ke Ramayana Serang saja. Setelah tanya-tanya harga kami pun pulang dan sekaligus mampir ke toko elektorinik yang ada di Ciceri, Meski sudah masuk waktu magrib kami masih tanya-tanya harga, ketika sudah merasa cukup kami menuju mesjid yang berada di komplek Ciceri, untuk shalat Magrib.
Selesai sholat, kami harus melanjutkan perjalanan. Meskipun perjalanan pada waktu itu ditemani gerimis dan mengharuskan kami segera mempercepat langkah untuk mencari tempat yang teduh. Sambil menunggu mobil angkot ke arah terminal Pakupatan, kami isi dengan mengorol untuk mengusir rasa dingin disertai basah karena gerimis yang turun.
Begitu angkot tiba, perasaan saya mulai lega. Begitu turun dari angkot kami melanjutkan perjalanan kembali dan perjalanan itu berhenti di sebuah rumah yang terletak di perumahan komplek UNTIRTA. Rumah yang kosong karena ditinggal liburan oleh para penghuninya cukup sederhana dan bersih. Kata Asep rumah itu dihuni oleh 6 orang, salah satunya dirinya sendiri. Kelima sahabatnya sedang libur dan sedang berada di rumahnya masing-masing.
Selesai sholat Isya kami ngobrol dan diskusi mengenai projektor/infocus, terkait mana yang lebih baik dan lebih bagus. Disela-sela diskusi itu juga kami asyik menyaksikan televisi yang berada di ruang tengah. Tak terasa kami pun sudah berada di alam mimpi, dan terbangun untuk menunaikan shalat Subuh.
Esok paginya setelah mandi dan rapi-rapi, saya menemani Asep ke kampus. Setelah sarapan pagi di kantin dan menemani ngobrol dengan teman-temannya, saya memutuskan untuk berpisah dengan Asep dan memilih Mesjid Sheikh Nawawi Albantani sebagai pilihan. Selesai menunaikan rukuk dan sujud pagi itu saya memilih berkeliling kampus saja, karena dirasa cukup saya kembali ke mesjid.
Mesjid yang dihiasi kaligrafi di ujung-ujung dinding atasnya memberikan suasana kedamaian. Ukiran kaligrafi yang menggunakan warna hijau pucat atau kuning pucat (kalau tidak salah) itu menghidupkan suasana mesjid yang berada tepat di depan gerbang kampus.
Sambil menunggu waktu dzuhur tiba, saya menyempatkan menghafal beberapa ayat al-Quran dan mengulang-ulangnya supaya lebih tertancap dalam hati. Waktu itu saya mengambil posisi di pojok shaf paling depan sebelah kanan, karena pada waktu itu ada sebuah al-Quran yang ditaruh di jendela, entah sengaja atau tertinggal. Meski hanya empat ayat, semoga hafalan ini bermanfaat.
Begitu waktu Dzuhur tiba, para jemaah memasuki masjid dan kami melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Setelah merasa cukup dan tidak ada lagi kegiatan yang bisa dilakukan di dalam mesjid, saya memutuskan untuk keluar dan membeli koran. Kala itu Asep mengirimkan pesan SMS, isinya yaitu mengajak makan siang, tawaran itu saya iyakan dengan segera.
Selesai makan siang dengan nasi padang di depan SD Untirta (kalau tidak salah) kami pun berpisah. Saya memilih untuk pulang ke rumah, dan Asep kembali ke kostannya. "Setelah ashar nanti mau ke tempat les.." kata Asep sebelum berpisah siang itu. []
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana ini. Jangan lupa, biar cakep dan cantik silakan ninggalin satu atau dua patah kata. Apa pun komennya boleh, yang penting sopan dan tdk promosi.